Saturday, December 10, 2016

List of Books I've Read

I've wanted to collect the book that I've read since the beginning of my reading hobby got started. Unfortunately, since I'm still unemployed person *sigh*, I can't buy much book now. One book a month is such a big progress in my collecting plan. So, I've been forgot how many books that I've read and what are the titles. Because of that, I'm starting to making a list of books that I've read. I'm going to keep it updated whenever I remember something or read a new book.

Here we go..


Titles                                                          Author

Sabtu bersama Bapak Adhitya Mulya
Memoirs of Geisha Arthur Golden
Eragon Christoper Paolini
Angel and Demon Dan Brown
Davinci Code Dan Brown
The Child Called 'It' David Pelzer
Supernova: Akar Dee
Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh Dee
Supernova: Petir Dee
Jangan main-main (dengan kelaminmu) Djenar Masayu
Nayla Djenar Masayu
Fifthy Sades Of Grey E. L. James
Musashi Eiji Yoshikawa
A Very Yuppy Wedding Ika Natassa
Anatologi Rasa Ika Natassa
Divortiare Ika Natassa
Twivortiare Ika Natassa
Twivortiare Ika Natassa
Twivortiare 2 Ika Natassa
9 Summers 10 Autumns Iwan Setiawan
Ibuk Iwan Setiawan
Star Girl Jerry Spinelli
Lockwood & Co: Screaming staircase Jonathan Stroud
Lockwood & Co: The Hollow Boy Jonathan Stroud
Lockwood & Co: The Whispering Skull Jonathan Stroud
D'angel Luna Torashyngu
D'Angel: Princess Luna Torashyngu
D'Angel: Rose Luna Torashyngu
17 Years of Love Song Orizuka
High School Paradise Orizuka
Me & My Prince Charming Orizuka
Summer Breeze Orizuka
The Truth About Forever Orizuka
Kambing Jantan Raditya Dhika
Breaking Dawn Stephanie Meyer
Eclipse Stephanie Meyer
New Moon Stephanie Meyer
Twilight Stephanie Meyer
Catching Fire Suzanne Collins
Mockingjay Suzanne Collins
The Hunger Games Suzanne Collins
Toto Chan: The Little Girl at The Window Tetsuko Kuroyanagi
Broken Vow Yuris Afrizal


Wednesday, November 23, 2016

Akhirnya Pendadaran Lewat juga


Dalam kurang lebih satu minggu hingga pagi tadi, perasaan cemas tak karuan terus menghinggapi. Setiap orang pasti bisa menyadari itu, kecemasan tak bisa ditutupi dari raut wajah ini.
Tiga hari menjelang hari-H, tidur menjadi sulit, nafsu makan menurun, dan mengajar pun jadi sering tidak fokus. Menyadari bahwa banyak sekali kekurangan yang disebabkan karean kecerobohan membuatku semakin panas dingin tak karuan, apalagi dengan mengingat tipe penguji yang katanya ini dan itu. Semakin mules rasanya.

Namun, 10 jam yang lalu, suatu kemudahan dan kemurahan dilimpahkan kepada diriku. Selancar itu, seenteng itu, seringan itu. Allah Maha Baik. Maha Pemurah. Sungguh misterius. Tak sedikit pun bayang-bayang mengerikan yang jadi akhirnya menjadi kenyataan. Justru yang terjadi adalah kebalikannya.

Jika mau diingat-ingat, sungguh rasanya mungkin ini adalah berkah yang diberikan dari Allah atas usaha-usahaku yang entahlah dalam hal apa. Kadang aku menyadari, bahwa sesungguhnya Allah seringkali memberikan balasan bagi amal baik tanpa diduga sumbernya. Bisa jadi ketika kita menolong seseorang, balasan kebaikan yang kita dapatkan bukan dari ditololong orang lain, akan tetapi bisa dalam bentuk kebaikan lainnya bagi diri kita yang datang dari arah mana saja.

