Wednesday, March 28, 2018

Pengalaman Mencabut Gigi Geraham Bungsu menggunakan KIS BPJS


Assalamualaikum warrohmatullahi waborrokatuh…
Pada tulisan kali ini, saya ingin membagi pengalaman saya ketika menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang disediakan oleh BPJS Kesehatan. Ceritanya bermula dari masalah nyeri semenjak tahun 2015 yang saya derita. Hal ini disebabkan oleh gigi geraham bungsu sebelah kiri yang membandel. Jadi, gigi geraham bungsu saya itu tumbuhnya hampir normal, tidak miring, tidak telentang, tapi tumbuhnya tidak sesuai jalur. Kalau dilihat barisan gigi yang lain, gigi geraham ini keluar dari barisan, sehingga mendesak gusi dan menyebabkan menjadi sering bengkak dan radang.
Kondisi paling parah yang pernah saya alami adalah di bulan Juni tahun 2017. Saking bengkaknya gusi saya, saya hanya bisa membuka mulut sebesar jari kelingking. Sakitnya bukan main, jadi susah tidur dan makan. Semenjak itu, saya menjadi lebih berhati-hati kalau mengunyah dengan gigi geraham kiri agar tidak membebani gusi. Sayangnya, malasah radang dan bengkak itu memang sering datang dan pergi sampai sekarang, bulan Maret 2018.
Kekhawatiran akan munculnya radang yang lebih parah emmbuat saya memberanikan diri untuk mencabut saja gigi geraham bungsu ini. Kebetulan karena sudah mengantongi KIS, jadinya kenapa tidak dimanfaatkan saja. Dari beberapa info yang saya tau, kalau pakai biaya sendiri, operasi kecil cabut satu gigi bisa menghabiskan biaya 2 juta ke atas. Sangat meringankan bukan kalau bisa gratis dengan menggunakan jaminan KIS.
Mari saya mulai menjelaskan proses yang saya alami secara pribadi. Untuk mengingatkan, proses yang saya alami mungkin tidak sama dengan proses yang kalian alami atau akan alami. Jadi ambil saja pelajaran yang perlu dan jangan terlalu mengharapkan akan sama persis. Prosesnya saya jelaskan secara kronologis ya…
1.      Mendatangi FASKES 1
Urutan pertamanya adalah mendatangi faskes 1 yang sudah terdaftar untuk peserta bersangkutan. Faskes 1 saya adalah Klinik Korpagama UGM. Saya tinggal di sekitar UGM, jadi Klinik tersebut adalah kilinik terdekat dengan rumah. Cukup membawa KIS dan mendaftar. Saya langsung ke klinik dan mendaftar untuk periksa ke Poli Gigi.
Saat menemui dokter gigi, saya langsung menceritakan keluhan saya. Oh ya, untuk catatan, disini saya sudah membawa hasil x-ray panorama gigi. Hasil x-ray ini sudah saya miliki semenjak Juli 2017 yang waktu itu untuk kebutuhan mencabut gigi graham atas sebelah kanan. Karena saya bawa menjadi mudah bagi dokter tersebut untuk melihat kondisi gigi graham bungsu saya. Dokternya sudah tau bahwa untuk pencabutan graham bungsu yang abnormal membutuhkan operasi kecil. Dan operasi kecil merupakan ranahnya dokter spesialis bedah mulut, sehingga dokter tersebut langsung memberikan saya rujukan. Suster yang mendampingi menanyakan kepada saya mau dirujuk kemana? Ke RSA UGM atau kemana? Saya menjawab dengan mantap ke Panti Rapih aja, Mbak. Why? Karena sebelumnya saya sudah survey dengan berselencar di blog dan mendapatkan bocoran kalau ada dokter spesialis disana yang recommended. Lagipula dekat dengan rumah dan jadwal prakteknya tersedia banyak.
Selain diberi rujukan, saya juga diberi resep obat, karena kondisi gigi yang maih sakit dan gusi yang masih sedikit radang. Obat yang diberikan ke saya adalah antibiotic amoxylin, obat pereda radang dan paracetamol untuk meredakan demam dan pusing. Obat tersebut untuk 4 hari.
            Jadi yang saya dapatkan dari faskes 1 adalah:
-          surat rujukan yang ditujukan kepada panti rapih yang belaku selama 1 bulan
-          obat-obatan untuk pereda radang dan pencegah infeksi

Note: Surat rujukan itu nanti terdiri dari 1 lembar dengan 2 bagian yang berisi ‘Surat rujukan’ dan ‘surat rujukan balik’. Surat rujukan itu yang nanti diserahkan ke RS rujukan dan sura rujukan balik adalah surat yang diisi oleh RS rujukan yang diberikan kembali ke faskes 1 yang memberi rujukan. Jadi, jangan sampai hilang dan jangan lupa dikembalikan ke faskes 1, ya.

