Wednesday, July 24, 2013

Bintang dan filosofinya soal cinta

"Aku penganggum langit dan isinya.
Sudah sering ku katakan dan nyatakan bahwa aku pencinta mereka
Aku menganggumi mereka dengan keindahan mereka yang tak ada tandingannya
Aku memuja mereka terutama Siapa yang menciptakan mereka."

Malam ini, bulan indah sekali, tak henti-hentinya aku kagum dan memandanginya.
Enggak pernah bosan aku mengejar cahayanya.
Malam ini aja dijalan aku hampir aja nabrak bapak-bapak yang mau nyebrang jalan gara-gara gak fokus bawa motor karena ngejar bulan :)) Sampe di teriakin wkwkw, jadi ngerasa bersalah sekarang.

Bulannya cantik, belum terlalu tinggi, gede banget, warnanya orange.
Namun sudah agak malam bulannya udah tinggi, gak begitu gede dan warna nya putih.
Putih mutiara. Terang banget..

Terus juga malam ini aku dapat pelajaran soal bintang.
Katanya, entah malam entah siang, bintang itu selalu ada walau tak terlihat oleh mata kita
Bintang tak keliatan waktu siang dikarenakan cahaya dari bintang yang masuk ke mata kita dikalahkan oleh intensitas cahaya matahari pada siang hari yang begitu besar.
Sehingga istilahnya kita 'dibutakan' oleh cahaya matahari, dan tidak dapat menyadari keberadaan bintang yang ternyata entah malam entah siang selalu berada di langit, tidak pernah hilang.

Nah, dari paragraf tentang bintang di atas aku jadi menghubungkannya dengan filosofi tentang cinta.
Aku percaya dengan pernyataan bahwa apabila memang kita pernah mencintai seseorang,maka di saat kita tak memiliki lagi orang itu, cinta akan tetep ada. Namun karena waktu dan keadaan, intensitas cinta di hati kita,bisa di tutupi oleh intensitas cinta lain yang baru. Sehingga keberadaannya menjadi seperti tak ada. Padahal kenyataannya, cinta itu tetap ada, dipojokan dengan space sempit yang terhimpit oleh cinta baru yang begitu besar.

Lalu ternyata cahaya bintang yang biasanya kita lihat pada malam hari itu, bisa jadi dihasilkan dari bintang yang disaat cahaya itu ditangkap oleh mata kita telah mati. Dikarenakan waktu yang dibutuhkan cahaya dari bintang untuk bisa ditangkap oleh mata kita tidak lah singkat. Sehingga mereka keburu mati.

Naaah berfilosofi lagi nih soal cinta, kalau kata seorang temenku sih, hal seperti diatas bagaikan cinta yang datang terlambat. hahahaha.. jadi, mungkin ya kita baru menyadari cinta dari seseorang ketika orang tersebut sudah tak lagi melimpahkan cinta mereka ke kita, mereka telah memutuskan untuk berhenti memberikan cinta mereka.

Ya begitulah, penjelasan soal bintang dari seseorang yang aku ubah maknanya menjadi filosofi tentang cinta. Semakin kesiniaku ngerasa semakin picisan banget, :))
Kalau udah liat bulan kayak orang kesetanan, langsung senyum lebar gak jelas.
Kalau dah liat bintang, rasa-rasanya pengen dipetikin terus masukin ke dalam toples buat ditaruh dikamar.
Tapi, biar lah langit malam yang gelap ditemeni oleh bintang dan bulan yang sangat terang.
Seandainya saja polusi cahaya tak begitu besar, pasti langit bakalan lebih indah saat malam.
Aku menyangkan banget kesadaran orang indonesia untuk mematikan lampu saat earth day atau semacam itu , masih sangat kecil. Padahal kan bakalan keren banget kalau ya dalam setahun sekali aja, bisa liat langit malam dari Indonesia tanpa di ganggu polusi cahaya...
Yups, jadi keinget salah satu 'things I should do before I die' yang kudu wajib liat keindahan langit malam dari ketinggian semacam gunung, yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan :")

Yak begitu saja malam ini..
Tetaplah lestarikan alam, bersikap baik pada hewan, dan menghargai sesama manusia :)

No comments:

Post a Comment