Saturday, August 20, 2016

Nikah Muda?

“Aku insyaAllah mau nikah mudah..”kataku kepada orang-orang.
“Hah? Seriusan? Habis lulus kuliah kamu langsung mau nikah?”tanya si A sambil membelakan mata. “Kalau ntar hamil gimana?? Kamu gak kerja dulu?”tanya si B sambil nyolek-nyolek lenganku. Si C mulutnya berbusa saking kagetnya (Oke ini aku melebay).

Kalimat-kalimat di atas adalah reaksi yang sering aku dapatkan ketika aku menceritakan tentang keinginanku buat nikah muda, teman-teman dekat bahkan keluargaku sendiri pun banyak yang sangat terkejut dengan keputusanku untuk melepas masa lajang secepat mungkin. “Kenapa sih terburu-buru?? Emang udah mikirin dengan matang apa??! Kamu tu baru 22 tahun!” begitulah yang sering ada di benak mereka. Kepada orang-orang tertentu yang dekat denganku, aku sih berkenan untuk menjelaskan kenapa aku mau nikah muda. Karena penting bagiku membuat mereka jangan sampai berfikiran miring tentang aku dan pasanganku. So, disini aku pengen aja menjelaskan tentang keinginanku untuk menikah muda. Apalagi sekarang lagi hits kan ya pro dan kontra nikah muda di kalangan anak udztad (uhuk!), nanti dikiranya aku ikut-ikutan pula, padahal enggak, loh!

     1.    Ingin menjadi lebih dekat dengan Allah
Oke, analoginya sih gini ya… Aku kan udah pacaran lumayan lama nih sama si calon, dari awal sih kita tau nih pacaran itu dilarang sama Allah, tapi kita babat aja, habisnya gak mau kehilangan satu sama lain kalau nggak ada status yang jelas (mind set­ ­nya aja waktu itu udah salah kan?!). Tapi pada akhirnya, dia,( iya, dia duluan!) yang sadar bahwa kita harus nikah secepatnya, karena nggak baik terus-terusan dalam hubungan seperti ini. Lebih banyak dosanya dari pada berkahnya.
Singkat cerita, aku pun awalnya sangat ragu dan tidak mau, tawar menawar terjadi disitu. Tapi pada akhirnya, setelah aku menelah hidupku (Cielaahh..), aku sadar bahwa hidupku ini perlu aku hadapi dengan dukungan penuh dari Allah. Gimana ya, banyak gitu loh menurutku urusan duniawi yang aku butuh selesaikan dengan bantuan Allah. Lah terus logikanya, gimana mau dibantuin sama Allah lah wong masih ngelakuin hal yang dilarang sama dia (Allahualam, mungkin logikaku salah, memang kalau mau berlogika terhadap mahluk paling tinggi, yaitu Allah, itu kadang ga bener, tapi selagi logikaku baik, aku percaya aja). Jadinya, kita mau nikah muda, karena kita mau bareng-bereng saling mendekatkan diri dengan Allah. Kan lebih baik berdua tu dari pada sendirian biar gak kesepian, biar ada yang ngingetin terus. (Hati-hati, kalimat ini bahaya bagi lajang-lajang diluar sana :p).