2.      Pergi ke Rumah Sakit rujukan
Panti rapih mempunyai prosedur yang bisa memesan nomor antrian lewat telepon. Jadi, waktu itu saya memesan jadwal periksa ke drg. Agus Sri Gunarto, Sp. BM,. Dapet nomor urutan 21, dan dianjurkan datang pukul 12. Dokter Agus praktek dari pukul 8 pagi sampai 1 siang. Saya termasuk dapat antrian bontot.
            Nah info penting disini, bagi pengguna KIS BPJS, sangat dianjurkan datang 2 jam sebelum waktu periksa. Karena nanti kita harus mengantri lagi ke bagian khusus pasien BPJS untuk pendataan dan menyerahkan surat rujukan. Dokumen yang harus dibawa adalah fotocopy kartu BPJS dan surat rujukan asli.


        Akhirnya pada hari yang sudah dijadwalkan saya datang ke Panti Rapih pukul 9.45 pagi. Langung mencetak nomor antrian di mesin dekat pintu masuk dan pergi menuju ruang pasien BPJS. Lalu saya mengambil nomor antrian di mesin dan ternyata… Yak, saya datang dan langsung dipanggil nomor antriannya ke CS. Saya tidak mengantri! Lalu, oleh CS saya diminta menyerahkan FC KIS BPJS dan surat rujukan dari faskes 1. Surat rujukan dari faskes 1 dicap oleh petugas tersebut dan dikembalikan ke saya dan saya juga diingatkan untuk mengingatkan dokter mengisi surat rujukan balik.
            Setelah urusan BPJS selesai saya langsung menuju poli gigi drg. Agus dan memberikan nomor antrian ke ruangan tersebut. Saya sudah menunggu di depan ruangan semenjak pukul 10.00, karena saya males pulang jadi saya nunggu aja, sedihnya baru dipanggil pukul 13.00.
Pemeriksaan:
Setelah saya masuk ke poli gigi, langsung menjabarkan apa keperluannya, menunjukan hasil x-ray dan ternyata tidak bisa dilakukan pencabutan saat itu juga. Sepertinya memang aturan disana untuk bedah kecil tidak bisa dilakukan langsung, tapi harus mengantri lagi. Jadilah saya mendapatkan jadwal minggu depannya lagi. Ohya, untuk wanita, operasi sebaiknya jangan dilakukan saat menstruasi, suster pun menyarankan begitu, mungkin supaya tidak lemas.
Setelah dari situ, saya diminta langsung diminta mendaftar untuk minggu depan dan saya dibelaki surat rujukan balik yang sudah diisi. Langsung saya ke bagian pendaftaran dan mendapatkan Surat keterangan dokter dan nomor antrian. Saya dapat nomor antrian 1 untuk hari itu, Jadwal prakter Drg. Agus minggu depan adalah jam 8:00. Saya berencana datang ke RS Panti Rapih paling lama pukul 07:00, karena saya perlu mengantri lagi di bagian layanan BPJS.

3.      Hari tindakan
Saya datang ke Panti Rapih pukul 07:15, langsung saja saya mengambil antrian ke layanan BPJS karena sebelumnya sudah mencetak nomor antrian dokter seminggu sebelumnya. Saya dapat nomor antrian 2068, cukup buat cemas karena saat itu masih antrian 2006. Saya khawatir dipanggilnya lebih dari jam 8, berarti lewat dari jam saya periksa. Tapi sebenarnya, jadwal periksa dokter itu tidak selalu tepat waktu, sih, seringnya mundur, di kertas nomor antrian saja, tertera bahwa saya nomor antrian 001, dilayani dari pukul 08:00 -09:00.
Saya akhirnya menunggu, sambil mengantri memfotocopy kartu bpjs. Ternyata menunggu antriannya tidak lama loh, saya dipanggil pukul 7:59, itu berarti saya hanya menunggu selama 41 menit untuk mengantri 62 nomor. Loket nya ada 4, dan pegawainya cekatan dalam melayani sehingga walaupun pasien yang antri banyak tetapi layanannya cepat.
Setelah itu saya langsung ke ruangan dokter gigi dan menyerahkan berkas-berkas yang sudah saya terima dari layanan BPJS. Mulai menunggu pukul 08:05, dokternya baru datang sekitar 20 menit kemudian, saya dipanggil masuk pukul 08:35.