Pada intinya, saya sangat merasa diberikan keberuntungan pada hari ini. Dimana semesta seperti berkerja sama menciptakan suatu kondisi yang membuat saya diuntungkan. Allah menjawab doa saya dan doa dari orang-orang sekitar saya. Kemudahan itu saya dapatkan tidak lain karena dukungan orang-orang yang percaya pada saya ketika saya sama sekali merasa tidak berdaya.
Sesungguhnya, perjalanan hingga ke titik ini adalah suatu terapi bagi saya untuk berdamai dengan diri saya sendiri. Rasa cemas yang berlebihan dan rendah diri yang begitu parah menjadi tantangan paing berat yang saya hadapi selama ini. Membuat saya seringkali tidak maksimal dalam melakukan sesuatu.

Bagaimana akhirnya saya beberapa kali membongkar mind-set dan menyusun ulang kerangka pemikiran dari dasar satu persatu, akan tetapi seringkali hancur kembali dikarenakan satu dan dua hal. Bagaimana akhirnya mulai mengerti bedanya reasonable confident dengan sombong. Bagaimana akhirnya mengerti bahwa sesungguhnya manusia hanyalah bisa berusaha dan Allah yang menentukan. Bagaimana akhirnya paham bahwa kemampuan manusia amat sangat terbatas dalam mengatur apa yang akan terjadi dikemudian hari dalam hidupnya, sekeras-keras apapun berusaha, serapi-rapi apapun merencanakan, sesungguhnya faktor kehendak Allah adalah penentu segalannya.

Sesungguhnya sekecil apapun usaha tidak akan meninggalkanmu tanpa hasil. Percayalah mungkin tidak dalam bentuk yang kamu harapkan, tapi pasti diberikan hasil yang terbaik. Emas dalam bentuk cincin dan kalung adalah sama-sama perhiasan logam mulia. Perbedaan bentuk tetap menjadikan kedua benda itu merupakan benda yang berharga.

Terima kasih atas hari ini.
Salah satu bukti nyata bahwa Allah tak pernah meninggalkan hamba-Nya yang berharap.
Salah satu buki bahwa jika Allah berkehendak, maka apapun bisa terjadi.
Semoga ini awal untuk menuju langkah selanjutnya, menuju proses menjadi orang yang dapat menebar manfaat dengan keberadaannya.



Yogyakarta, H+11 jam sidang pendadaran.
Alhamdulillah unofficially bachelor degree of science.

Let’s enjoy the revision J

Friday, October 7, 2016

Harapan [Puisi]




HARAPAN


Kau berkata pada dunia bahwa kau di ambang batas kesabaranmu


Kau menangis meraung merutuki hidupmu yang tak kunjung membaik


Kau merutuki penderitaan yang tak mau pergi darimu


Tetapi entah apa maksud Allah SWT, beliau masih memberikanmu waktu untuk hidup


Kau di beri waktu


Entah untuk apa, tetapi kau merasa waktu itu hanya mebuatmu merasakan penderitaan lebih lama


Kau malah memilih mati daripada hidup lebih lama


Tapi, orang itu masih bertahan


Dia berdiri tak peduli apa pun yang terjadi


Sehingga kau pun jadi goyah dan tak lagi membiarkan hatimu membatu


Kau masih sering protes, berteriak, marah


Tetapi kau sudah mulai berharap.


Berharap akan adanya mukzizat


Berharap akan adanya harapan


Harapan, harapan titik cerah di tengah lubang gelap


Harapan membawamu melangkah maju menanti datangnya perbaikan


Harapan membuat langkahmu terasa ringan dan pikiran menjadi bersih


Harapan memberikan energi positif yang luar biasa besar pada dirimu


Harapan membuatmu masih mampu tersenyum di kala duka


Harapan membuatmu mampu berdiri menantang kekejaman


Expectation give you strength to walk forward and open ur eyes to see straight forward

Thursday, October 6, 2016

CONFEITO [NOVEL REVIEW]

