Friday, September 14, 2018

Curahan hati (pikiranku membeludak)

Pikiranku membludak
Aku merasa bersalah dengan keadaan yang sedang aku alami
Aku merasa bersalah membebani pikiran orang-orang dengan masalahku
Aku merasa bersalah membuat perhatian mereka tertuju kepadaku

Mengapa aku bisa memikirkan banyak hal dalam satu waktu
Seperti serabut
Kusut
Benang yang perlu diurai
Mengapa
Apa
Bagaimana

Aku seperti ingin meledak
Seperti kembang api di malam tahun baru

Pikiran ini selalu berputar seperti angin topan
Kuat
Semerawut
Berputar putar tak tau kapan berhentinya

Curahan hati (Setelah menerima kebaikanmu)


Aku menyadari bahwa engkau menyayangiku. Aku sangat yakin itu. Tidak ada keraguan sedikitpun tentang hal itu.
Engkau menyayangiku dan berharap dengan tulus bahwa hidupku dipenuhi kebaikan dan kebahagiaan. Kau pasti sering mengharapkan itu.
Sebenarnya aku tak ingin menggunakan kata ini. Karena kata ini dapat mematahkan kenyataan indah yang telah aku jabarkan sebelumnya.

Tetapi, ya, ada tetapi.

Tetapi, engkau juga sering memberikan rasa tidak nyaman terhadap diriku.
Menyakitiku. Melakukan hal yang membuatku risih.

Kau memegang nilai yang berbeda dengan apa yang aku pegang. Sebagian besar aku rasa, tapi tak seluruhnya, karena aku tak menapikan kenyataan bahwa aku membawa gen mu dalam diriku, dan aku yakin bahwa ada sebagian dari dirimu yang ada dalam diriku. Entahlah apa saja itu.

Aku lupa kapan terakhir kali aku merasa sepenuhnya nyaman berada di dekatmu. Jika kau melihat betapa lepasnya aku Bersama suamiku, engkau akan sadar bahwa aku membangun tembok yang sangat tinggi dan tebal jika bersamamu. Engkau sedang tidak melihat diriku apa adanya saat aku berada di depanmu.

Semua itu karena itu merupakan tameng yang aku gunakan. Karena aku tak mau terlalu menjadi rentan di hadapanmu. Karena engkau sering menyakitiku.
Mungkin engkau tak sadar, mungkin engkau sadar. Entahlah, banyak orang yang paham bahwa banyak tindakanmu yang menyakitiku. Tapi aku rasa kau tak pernah benar paham dan intropeksi diri setelah menyakitiku.

Aku menjaga sikapku. Agar aku tak memancingmu untuk menyakitiku lagi. Sepahamanku sih begitu selama ini aku dan kamu menjaga hubungan. Aku menjaga sikap maka engkau akan memperlakukanku dengan baik. Atau malah sebaliknya?

Aku menyayangimu. Menginginkan yang terbaik untukmu. Namun kau harus sadar bahwa aku juga punya kehidupan. Aku tak bisa membaur dengan dirimu. Aku mungkin akan selamanya memakai tembok ketika berada di sekitarmu. Tapi, mungkin bisa kita jaga tetap seperti itu. Selama kita saling bertoleransi terhadapan satu sama lain.

Mungkin kita bisa seperti itu? Kalau itu sih harapanku, entahlah harapanmu.

Wednesday, March 28, 2018

Pengalaman Mencabut Gigi Geraham Bungsu menggunakan KIS BPJS


Assalamualaikum warrohmatullahi waborrokatuh…
Pada tulisan kali ini, saya ingin membagi pengalaman saya ketika menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang disediakan oleh BPJS Kesehatan. Ceritanya bermula dari masalah nyeri semenjak tahun 2015 yang saya derita. Hal ini disebabkan oleh gigi geraham bungsu sebelah kiri yang membandel. Jadi, gigi geraham bungsu saya itu tumbuhnya hampir normal, tidak miring, tidak telentang, tapi tumbuhnya tidak sesuai jalur. Kalau dilihat barisan gigi yang lain, gigi geraham ini keluar dari barisan, sehingga mendesak gusi dan menyebabkan menjadi sering bengkak dan radang.
Kondisi paling parah yang pernah saya alami adalah di bulan Juni tahun 2017. Saking bengkaknya gusi saya, saya hanya bisa membuka mulut sebesar jari kelingking. Sakitnya bukan main, jadi susah tidur dan makan. Semenjak itu, saya menjadi lebih berhati-hati kalau mengunyah dengan gigi geraham kiri agar tidak membebani gusi. Sayangnya, malasah radang dan bengkak itu memang sering datang dan pergi sampai sekarang, bulan Maret 2018.
Kekhawatiran akan munculnya radang yang lebih parah emmbuat saya memberanikan diri untuk mencabut saja gigi geraham bungsu ini. Kebetulan karena sudah mengantongi KIS, jadinya kenapa tidak dimanfaatkan saja. Dari beberapa info yang saya tau, kalau pakai biaya sendiri, operasi kecil cabut satu gigi bisa menghabiskan biaya 2 juta ke atas. Sangat meringankan bukan kalau bisa gratis dengan menggunakan jaminan KIS.
Mari saya mulai menjelaskan proses yang saya alami secara pribadi. Untuk mengingatkan, proses yang saya alami mungkin tidak sama dengan proses yang kalian alami atau akan alami. Jadi ambil saja pelajaran yang perlu dan jangan terlalu mengharapkan akan sama persis. Prosesnya saya jelaskan secara kronologis ya…
1.      Mendatangi FASKES 1
Urutan pertamanya adalah mendatangi faskes 1 yang sudah terdaftar untuk peserta bersangkutan. Faskes 1 saya adalah Klinik Korpagama UGM. Saya tinggal di sekitar UGM, jadi Klinik tersebut adalah kilinik terdekat dengan rumah. Cukup membawa KIS dan mendaftar. Saya langsung ke klinik dan mendaftar untuk periksa ke Poli Gigi.
Saat menemui dokter gigi, saya langsung menceritakan keluhan saya. Oh ya, untuk catatan, disini saya sudah membawa hasil x-ray panorama gigi. Hasil x-ray ini sudah saya miliki semenjak Juli 2017 yang waktu itu untuk kebutuhan mencabut gigi graham atas sebelah kanan. Karena saya bawa menjadi mudah bagi dokter tersebut untuk melihat kondisi gigi graham bungsu saya. Dokternya sudah tau bahwa untuk pencabutan graham bungsu yang abnormal membutuhkan operasi kecil. Dan operasi kecil merupakan ranahnya dokter spesialis bedah mulut, sehingga dokter tersebut langsung memberikan saya rujukan. Suster yang mendampingi menanyakan kepada saya mau dirujuk kemana? Ke RSA UGM atau kemana? Saya menjawab dengan mantap ke Panti Rapih aja, Mbak. Why? Karena sebelumnya saya sudah survey dengan berselencar di blog dan mendapatkan bocoran kalau ada dokter spesialis disana yang recommended. Lagipula dekat dengan rumah dan jadwal prakteknya tersedia banyak.
Selain diberi rujukan, saya juga diberi resep obat, karena kondisi gigi yang maih sakit dan gusi yang masih sedikit radang. Obat yang diberikan ke saya adalah antibiotic amoxylin, obat pereda radang dan paracetamol untuk meredakan demam dan pusing. Obat tersebut untuk 4 hari.
            Jadi yang saya dapatkan dari faskes 1 adalah:
-          surat rujukan yang ditujukan kepada panti rapih yang belaku selama 1 bulan
-          obat-obatan untuk pereda radang dan pencegah infeksi

Note: Surat rujukan itu nanti terdiri dari 1 lembar dengan 2 bagian yang berisi ‘Surat rujukan’ dan ‘surat rujukan balik’. Surat rujukan itu yang nanti diserahkan ke RS rujukan dan sura rujukan balik adalah surat yang diisi oleh RS rujukan yang diberikan kembali ke faskes 1 yang memberi rujukan. Jadi, jangan sampai hilang dan jangan lupa dikembalikan ke faskes 1, ya.

2.      Pergi ke Rumah Sakit rujukan
Panti rapih mempunyai prosedur yang bisa memesan nomor antrian lewat telepon. Jadi, waktu itu saya memesan jadwal periksa ke drg. Agus Sri Gunarto, Sp. BM,. Dapet nomor urutan 21, dan dianjurkan datang pukul 12. Dokter Agus praktek dari pukul 8 pagi sampai 1 siang. Saya termasuk dapat antrian bontot.
            Nah info penting disini, bagi pengguna KIS BPJS, sangat dianjurkan datang 2 jam sebelum waktu periksa. Karena nanti kita harus mengantri lagi ke bagian khusus pasien BPJS untuk pendataan dan menyerahkan surat rujukan. Dokumen yang harus dibawa adalah fotocopy kartu BPJS dan surat rujukan asli.


        Akhirnya pada hari yang sudah dijadwalkan saya datang ke Panti Rapih pukul 9.45 pagi. Langung mencetak nomor antrian di mesin dekat pintu masuk dan pergi menuju ruang pasien BPJS. Lalu saya mengambil nomor antrian di mesin dan ternyata… Yak, saya datang dan langsung dipanggil nomor antriannya ke CS. Saya tidak mengantri! Lalu, oleh CS saya diminta menyerahkan FC KIS BPJS dan surat rujukan dari faskes 1. Surat rujukan dari faskes 1 dicap oleh petugas tersebut dan dikembalikan ke saya dan saya juga diingatkan untuk mengingatkan dokter mengisi surat rujukan balik.
            Setelah urusan BPJS selesai saya langsung menuju poli gigi drg. Agus dan memberikan nomor antrian ke ruangan tersebut. Saya sudah menunggu di depan ruangan semenjak pukul 10.00, karena saya males pulang jadi saya nunggu aja, sedihnya baru dipanggil pukul 13.00.
Pemeriksaan:
Setelah saya masuk ke poli gigi, langsung menjabarkan apa keperluannya, menunjukan hasil x-ray dan ternyata tidak bisa dilakukan pencabutan saat itu juga. Sepertinya memang aturan disana untuk bedah kecil tidak bisa dilakukan langsung, tapi harus mengantri lagi. Jadilah saya mendapatkan jadwal minggu depannya lagi. Ohya, untuk wanita, operasi sebaiknya jangan dilakukan saat menstruasi, suster pun menyarankan begitu, mungkin supaya tidak lemas.
Setelah dari situ, saya diminta langsung diminta mendaftar untuk minggu depan dan saya dibelaki surat rujukan balik yang sudah diisi. Langsung saya ke bagian pendaftaran dan mendapatkan Surat keterangan dokter dan nomor antrian. Saya dapat nomor antrian 1 untuk hari itu, Jadwal prakter Drg. Agus minggu depan adalah jam 8:00. Saya berencana datang ke RS Panti Rapih paling lama pukul 07:00, karena saya perlu mengantri lagi di bagian layanan BPJS.

3.      Hari tindakan
Saya datang ke Panti Rapih pukul 07:15, langsung saja saya mengambil antrian ke layanan BPJS karena sebelumnya sudah mencetak nomor antrian dokter seminggu sebelumnya. Saya dapat nomor antrian 2068, cukup buat cemas karena saat itu masih antrian 2006. Saya khawatir dipanggilnya lebih dari jam 8, berarti lewat dari jam saya periksa. Tapi sebenarnya, jadwal periksa dokter itu tidak selalu tepat waktu, sih, seringnya mundur, di kertas nomor antrian saja, tertera bahwa saya nomor antrian 001, dilayani dari pukul 08:00 -09:00.
Saya akhirnya menunggu, sambil mengantri memfotocopy kartu bpjs. Ternyata menunggu antriannya tidak lama loh, saya dipanggil pukul 7:59, itu berarti saya hanya menunggu selama 41 menit untuk mengantri 62 nomor. Loket nya ada 4, dan pegawainya cekatan dalam melayani sehingga walaupun pasien yang antri banyak tetapi layanannya cepat.
Setelah itu saya langsung ke ruangan dokter gigi dan menyerahkan berkas-berkas yang sudah saya terima dari layanan BPJS. Mulai menunggu pukul 08:05, dokternya baru datang sekitar 20 menit kemudian, saya dipanggil masuk pukul 08:35.