4.      Tindakan Operasi Kecil
Saya diminta duduk di kursi periksa tidak lama setelah saya masuk, setelah itu saya masih menunggu sebentar, ditanyakan tanggal lahir, riwayat penyakit, ada alergi obat atau tidak, lalu dicek tensi darah dan dikasih gelang pasien. Berselang 5 menit kemudian dokternya mulai menindak saya dengan menyuntikan obat bius, nyeri sedikit aja saat disuntik.
Setelah disuntik, saya diminta mengisi formulir ‘Persetujuan Tindakan Dokter’, lalu dikasih map kuning berisi resep dan diminta menyerahkan dulu ke bagian farmasi setelah itu mengambil nomor antrian dan kembali lagi meunggu di depan ruang periksa. Saat itu obat bius sudah bekerja, mulut bagian kiri saya rasanya kebas dan kelu. Berbicara sedikit susah, menelan juga susah.
Tidak lama, saya dipanggil masuk lagi. Tindakan pun dimulai, mata saya ditutup dan dokter menanyakan apakah masih terasa sakit, saya bilang tidak. Lalu pergulatan si dokter dengan si gigi pun dimulai, untuk menekan rasa risih, saya sibuk membaca ayat-ayat pendek dalam hati, sekalian memperlancar hafalan dan sambil menyenandungkan lagu-lagu dalam hati. Enak sekali suasana di kamar periksa, terdengar lagu-lagu jadul seperti lagunya Ari lasso di ruangan periksa. Selain itu perawat dan dokternya juga ramah-ramah. Atmosfernya santai, jadi pasien juga kebawa santai.
Operasi berakhir sekitar pukul 09:20, setelah selesai tensi saya dicek lagi dan ditanyakan apakah pusing atau tidak? Saya merasa baik-baik saja. Sakit juga tidak. Suster menerangkan ke saya instruksi apa saja yang harus dilakukan pasca operasi. Ini foto instruksinya:



Setelah itu saya langsung mengambil obat dan kebetulan obat saya sudah siap. Sekarang saya sudah tau mengapa saya diminta mengantrikan obat lebih dulu, karena tidak lama setelah operasi, rasa sakit mulai datang, saya mulai pusing. Pantas saja sebelum operasi disuruh makan, ternyata memang setelah operasi butuh langsung meminum obat, yang salah satunya mengandung obat pereda rasa sakit. Langsung saja saya minum obatnya dan saya duduk-duduk dulu di rumah sakit selama setengah jam untuk menunggu obat bekerja.
Saya sarankan, saat mau operasi untuk mempertimbangkan jangan pergi sendiri, tiap orang beda-beda reaksinya, amannya sih pakai ojek atau ada yang nganter, jaga-jaga kalau saja sesudah operasi menjadi lemas mungkin efek obat bius atau yang lain.

Setelah operasi, kita juga diminta untuk ke pendaftaran mengambil surat lagi. Untuk saya, saya mendapatkan surat ‘Pengiriman Penderita’, karena saya berhalangan untuk datang lagi seminggu kemudian ke RS Panti Rapih untuk pencabutan benang operasi, jadi saya minta surat pengantar untuk dapat dicabut benangnya di tempat lain dan ini tidak menggunakan KIS BPJS. Kecuali kalau sudah tau mau di dokter mana atau di rumah sakit mana kita minta dirujuk dan sudahn pasti tempat kita dirujuk menerima pasien pengguna KIS BPJS. Selain itu saya juga diberikan surat ‘Keterangan Dokter’, yang dapat digunakan kembali ke dokter gigi di Panti Rapih untuk mencabut benangnya, jika saya masih di Jogja.

5.      Pasca Operasi
Pasca operasi yang saya rasakan adalah mulai sakit lagi 4 jam setelah minum obat terakhir, saya tahan-tahan saja. Sambil saya makan es krim dan kompres pakai es dibagian pipi kiri. Memang dianjurkan untuk makan dan minum yang dingin pasca operasi. Pendarahan masih sedikit-sedikit. Mulut agak susah dibuka dan berbicara pun sedikit sakit. Tapi, secara keseluruhan sih menurut saya tidak begitu menyusahkan. Bicara aja agak dikurangin agar tidak sering membuka mulut yang dapat menyebabkan bekas operasi berdarah.
Setelah 24 jam operasi, saat bangun pagi saya menyadari terjadi pembengkakan. Tapi sudah tidak terasa sakit sama sekali. Kalau mulut dipakai banyak bicara memang terasa sedikit berdarah, wajar sih, karena masih luka.
Yak, sekian kisah saya dari awal sampai akhir operasi kecil cabut gigi graham bungsu menggunakan KIS BPJS. Saya sangat bersyukur sekali atas fasilitas yang saya dapatkan. Tidak ada kendala yang berarti sama sekali. Segalanya serba mudah semenjak dari FASKES 1 hingga ke RS Panti Rapih. Semua pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Sangat bersyukur, tidak mengeluarkan biaya sedikitpun untuk tindakan yang umumnya bertarif 2 juta ke atas.
Untuk penutup, bagi pengguna KIS PBJS, jadilah pengguna yang cerdas dan taat. Bayar iuran jangan telat, dan juga pahami alurnya sebelum mendaftar. Pahami apa saja yang harus dipersiapkan. Segalanya inshaallah akan menjadi mudah jika kita sudah mencari info terlebih dahulu terkait apa yang harus kita siapkan dan lakukan saat mau menggunakan KIS BPJS.
Terima kasih sudah mau memabaca tulisan tentang pengalaman saya ini, silahkan diambil yang baiknya saja dan yang jeleknya jangan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman sekalian.
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarrokatuh…