Dalam kurang lebih satu minggu
hingga pagi tadi, perasaan cemas tak karuan terus menghinggapi. Setiap orang
pasti bisa menyadari itu, kecemasan tak bisa ditutupi dari raut wajah ini.
Tiga hari menjelang hari-H, tidur
menjadi sulit, nafsu makan menurun, dan mengajar pun jadi sering tidak fokus. Menyadari
bahwa banyak sekali kekurangan yang disebabkan karean kecerobohan membuatku
semakin panas dingin tak karuan, apalagi dengan mengingat tipe penguji yang
katanya ini dan itu. Semakin mules rasanya.
Namun, 10 jam yang lalu, suatu
kemudahan dan kemurahan dilimpahkan kepada diriku. Selancar itu, seenteng itu,
seringan itu. Allah Maha Baik. Maha Pemurah. Sungguh misterius. Tak sedikit pun
bayang-bayang mengerikan yang jadi akhirnya menjadi kenyataan. Justru yang
terjadi adalah kebalikannya.
Jika mau diingat-ingat, sungguh
rasanya mungkin ini adalah berkah yang diberikan dari Allah atas usaha-usahaku
yang entahlah dalam hal apa. Kadang aku menyadari, bahwa sesungguhnya Allah
seringkali memberikan balasan bagi amal baik tanpa diduga sumbernya. Bisa jadi
ketika kita menolong seseorang, balasan kebaikan yang kita dapatkan bukan dari
ditololong orang lain, akan tetapi bisa dalam bentuk kebaikan lainnya bagi diri
kita yang datang dari arah mana saja.
Pada intinya, saya sangat merasa
diberikan keberuntungan pada hari ini. Dimana semesta seperti berkerja sama
menciptakan suatu kondisi yang membuat saya diuntungkan. Allah menjawab doa
saya dan doa dari orang-orang sekitar saya. Kemudahan itu saya dapatkan tidak
lain karena dukungan orang-orang yang percaya pada saya ketika saya sama sekali
merasa tidak berdaya.
Sesungguhnya, perjalanan hingga
ke titik ini adalah suatu terapi bagi saya untuk berdamai dengan diri saya
sendiri. Rasa cemas yang berlebihan dan rendah diri yang begitu parah menjadi
tantangan paing berat yang saya hadapi selama ini. Membuat saya seringkali
tidak maksimal dalam melakukan sesuatu.
Bagaimana akhirnya saya beberapa
kali membongkar mind-set dan menyusun
ulang kerangka pemikiran dari dasar satu persatu, akan tetapi seringkali hancur
kembali dikarenakan satu dan dua hal. Bagaimana akhirnya mulai mengerti bedanya
reasonable confident dengan sombong.
Bagaimana akhirnya mengerti bahwa sesungguhnya manusia hanyalah bisa berusaha dan Allah yang menentukan. Bagaimana akhirnya paham bahwa kemampuan manusia amat sangat
terbatas dalam mengatur apa yang akan terjadi dikemudian hari dalam hidupnya,
sekeras-keras apapun berusaha, serapi-rapi apapun merencanakan, sesungguhnya
faktor kehendak Allah adalah penentu segalannya.
Sesungguhnya sekecil apapun usaha
tidak akan meninggalkanmu tanpa hasil. Percayalah mungkin tidak dalam bentuk
yang kamu harapkan, tapi pasti diberikan hasil yang terbaik. Emas dalam bentuk
cincin dan kalung adalah sama-sama perhiasan logam mulia. Perbedaan bentuk
tetap menjadikan kedua benda itu merupakan benda yang berharga.
Terima kasih atas hari ini.
Salah satu bukti nyata bahwa
Allah tak pernah meninggalkan hamba-Nya yang berharap.
Salah satu buki bahwa jika Allah
berkehendak, maka apapun bisa terjadi.
Yogyakarta, H+11 jam sidang pendadaran.
Alhamdulillah unofficially bachelor degree of science.
Let’s enjoy the revision J