4.      Tindakan Operasi Kecil
Saya diminta duduk di kursi periksa tidak lama setelah saya masuk, setelah itu saya masih menunggu sebentar, ditanyakan tanggal lahir, riwayat penyakit, ada alergi obat atau tidak, lalu dicek tensi darah dan dikasih gelang pasien. Berselang 5 menit kemudian dokternya mulai menindak saya dengan menyuntikan obat bius, nyeri sedikit aja saat disuntik.
Setelah disuntik, saya diminta mengisi formulir ‘Persetujuan Tindakan Dokter’, lalu dikasih map kuning berisi resep dan diminta menyerahkan dulu ke bagian farmasi setelah itu mengambil nomor antrian dan kembali lagi meunggu di depan ruang periksa. Saat itu obat bius sudah bekerja, mulut bagian kiri saya rasanya kebas dan kelu. Berbicara sedikit susah, menelan juga susah.
Tidak lama, saya dipanggil masuk lagi. Tindakan pun dimulai, mata saya ditutup dan dokter menanyakan apakah masih terasa sakit, saya bilang tidak. Lalu pergulatan si dokter dengan si gigi pun dimulai, untuk menekan rasa risih, saya sibuk membaca ayat-ayat pendek dalam hati, sekalian memperlancar hafalan dan sambil menyenandungkan lagu-lagu dalam hati. Enak sekali suasana di kamar periksa, terdengar lagu-lagu jadul seperti lagunya Ari lasso di ruangan periksa. Selain itu perawat dan dokternya juga ramah-ramah. Atmosfernya santai, jadi pasien juga kebawa santai.
Operasi berakhir sekitar pukul 09:20, setelah selesai tensi saya dicek lagi dan ditanyakan apakah pusing atau tidak? Saya merasa baik-baik saja. Sakit juga tidak. Suster menerangkan ke saya instruksi apa saja yang harus dilakukan pasca operasi. Ini foto instruksinya:



Setelah itu saya langsung mengambil obat dan kebetulan obat saya sudah siap. Sekarang saya sudah tau mengapa saya diminta mengantrikan obat lebih dulu, karena tidak lama setelah operasi, rasa sakit mulai datang, saya mulai pusing. Pantas saja sebelum operasi disuruh makan, ternyata memang setelah operasi butuh langsung meminum obat, yang salah satunya mengandung obat pereda rasa sakit. Langsung saja saya minum obatnya dan saya duduk-duduk dulu di rumah sakit selama setengah jam untuk menunggu obat bekerja.
Saya sarankan, saat mau operasi untuk mempertimbangkan jangan pergi sendiri, tiap orang beda-beda reaksinya, amannya sih pakai ojek atau ada yang nganter, jaga-jaga kalau saja sesudah operasi menjadi lemas mungkin efek obat bius atau yang lain.

Setelah operasi, kita juga diminta untuk ke pendaftaran mengambil surat lagi. Untuk saya, saya mendapatkan surat ‘Pengiriman Penderita’, karena saya berhalangan untuk datang lagi seminggu kemudian ke RS Panti Rapih untuk pencabutan benang operasi, jadi saya minta surat pengantar untuk dapat dicabut benangnya di tempat lain dan ini tidak menggunakan KIS BPJS. Kecuali kalau sudah tau mau di dokter mana atau di rumah sakit mana kita minta dirujuk dan sudahn pasti tempat kita dirujuk menerima pasien pengguna KIS BPJS. Selain itu saya juga diberikan surat ‘Keterangan Dokter’, yang dapat digunakan kembali ke dokter gigi di Panti Rapih untuk mencabut benangnya, jika saya masih di Jogja.

