Assalamualaikum warrohmatullahi waborrokatuh…
Pada tulisan kali ini, saya ingin membagi pengalaman saya
ketika menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang disediakan oleh
BPJS Kesehatan. Ceritanya bermula dari masalah nyeri semenjak tahun 2015 yang
saya derita. Hal ini disebabkan oleh gigi geraham bungsu sebelah kiri yang
membandel. Jadi, gigi geraham bungsu saya itu tumbuhnya hampir normal, tidak
miring, tidak telentang, tapi tumbuhnya tidak sesuai jalur. Kalau dilihat
barisan gigi yang lain, gigi geraham ini keluar dari barisan, sehingga mendesak
gusi dan menyebabkan menjadi sering bengkak dan radang.
Kondisi paling parah yang pernah saya alami adalah di
bulan Juni tahun 2017. Saking bengkaknya gusi saya, saya hanya bisa membuka
mulut sebesar jari kelingking. Sakitnya bukan main, jadi susah tidur dan makan.
Semenjak itu, saya menjadi lebih berhati-hati kalau mengunyah dengan gigi geraham
kiri agar tidak membebani gusi. Sayangnya, malasah radang dan bengkak itu
memang sering datang dan pergi sampai sekarang, bulan Maret 2018.
Kekhawatiran akan munculnya radang yang lebih parah
emmbuat saya memberanikan diri untuk mencabut saja gigi geraham bungsu ini.
Kebetulan karena sudah mengantongi KIS, jadinya kenapa tidak dimanfaatkan saja.
Dari beberapa info yang saya tau, kalau pakai biaya sendiri, operasi kecil
cabut satu gigi bisa menghabiskan biaya 2 juta ke atas. Sangat meringankan bukan
kalau bisa gratis dengan menggunakan jaminan KIS.
Mari saya mulai menjelaskan proses yang saya alami secara pribadi. Untuk
mengingatkan, proses yang saya alami mungkin tidak sama dengan proses yang
kalian alami atau akan alami. Jadi ambil saja pelajaran yang perlu dan jangan
terlalu mengharapkan akan sama persis. Prosesnya saya jelaskan secara
kronologis ya…
1. Mendatangi FASKES 1
Urutan
pertamanya adalah mendatangi faskes 1 yang sudah terdaftar untuk peserta
bersangkutan. Faskes 1 saya adalah Klinik Korpagama UGM. Saya tinggal di
sekitar UGM, jadi Klinik tersebut adalah kilinik terdekat dengan rumah. Cukup
membawa KIS dan mendaftar. Saya langsung ke klinik dan mendaftar untuk periksa
ke Poli Gigi.
Saat
menemui dokter gigi, saya langsung menceritakan keluhan saya. Oh ya, untuk
catatan, disini saya sudah membawa hasil x-ray panorama gigi. Hasil x-ray ini
sudah saya miliki semenjak Juli 2017 yang waktu itu untuk kebutuhan mencabut
gigi graham atas sebelah kanan. Karena saya bawa menjadi mudah bagi dokter
tersebut untuk melihat kondisi gigi graham bungsu saya. Dokternya sudah tau
bahwa untuk pencabutan graham bungsu yang abnormal membutuhkan operasi kecil.
Dan operasi kecil merupakan ranahnya dokter spesialis bedah mulut, sehingga
dokter tersebut langsung memberikan saya rujukan. Suster yang mendampingi
menanyakan kepada saya mau dirujuk kemana? Ke RSA UGM atau kemana? Saya
menjawab dengan mantap ke Panti Rapih aja, Mbak. Why? Karena sebelumnya saya
sudah survey dengan berselencar di blog dan mendapatkan bocoran kalau ada
dokter spesialis disana yang recommended. Lagipula dekat dengan rumah dan
jadwal prakteknya tersedia banyak.
Selain diberi rujukan, saya juga diberi
resep obat, karena kondisi gigi yang maih sakit dan gusi yang masih sedikit
radang. Obat yang diberikan ke saya adalah antibiotic amoxylin, obat pereda
radang dan paracetamol untuk meredakan demam dan pusing. Obat tersebut untuk 4
hari.
Jadi yang saya dapatkan
dari faskes 1 adalah:
-
surat rujukan yang ditujukan kepada panti rapih yang
belaku selama 1 bulan
-
obat-obatan untuk pereda radang dan pencegah infeksi
Note: Surat rujukan itu nanti terdiri dari
1 lembar dengan 2 bagian yang berisi ‘Surat rujukan’ dan ‘surat rujukan balik’.
Surat rujukan itu yang nanti diserahkan ke RS rujukan dan sura rujukan balik
adalah surat yang diisi oleh RS rujukan yang diberikan kembali ke faskes 1 yang
memberi rujukan. Jadi, jangan sampai hilang dan jangan lupa dikembalikan ke
faskes 1, ya.