   “Tak ada yang bisa menggatikan keuletan. Bakat juga tidak; orang yang berbakat yang tidak pernah sukses adalah hal yang lumrah. Kejeniusan juga tidak; orang pandai yang tidak memperoleh apa-apa sudah nyaris menjadi kata-kata mutiara. Pendidikan juga tidak; dunia sudah penuh dengan pengangguran berpendidikan. Keuletan dan keteguhanlah yang paling berkuasa. Slogan ‘jangan menyerah’ telah dan selalu memecahkan masalah yang dihadapi manusia”

Kutipan di atas adalah pernyataan dari Calvin Coolidge yang aku salin dari sebuah novel yang baru saja aku baca. Main ke rumah temen SMA membuatku jadi tertarik untuk membaca novel yang dulu pernah membuatku terkesima waktu dibaca zaman SMA. Sekarang aku sedang bergelut untuk menyandang title sarjana, usiaku 21 tahun. Aku sudah hobi membaca cerita fiksi sejak zaman SD, hingga sekarang pun masih sering membaca, tapi kadang tidak ada waktu aja jadinya satu buku sebulan aja itu udah amazing! Jadiiii hasil main dari rumah temen SMA adalah sebuah novel pinjaman yang judulnya ‘Confeito’, waktu usiaku 15 atau 16 tahun, membaca novel ini membuatku terkesima. Lalu penasaran, mau baca lagi sekarang, efeknya gimana ya? Well, beginilah responku setelah menghabisnya waktu 2 jam membaca. Ohya, sebelumnya aku kasih sedikit alur ceritanya ya, janji deh ngga bakal spoiler *0*.


                 Judul       : Confeito
                 Penulis    : Windhy Puspitadewi
                     Penerbit  : PT Gramedia Pustaka Utama
                     Cetakan  : Cetakan pertama, Mei 2005
                     Tebal       : 210 halaman
                     ISBN       : 979-22-1362-7

            Confeito bercerita tentang 5 sahabat yang bertemu semasa ospek jurusan. Kelompok sahabat itu bisa dikatakan ‘geng’. Bukan geng yang ada peraturan mengikat dan perjanjian-perjanjian yang konyol, tapi aku katakan geng karena memang mereka sering bersama, menyatakan diri mereka teman sejati yang harus saling berbagi dan membantu, pokoknya nempel terus deh kayak amplop dan prangko.
Geng itu terdiri dari 1 orang perempuan bernama Hana, cewek cuek yang tidak begitu cantik, berkarakter unik, punya impian menjadi penulis yang terpaksa masuk jurusan teknik mesin karena suruhan sang ayah. Empat orang lainnya adalah Leo, Seta, Ridwan dan Angga. Seta si kutu buku yang sangat pintar, Angga si ­loverboy yang tengah bergelut dengan hubungan percintaanya,Ridwan si borjouis yang sering gonta ganti pacar dan Leo si bijak yang ternyata menyembunyikan jati diri aslinya.
       Dalam Confeito, 5 sahabat tersebut mengalami berbagai macam masalah yang akhirnya membuat mereka menemukan hikmah dari masalah tersebut dan terlahir menjadi pribadi yang lebih baik. Yang aku suka dari Confeito adalah cara penulis membuat ­character development yang smooth, tidak terlalu ringan namun tidak terlalu berat. Plotnya memang sangat mudah ditebak, walaupun demikian, penulis yang aku yakin memiliki intelegensi yang tinggi berhasil menyajikan dialog-dialog cerdas yang berhasil mengimbangi kesederhanaan alur cerita.
         Beberapa kutipan-kutipan bijak, syair, puisi, lirik lagu banyak disajikan disini. Membuat pembaca bertambah pengetahuannya. Sesuai dengan moto penulis ‘Bacalah buku yang tidak hanya menghibur, tapi yang dapat menambah pengetahuanmu’, Confeito berhasil menambah pengetahuanku sekaligus menghibur. Dari awal sih aku memang sudah tidak berekspetasi untuk membaca plot dengan alur yang rumit ketika meminjam Confeito, karena aku tau Confeito dikategorikan kedalam ‘Teenlit’, rasanya ingin menjadi remaja lagi, makanya membaca novel remaja, ahay…
            Kesanku? Aku masih sagat terhibur dan tersentuh setelah membaca Confeito. Nilai yang disampaikan masih membuat orang seusiaku berhasil termenung. Go ahead call me childish atau apadeh, tapi no, no, no! I don’t care, hehe. Keruwetan proses mendewasakan diri ternyata perlu diimbangi dengan kegiatan-kegiatan ringan yang menyegarkan, I’m just trying not to losing the teenager side inside of me. Biar masih bisa berfikir ringan gitu deh, huehuheuheu.
            Overall, this book is very recommended terutama untuk anak-anak remaja yang sedang mencari jati diri dan bolehlah untuk para orang dewasa (atau merasa sudah dewasa) untuk, yaah.. membaca sesuatu sambil bersantai dengan segelas teh hangat. I won’t say that this book will change your life, tapi melihat banyaknya hiburan remaja yang nyeleweng sekarang ini, aku rasa novel-novel mendidik seperti ini harus lebih dikenalkan lagi kepada remaja-remaja karena dapat memberikan dampak atau perubahan yang sangat positif ke dalam hidup mereka.
   Oke, sekian review Confeito, aku harap review ini memberikan informasi bagi kalian para pembaca blogku ini~ Selamat membaca wahai bookworm