      2.      Aku yakin sama pasanganku
Aku? Diingetin bahwa hidup setelah nikah itu enggak selalu manis? Hahahaha… ups! (malah kebawa iklan Pantene). So, aku sudah seriiing sekali diingetin bahwa hidup setelah nikah itu gak semuanya seindah seperti kisah-kisah Princess di Disney. Mereka khawatir aku mau menikah hanya karena alasan ‘Aku cinta dia! Aku mau hidup bersamanya karena aku mau bahagia!’, begitu.. Padahal, iya sih, bener, gitu aja alasannya, hahaha. Tetapi, gini loh.. Aku memang mau menikah tentu saja karena aku yakin bakal bahagia sama dia, sama orang yang aku pilih. Lah, terus kaAlau ada masalah, tetep bahagia gitu? Ya iya sih, aku kan bukan cenayang ya, aku juga orangnya insecure loh, aku khawatir kejadian-kejadian jelek yang bakal terjadi kalau aku sudah menikah. Masalah keuangan, ketidak-cocokan, masalah beda prinsip, banyak hal lain yang mungkin terjadi setelah menikah yang mungkin bikin kita berantem. But, it’s okay. Aku itu modal percaya, bahwa mau sesulit apapun kondisinya, aku yakin aku bakalan tetap bisa saling mendukung. Aku yakin bahwa dia dan aku sama-sama pekerja keras, yang punya mental logam merkuri (oke, asal kalian tau, logam merkuri itu logam yang gampang meleleh, hahahha,), dimana aku yakin bahwa dalam keadaan susah pun kita enggak akan jadi orang yang berubah, dan tetap bakalan mau cari solusi bareng-bareng. Ya, itu juga hasil dari 5 tahun sudah mengenal calon pasangan. Sudah tau baik dan buruknya karakter dia. Secara kesulurahan, aku yakin dengannya. Katanya sih dia juga yakin aku bakal jadi calon isitri yang baik, ehehehe.

    3.       Ada jalan
Yups, setelah aku ngalur ngidul jelasin ke keluarga, dan diapun menjelaskan ke keluarganya. Allhamdulillah keluarga menyetujui dengan keputusan kita. Aku anggap itu adalah good sign dari Allah, bahwa Dia juga meridhoi rencana kita. Semakin kita mantep, semakin terbuka jalan menuju kesana. Aku percaya itu adalah kode untuk terus maju.

       Jadi, seperti itulah saudara-saudara, 3 alasan utama kenapa aku punya keinginan untuk menikah muda. Sebenarnya, alasan yang paling kuat adalah nomor 1, sih. Kita mau menjadi semakin baik bersama di jalan Allah. Kita rasa bahwa satu sama lain adalah pasangan yang tepat untuk kita. Rasa-rasanya sih, udah banyak kesamaan, jadi ngerasanya jodoh gitu. Jodoh kan harus dijemput, makanya mau dijemput melalui jalur pernikahan, pernikahan adalah InsyaAllah jalur yang penuh berkah. Semoga memang bener bahwa Allah sudah menjodohkan kita, melalui berbagai macam jalur, akhirnya dipertemukan. Aaamin..


Sunday, August 7, 2016

I will be friend with this Insecurity


“Merasa Insecure Sesekali itu TIDAK SALAH, kok!”

SEMUA ORANG Insecure!”

“Walaupun Aku Insecure, Aku Masih Bisa Percaya Diri!

“Aku Tidak Akan Terpengaruh Insecurity-ku Selama Aku Terus Menantang Diri Sendiri!”

“Hanya Karena Aku Merasa Insecure Bukan Berarti Aku Boleh Jadi Orang Insecure!”

“Insecurity Adalah Motivasiku!”

“Mungkin Aku Akan Selamanya Insecure, Namun Aku Tetap Harus Berjuang!”

“Walaupun Aku Insecure, Aku Tetap Bisa Bahagia!”

“Aku Insecure, Tapi Aku Masih Menyayangi Diri Sendiri!”


Aku KUAT!”