2. Pergi ke Rumah Sakit rujukan
Panti rapih mempunyai prosedur yang bisa memesan
nomor antrian lewat telepon. Jadi, waktu itu saya memesan jadwal periksa ke
drg. Agus Sri Gunarto, Sp. BM,. Dapet nomor urutan 21, dan dianjurkan datang
pukul 12. Dokter Agus praktek dari pukul 8 pagi sampai 1 siang. Saya termasuk
dapat antrian bontot.
Nah
info penting disini, bagi pengguna KIS BPJS, sangat dianjurkan datang 2 jam
sebelum waktu periksa. Karena nanti kita harus mengantri lagi ke bagian khusus
pasien BPJS untuk pendataan dan menyerahkan surat rujukan. Dokumen yang harus
dibawa adalah fotocopy kartu BPJS dan surat rujukan asli.
Akhirnya pada hari yang sudah
dijadwalkan saya datang ke Panti Rapih pukul 9.45 pagi. Langung mencetak nomor
antrian di mesin dekat pintu masuk dan pergi menuju ruang pasien BPJS. Lalu
saya mengambil nomor antrian di mesin dan ternyata… Yak, saya datang dan
langsung dipanggil nomor antriannya ke CS. Saya tidak mengantri! Lalu, oleh CS
saya diminta menyerahkan FC KIS BPJS dan surat rujukan dari faskes 1. Surat
rujukan dari faskes 1 dicap oleh petugas tersebut dan dikembalikan ke saya dan
saya juga diingatkan untuk mengingatkan dokter mengisi surat rujukan balik.
Setelah urusan BPJS selesai saya
langsung menuju poli gigi drg. Agus dan memberikan nomor antrian ke ruangan
tersebut. Saya sudah menunggu di depan ruangan semenjak pukul 10.00, karena
saya males pulang jadi saya nunggu aja, sedihnya baru dipanggil pukul 13.00.
Pemeriksaan:
Setelah saya masuk ke poli gigi, langsung menjabarkan apa keperluannya,
menunjukan hasil x-ray dan ternyata tidak bisa dilakukan pencabutan saat itu
juga. Sepertinya memang aturan disana untuk bedah kecil tidak bisa dilakukan
langsung, tapi harus mengantri lagi. Jadilah saya mendapatkan jadwal minggu
depannya lagi. Ohya, untuk wanita, operasi sebaiknya jangan dilakukan saat
menstruasi, suster pun menyarankan begitu, mungkin supaya tidak lemas.
Setelah dari situ, saya diminta langsung diminta mendaftar untuk minggu
depan dan saya dibelaki surat rujukan balik yang sudah diisi. Langsung saya ke
bagian pendaftaran dan mendapatkan Surat keterangan dokter dan nomor antrian.
Saya dapat nomor antrian 1 untuk hari itu, Jadwal prakter Drg. Agus minggu
depan adalah jam 8:00. Saya berencana datang ke RS Panti Rapih paling lama
pukul 07:00, karena saya perlu mengantri lagi di bagian layanan BPJS.
3. Hari tindakan
Saya datang ke Panti Rapih pukul 07:15, langsung saja saya mengambil
antrian ke layanan BPJS karena sebelumnya sudah mencetak nomor antrian dokter
seminggu sebelumnya. Saya dapat nomor antrian 2068, cukup buat cemas karena
saat itu masih antrian 2006. Saya khawatir dipanggilnya lebih dari jam 8,
berarti lewat dari jam saya periksa. Tapi sebenarnya, jadwal periksa dokter itu
tidak selalu tepat waktu, sih, seringnya mundur, di kertas nomor antrian saja,
tertera bahwa saya nomor antrian 001, dilayani dari pukul 08:00 -09:00.
Saya akhirnya menunggu, sambil mengantri memfotocopy kartu bpjs.
Ternyata menunggu antriannya tidak lama loh, saya dipanggil pukul 7:59, itu
berarti saya hanya menunggu selama 41 menit untuk mengantri 62 nomor. Loket nya
ada 4, dan pegawainya cekatan dalam melayani sehingga walaupun pasien yang
antri banyak tetapi layanannya cepat.
Setelah itu saya langsung ke ruangan dokter gigi dan menyerahkan
berkas-berkas yang sudah saya terima dari layanan BPJS. Mulai menunggu pukul
08:05, dokternya baru datang sekitar 20 menit kemudian, saya dipanggil masuk
pukul 08:35.
4. Tindakan Operasi Kecil
Saya
diminta duduk di kursi periksa tidak lama setelah saya masuk, setelah itu saya
masih menunggu sebentar, ditanyakan tanggal lahir, riwayat penyakit, ada alergi
obat atau tidak, lalu dicek tensi darah dan dikasih gelang pasien. Berselang 5
menit kemudian dokternya mulai menindak saya dengan menyuntikan obat bius,
nyeri sedikit aja saat disuntik.
Setelah
disuntik, saya diminta mengisi formulir ‘Persetujuan Tindakan Dokter’, lalu
dikasih map kuning berisi resep dan diminta menyerahkan dulu ke bagian farmasi
setelah itu mengambil nomor antrian dan kembali lagi meunggu di depan ruang
periksa. Saat itu obat bius sudah bekerja, mulut bagian kiri saya rasanya kebas
dan kelu. Berbicara sedikit susah, menelan juga susah.