Saturday, August 20, 2016

Nikah Muda?

“Aku insyaAllah mau nikah mudah..”kataku kepada orang-orang.
“Hah? Seriusan? Habis lulus kuliah kamu langsung mau nikah?”tanya si A sambil membelakan mata. “Kalau ntar hamil gimana?? Kamu gak kerja dulu?”tanya si B sambil nyolek-nyolek lenganku. Si C mulutnya berbusa saking kagetnya (Oke ini aku melebay).

Kalimat-kalimat di atas adalah reaksi yang sering aku dapatkan ketika aku menceritakan tentang keinginanku buat nikah muda, teman-teman dekat bahkan keluargaku sendiri pun banyak yang sangat terkejut dengan keputusanku untuk melepas masa lajang secepat mungkin. “Kenapa sih terburu-buru?? Emang udah mikirin dengan matang apa??! Kamu tu baru 22 tahun!” begitulah yang sering ada di benak mereka. Kepada orang-orang tertentu yang dekat denganku, aku sih berkenan untuk menjelaskan kenapa aku mau nikah muda. Karena penting bagiku membuat mereka jangan sampai berfikiran miring tentang aku dan pasanganku. So, disini aku pengen aja menjelaskan tentang keinginanku untuk menikah muda. Apalagi sekarang lagi hits kan ya pro dan kontra nikah muda di kalangan anak udztad (uhuk!), nanti dikiranya aku ikut-ikutan pula, padahal enggak, loh!

     1.    Ingin menjadi lebih dekat dengan Allah
Oke, analoginya sih gini ya… Aku kan udah pacaran lumayan lama nih sama si calon, dari awal sih kita tau nih pacaran itu dilarang sama Allah, tapi kita babat aja, habisnya gak mau kehilangan satu sama lain kalau nggak ada status yang jelas (mind set­ ­nya aja waktu itu udah salah kan?!). Tapi pada akhirnya, dia,( iya, dia duluan!) yang sadar bahwa kita harus nikah secepatnya, karena nggak baik terus-terusan dalam hubungan seperti ini. Lebih banyak dosanya dari pada berkahnya.
Singkat cerita, aku pun awalnya sangat ragu dan tidak mau, tawar menawar terjadi disitu. Tapi pada akhirnya, setelah aku menelah hidupku (Cielaahh..), aku sadar bahwa hidupku ini perlu aku hadapi dengan dukungan penuh dari Allah. Gimana ya, banyak gitu loh menurutku urusan duniawi yang aku butuh selesaikan dengan bantuan Allah. Lah terus logikanya, gimana mau dibantuin sama Allah lah wong masih ngelakuin hal yang dilarang sama dia (Allahualam, mungkin logikaku salah, memang kalau mau berlogika terhadap mahluk paling tinggi, yaitu Allah, itu kadang ga bener, tapi selagi logikaku baik, aku percaya aja). Jadinya, kita mau nikah muda, karena kita mau bareng-bereng saling mendekatkan diri dengan Allah. Kan lebih baik berdua tu dari pada sendirian biar gak kesepian, biar ada yang ngingetin terus. (Hati-hati, kalimat ini bahaya bagi lajang-lajang diluar sana :p).