Those Mantras are taken from : kelascinta.com/women

Dikala Kita Tertekan

Siapa yang tak pernah yang berada dalam kedaan tertekan? Selama terterkan banyak rasa kecewa yang meghantui, sedih tak berujung dan juga perasaan tidak berdaya serta merasa diri sendiri tidak mampu untuk melakukan apapun lagi.
Batas endurance ­seseorang terhadap perasaan-perasaan negative tersebut pun beberbeda. Ada yang sudah merasa tak berdaya dengan sedikit rasa tertekan, ada yang masih bisa santai walau hatinya sedang terluka, atau ada yang masih tetap berjuang walaupun seluruh rasa harap nya sudah runtuh karena selalu dihantam kegagalan.
Cara menghadapi perasaan negative tersebut pun beragam, ada yang ingin sendiri saja, ada yang butuh ditemani oleh orang yang dipercaya oleh mereka. Apapun itu yang bisa membuat perasaan mereka menjadi lebih nyaman.
            Perasaan insecure­ terhadap kemampuan diri sendiri dan juga perasaan cemas berlebihan seringkali menjadi hantu yang menggentayangi diriku. Menggelayuti kedua kaki ini dan membenanmkannya ke dalam lumpur hingga raaanya berat sekali untuk melangkah maju.
            Menghadapi perasaan tertekan sendiri bukanlah hal yang baik untukku, karena yang ada perasaan itu akan makin menggrogoti dan akhirnya benar-benar memakan sisi positif dari diri ini. Tetapi, jika telah demikian, tak jarang aku menyakiti orang-orang sekitarku dengan rasa kecewa ini. Hingga akhirnya, aku memilih untuk mundur dan menyimpannya sendiri.
            Setiap orang membutuhkan teman yang dapat menerima dirinya apa adanya. Ada kalanya dia akan mendekatimu sebagai kucing jinak dengan bulu halus yang nyaman untuk dibelai, namun adakalanya dia pulang dalam keadaan terluka sehabis kalah berkelahi, dengan bulu rontok dan kotor penuh lumpur. Bagaimana kau akan menghadapinya? Bisakah kau memberikan perhatian yang sama?
            Hidup itu dinamis, seseorang pun perasaannya dinamis. Ada kalanya dia di atas puncak perasaan positif, hingga dia bisa selalu tersenyum dan langkahnya seringan angin hingga dia bisa melakukan apa saja dalam keadaan prima. Tapi ada kalanya dia di atas puncak perasaan negative, hingga dia tak sanggup untuk tersenyum dari dalam hati, langkah berat seperti digandoli jangkar kapal, dan setiap melakukan apapun dia tidak bisa fokus.
            Tantangan dari kehidupan kita yang dinamis adalah ketika ketika harus berinteraksi dengan teman kita tersebut. Ketika sama-sama berada di atas puncak perasaan negative, maka bagaimana mau saling menguatkan? Bagaimana mau saling mendukung?

Perasaan tertekan bisa menghantui siapa saja
Kapan saja
Selama apa saja
Hingga akhirnya dia mampu untuk melawannya

Dikala dia lelah,
Seringkali dia hanya berdiam saja
Tak bisa lagi melawan, tak ada guna, katanya
Maka izinkanlah dia menjadi lemah sebentar

Bahu orang yang dia rindukan tak selalu ada,
Kata-kata pun tak bisa mewakili perasaan mereka
Ternyata, mereka sama-sama lelah
Tapi sedang tak bisa menjadi kuat untuk satu sama lain

Dia sedang tidak menjadi sosok yang dibutuhkan
Dia yang sedang membutuhkan
Dia sedang tak menjadi sosok yang hangat
Karena hatinya sedang dingin karena perasaan cemas

Sayang sekali, diapun renta terhadap rasa sakit
Yang biasanya dia sabar,
Namun kali ini tak jarang amarah yang menang
Dan dia seringkali menyesal, membiarkan dirinya lepas kendali

Dia tak tau harus bagaimana,
Jika temannya tak lagi ada untuk dirinya bersandar
Dia kehilangan akal, untuk menjadi kuat bagi temannya
Ketika bahkan dirinya sedang dalam titik terlemah

Maklumilah dia,
Kadang dia tersenyum menyambutmu
Kadang pun dia berwajah murung menyambutmu
Karena tak selamanya dia menjadi sosok yang kau harapkan

Carilah cara,
Untuk bisa saling menguatkan dalam keadaan lemah
Untuk bisa saling merangkul dalam keadaan tak bertenaga
Untuk bisa saling memberi ketika dalam keadaan membutuhkan

 Yogyakarta, 1th August, 2016