5.      Pasca Operasi
Pasca operasi yang saya rasakan adalah mulai sakit lagi 4 jam setelah minum obat terakhir, saya tahan-tahan saja. Sambil saya makan es krim dan kompres pakai es dibagian pipi kiri. Memang dianjurkan untuk makan dan minum yang dingin pasca operasi. Pendarahan masih sedikit-sedikit. Mulut agak susah dibuka dan berbicara pun sedikit sakit. Tapi, secara keseluruhan sih menurut saya tidak begitu menyusahkan. Bicara aja agak dikurangin agar tidak sering membuka mulut yang dapat menyebabkan bekas operasi berdarah.
Setelah 24 jam operasi, saat bangun pagi saya menyadari terjadi pembengkakan. Tapi sudah tidak terasa sakit sama sekali. Kalau mulut dipakai banyak bicara memang terasa sedikit berdarah, wajar sih, karena masih luka.
Yak, sekian kisah saya dari awal sampai akhir operasi kecil cabut gigi graham bungsu menggunakan KIS BPJS. Saya sangat bersyukur sekali atas fasilitas yang saya dapatkan. Tidak ada kendala yang berarti sama sekali. Segalanya serba mudah semenjak dari FASKES 1 hingga ke RS Panti Rapih. Semua pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Sangat bersyukur, tidak mengeluarkan biaya sedikitpun untuk tindakan yang umumnya bertarif 2 juta ke atas.
Untuk penutup, bagi pengguna KIS PBJS, jadilah pengguna yang cerdas dan taat. Bayar iuran jangan telat, dan juga pahami alurnya sebelum mendaftar. Pahami apa saja yang harus dipersiapkan. Segalanya inshaallah akan menjadi mudah jika kita sudah mencari info terlebih dahulu terkait apa yang harus kita siapkan dan lakukan saat mau menggunakan KIS BPJS.
Terima kasih sudah mau memabaca tulisan tentang pengalaman saya ini, silahkan diambil yang baiknya saja dan yang jeleknya jangan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman sekalian.
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarrokatuh…

Saturday, January 6, 2018

My First Bulgogi!

What is Bulgogi? Bulgogi is a traditional food came from South Korea. I didn't do any particular research about the history of Bulgogi, I just want to share you my first experience try it. 

Where did I try it? Unfortunately not in the original country of the food, but at Kuala Lumpur, Malaysia. Yes. I am, an Indonesian, eating South Korean food in Kuala Lumpur. Foreigner ate a foreign food in foreign country 😂

Specifically, I try it in KLCC Mall, at the food court. They provide so many foods from several country. Such as America, Indonesia, Thailand, Japan, India, and etc. And I laid my choice on South Korea stand. Why? Simply, back than at Jakarta, in a quite night, I enjoyed watching a South Korea reality show named Youn's Kitchen. The show took place in Gili Trawangan Island, Indonesia (my honeymoon place!!), Unfortunately they took the shoot several months after I came back from there, so there were no chance for me to visit their restaurant.

So, Youn's kitchen was the restaurant which they opened in Gili Trawangan, they served some South Korea foods, one of them was Bulgogi. I watched the whole process from preparing the ingredients until the food was served and it makes my heart flutter. I love how they make it and the Bulgogi looks amazingly delicious. 
Like a fate, in KLCC mall, I finally had a chance to try a Bulgogi. So without any hesitation, I ordered a Bulgogi and my husband order other food that I don't remember what.

10 minutes later my food was served and this is the appearance. 

I was so excited at that time. Look how they served it! So Korea! And there was also a plate of Kimchi, yeay! 😍 not want the food get cold, I eat it immediately and it's so delicious 😄. I like the taste. Umami. Sweet, sour, salty, and little bit spicy. But I find the taste of the kimchi is kinda odd. I imagine it has another taste. It was too sour for me but I sill ate all of it anyway 😂 (don't waste your food, kids!). The brown soup is kinda uniqe, it has rough texture. From what I watch in Youn's kitchen, one of the ingredients to make the soup is Pear. Yes. A fruit named Pear. So the pear was blend with water and soy sauce. I don't remember other ingredients. How they served it is kinda different compare to in Youn's kitchen. In Youn's kitchen, they served the Bulgogi (the beef and the sauce) by pouring it directly on the plate of hot rice that already served with mix vegetables. And the bulgogi soup has a thick consistency so it more look like a sauce than a soup.

Overall, I satisfied by the taste of the Bulgogi that I ate in KLCC mall food court. I am happy to get a chance to taste it. I hope someday in the future, I get a chance to try a bulgogi in South Korea with my family. 😄

Thank you for ready my experience. Hope you enjoyed it 😃