      2.      Aku yakin sama pasanganku
Aku? Diingetin bahwa hidup setelah nikah itu enggak selalu manis? Hahahaha… ups! (malah kebawa iklan Pantene). So, aku sudah seriiing sekali diingetin bahwa hidup setelah nikah itu gak semuanya seindah seperti kisah-kisah Princess di Disney. Mereka khawatir aku mau menikah hanya karena alasan ‘Aku cinta dia! Aku mau hidup bersamanya karena aku mau bahagia!’, begitu.. Padahal, iya sih, bener, gitu aja alasannya, hahaha. Tetapi, gini loh.. Aku memang mau menikah tentu saja karena aku yakin bakal bahagia sama dia, sama orang yang aku pilih. Lah, terus kaAlau ada masalah, tetep bahagia gitu? Ya iya sih, aku kan bukan cenayang ya, aku juga orangnya insecure loh, aku khawatir kejadian-kejadian jelek yang bakal terjadi kalau aku sudah menikah. Masalah keuangan, ketidak-cocokan, masalah beda prinsip, banyak hal lain yang mungkin terjadi setelah menikah yang mungkin bikin kita berantem. But, it’s okay. Aku itu modal percaya, bahwa mau sesulit apapun kondisinya, aku yakin aku bakalan tetap bisa saling mendukung. Aku yakin bahwa dia dan aku sama-sama pekerja keras, yang punya mental logam merkuri (oke, asal kalian tau, logam merkuri itu logam yang gampang meleleh, hahahha,), dimana aku yakin bahwa dalam keadaan susah pun kita enggak akan jadi orang yang berubah, dan tetap bakalan mau cari solusi bareng-bareng. Ya, itu juga hasil dari 5 tahun sudah mengenal calon pasangan. Sudah tau baik dan buruknya karakter dia. Secara kesulurahan, aku yakin dengannya. Katanya sih dia juga yakin aku bakal jadi calon isitri yang baik, ehehehe.

    3.       Ada jalan
Yups, setelah aku ngalur ngidul jelasin ke keluarga, dan diapun menjelaskan ke keluarganya. Allhamdulillah keluarga menyetujui dengan keputusan kita. Aku anggap itu adalah good sign dari Allah, bahwa Dia juga meridhoi rencana kita. Semakin kita mantep, semakin terbuka jalan menuju kesana. Aku percaya itu adalah kode untuk terus maju.

       Jadi, seperti itulah saudara-saudara, 3 alasan utama kenapa aku punya keinginan untuk menikah muda. Sebenarnya, alasan yang paling kuat adalah nomor 1, sih. Kita mau menjadi semakin baik bersama di jalan Allah. Kita rasa bahwa satu sama lain adalah pasangan yang tepat untuk kita. Rasa-rasanya sih, udah banyak kesamaan, jadi ngerasanya jodoh gitu. Jodoh kan harus dijemput, makanya mau dijemput melalui jalur pernikahan, pernikahan adalah InsyaAllah jalur yang penuh berkah. Semoga memang bener bahwa Allah sudah menjodohkan kita, melalui berbagai macam jalur, akhirnya dipertemukan. Aaamin..


Sunday, August 7, 2016

I will be friend with this Insecurity


“Merasa Insecure Sesekali itu TIDAK SALAH, kok!”

SEMUA ORANG Insecure!”

“Walaupun Aku Insecure, Aku Masih Bisa Percaya Diri!

“Aku Tidak Akan Terpengaruh Insecurity-ku Selama Aku Terus Menantang Diri Sendiri!”

“Hanya Karena Aku Merasa Insecure Bukan Berarti Aku Boleh Jadi Orang Insecure!”

“Insecurity Adalah Motivasiku!”

“Mungkin Aku Akan Selamanya Insecure, Namun Aku Tetap Harus Berjuang!”

“Walaupun Aku Insecure, Aku Tetap Bisa Bahagia!”

“Aku Insecure, Tapi Aku Masih Menyayangi Diri Sendiri!”


Aku KUAT!”


Those Mantras are taken from : kelascinta.com/women

Dikala Kita Tertekan

Siapa yang tak pernah yang berada dalam kedaan tertekan? Selama terterkan banyak rasa kecewa yang meghantui, sedih tak berujung dan juga perasaan tidak berdaya serta merasa diri sendiri tidak mampu untuk melakukan apapun lagi.
Batas endurance ­seseorang terhadap perasaan-perasaan negative tersebut pun beberbeda. Ada yang sudah merasa tak berdaya dengan sedikit rasa tertekan, ada yang masih bisa santai walau hatinya sedang terluka, atau ada yang masih tetap berjuang walaupun seluruh rasa harap nya sudah runtuh karena selalu dihantam kegagalan.
Cara menghadapi perasaan negative tersebut pun beragam, ada yang ingin sendiri saja, ada yang butuh ditemani oleh orang yang dipercaya oleh mereka. Apapun itu yang bisa membuat perasaan mereka menjadi lebih nyaman.
            Perasaan insecure­ terhadap kemampuan diri sendiri dan juga perasaan cemas berlebihan seringkali menjadi hantu yang menggentayangi diriku. Menggelayuti kedua kaki ini dan membenanmkannya ke dalam lumpur hingga raaanya berat sekali untuk melangkah maju.
            Menghadapi perasaan tertekan sendiri bukanlah hal yang baik untukku, karena yang ada perasaan itu akan makin menggrogoti dan akhirnya benar-benar memakan sisi positif dari diri ini. Tetapi, jika telah demikian, tak jarang aku menyakiti orang-orang sekitarku dengan rasa kecewa ini. Hingga akhirnya, aku memilih untuk mundur dan menyimpannya sendiri.
            Setiap orang membutuhkan teman yang dapat menerima dirinya apa adanya. Ada kalanya dia akan mendekatimu sebagai kucing jinak dengan bulu halus yang nyaman untuk dibelai, namun adakalanya dia pulang dalam keadaan terluka sehabis kalah berkelahi, dengan bulu rontok dan kotor penuh lumpur. Bagaimana kau akan menghadapinya? Bisakah kau memberikan perhatian yang sama?
            Hidup itu dinamis, seseorang pun perasaannya dinamis. Ada kalanya dia di atas puncak perasaan positif, hingga dia bisa selalu tersenyum dan langkahnya seringan angin hingga dia bisa melakukan apa saja dalam keadaan prima. Tapi ada kalanya dia di atas puncak perasaan negative, hingga dia tak sanggup untuk tersenyum dari dalam hati, langkah berat seperti digandoli jangkar kapal, dan setiap melakukan apapun dia tidak bisa fokus.
            Tantangan dari kehidupan kita yang dinamis adalah ketika ketika harus berinteraksi dengan teman kita tersebut. Ketika sama-sama berada di atas puncak perasaan negative, maka bagaimana mau saling menguatkan? Bagaimana mau saling mendukung?