Tidak
lama, saya dipanggil masuk lagi. Tindakan pun dimulai, mata saya ditutup dan
dokter menanyakan apakah masih terasa sakit, saya bilang tidak. Lalu pergulatan
si dokter dengan si gigi pun dimulai, untuk menekan rasa risih, saya sibuk
membaca ayat-ayat pendek dalam hati, sekalian memperlancar hafalan dan sambil
menyenandungkan lagu-lagu dalam hati. Enak sekali suasana di kamar periksa,
terdengar lagu-lagu jadul seperti lagunya Ari lasso di ruangan periksa. Selain
itu perawat dan dokternya juga ramah-ramah. Atmosfernya santai, jadi pasien
juga kebawa santai.
Operasi
berakhir sekitar pukul 09:20, setelah selesai tensi saya dicek lagi dan
ditanyakan apakah pusing atau tidak? Saya merasa baik-baik saja. Sakit juga
tidak. Suster menerangkan ke saya instruksi apa saja yang harus dilakukan pasca
operasi. Ini foto instruksinya:
Setelah
itu saya langsung mengambil obat dan kebetulan obat saya sudah siap. Sekarang
saya sudah tau mengapa saya diminta mengantrikan obat lebih dulu, karena tidak
lama setelah operasi, rasa sakit mulai datang, saya mulai pusing. Pantas saja
sebelum operasi disuruh makan, ternyata memang setelah operasi butuh langsung
meminum obat, yang salah satunya mengandung obat pereda rasa sakit. Langsung
saja saya minum obatnya dan saya duduk-duduk dulu di rumah sakit selama
setengah jam untuk menunggu obat bekerja.
Saya
sarankan, saat mau operasi untuk mempertimbangkan jangan pergi sendiri, tiap
orang beda-beda reaksinya, amannya sih pakai ojek atau ada yang nganter,
jaga-jaga kalau saja sesudah operasi menjadi lemas mungkin efek obat bius atau
yang lain.
Setelah operasi, kita juga diminta untuk
ke pendaftaran mengambil surat lagi. Untuk saya, saya mendapatkan surat
‘Pengiriman Penderita’, karena saya berhalangan untuk datang lagi seminggu
kemudian ke RS Panti Rapih untuk pencabutan benang operasi, jadi saya minta
surat pengantar untuk dapat dicabut benangnya di tempat lain dan ini tidak
menggunakan KIS BPJS. Kecuali kalau sudah tau mau di dokter mana atau di rumah
sakit mana kita minta dirujuk dan sudahn pasti tempat kita dirujuk menerima
pasien pengguna KIS BPJS. Selain itu saya juga diberikan surat ‘Keterangan
Dokter’, yang dapat digunakan kembali ke dokter gigi di Panti Rapih untuk
mencabut benangnya, jika saya masih di Jogja.
5. Pasca Operasi
Pasca
operasi yang saya rasakan adalah mulai sakit lagi 4 jam setelah minum obat
terakhir, saya tahan-tahan saja. Sambil saya makan es krim dan kompres pakai es
dibagian pipi kiri. Memang dianjurkan untuk makan dan minum yang dingin pasca
operasi. Pendarahan masih sedikit-sedikit. Mulut agak susah dibuka dan
berbicara pun sedikit sakit. Tapi, secara keseluruhan sih menurut saya tidak
begitu menyusahkan. Bicara aja agak dikurangin agar tidak sering membuka mulut yang
dapat menyebabkan bekas operasi berdarah.
Setelah 24 jam operasi, saat bangun pagi
saya menyadari terjadi pembengkakan. Tapi sudah tidak terasa sakit sama sekali.
Kalau mulut dipakai banyak bicara memang terasa sedikit berdarah, wajar sih,
karena masih luka.
Yak, sekian kisah saya dari awal sampai akhir operasi
kecil cabut gigi graham bungsu menggunakan KIS BPJS. Saya sangat bersyukur
sekali atas fasilitas yang saya dapatkan. Tidak ada kendala yang berarti sama
sekali. Segalanya serba mudah semenjak dari FASKES 1 hingga ke RS Panti Rapih.
Semua pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Sangat bersyukur, tidak
mengeluarkan biaya sedikitpun untuk tindakan yang umumnya bertarif 2 juta ke
atas.
Untuk penutup, bagi pengguna KIS PBJS, jadilah
pengguna yang cerdas dan taat. Bayar iuran jangan telat, dan juga pahami
alurnya sebelum mendaftar. Pahami apa saja yang harus dipersiapkan. Segalanya
inshaallah akan menjadi mudah jika kita sudah mencari info terlebih dahulu
terkait apa yang harus kita siapkan dan lakukan saat mau menggunakan KIS BPJS.
Terima kasih sudah mau memabaca tulisan tentang
pengalaman saya ini, silahkan diambil yang baiknya saja dan yang jeleknya
jangan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman sekalian.
Wassalamualaikum warrohmatullahi
wabarrokatuh…