Perasaan tertekan bisa menghantui siapa saja
Kapan saja
Selama apa saja
Hingga akhirnya dia mampu untuk melawannya

Dikala dia lelah,
Seringkali dia hanya berdiam saja
Tak bisa lagi melawan, tak ada guna, katanya
Maka izinkanlah dia menjadi lemah sebentar

Bahu orang yang dia rindukan tak selalu ada,
Kata-kata pun tak bisa mewakili perasaan mereka
Ternyata, mereka sama-sama lelah
Tapi sedang tak bisa menjadi kuat untuk satu sama lain

Dia sedang tidak menjadi sosok yang dibutuhkan
Dia yang sedang membutuhkan
Dia sedang tak menjadi sosok yang hangat
Karena hatinya sedang dingin karena perasaan cemas

Sayang sekali, diapun renta terhadap rasa sakit
Yang biasanya dia sabar,
Namun kali ini tak jarang amarah yang menang
Dan dia seringkali menyesal, membiarkan dirinya lepas kendali

Dia tak tau harus bagaimana,
Jika temannya tak lagi ada untuk dirinya bersandar
Dia kehilangan akal, untuk menjadi kuat bagi temannya
Ketika bahkan dirinya sedang dalam titik terlemah

Maklumilah dia,
Kadang dia tersenyum menyambutmu
Kadang pun dia berwajah murung menyambutmu
Karena tak selamanya dia menjadi sosok yang kau harapkan

Carilah cara,
Untuk bisa saling menguatkan dalam keadaan lemah
Untuk bisa saling merangkul dalam keadaan tak bertenaga
Untuk bisa saling memberi ketika dalam keadaan membutuhkan

 Yogyakarta, 1th August, 2016

Sunday, February 14, 2016

Wanita dan Pernikahan



Jauh dari dalam lubuk hati setiap wanita di dunia ini, aku yakin impian terbesar yang dimiliknya adalah dinikahi dengan orang yang mencintainya setulus hati dan akhirnya bisa membangun keluarga yang bahagia dengan anak-anak manis yang lucu dan mirip mereka. Oke, memang terdengar sangat klasik dan menggeneralisir tiap wanita, tapi sungguh, deep down inside her heart, semua wanita yang menolak mempercayai hal tersebut, sebenarnya hati nurani mereka meraung-raung, mereka ingin dicintai, dilindungi dan ngemong anak.
Wanita memang banyak karakternya, ada yang independent, ambisius, feminim, lemah lembut, dan sebagainya. Lingkungan dan pola pikir mereka pun berkembang layaknya tanaman benalu yang tidak disemproti pestisida, menjalar seperti jaringan syaraf otak yang akhirnya membuat mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap pernikahan. Ah, tak usah cepat menikah, kejar karir dulu samapai di posisi yang strategis, begitu kata wanita ambisius. Aku sih pengennya di rumah saja, ngemong anak, nunggu suami pulang kerja, masak kesukaannya dia, begitu kata wanita yang family oriented. Yah banyak lagi macamnya. Coba deh tanyain ke mereka, seambisius apapun wanita karir dan pengejar pendidikan, nanti ada masanya dia ingin mencari pasangan dan membangun keluarga. Terlalu lama sendiri ternyata telah memberikan kesempatan kepada akar kesepian menghunjam ke relung hatinya, sesungguhnya pengen ada yang menemani!
Pernikahan, oh pernikahan…. Membuat bulir air mata jatuh dari mata seorang wanita yang merelakan ambisinya untuk menjadi wanita karir sukses, dari mata seorang wanita yang bermimpi untuk berpetualang sendiri keliling dunia, dari mata seorang wanita yang ingin mendidikasikan hidupnya untuk kemanusiaan, mereka akhirnya dengan tulus dan besar hati mengecilkan mimpi besar mereka dan memutuskan untuk menikah dan membangun keluarga bersama dengan lelaki yang dia percaya dan dia cintai. Mengikuti tiap langkah kaki sang lelaki dan mendukungnya dengan tulus. Berada disampingnya, memastikan mental suami tetap sehat agat bisa selalu siaga menjaga pondasi keluarga agar tetap kuat. Seorang istri yang kuat dan independent tidak dapat dilihat dari bagaimana dia tetap bisa berkarir dengan gemilang namun tetap bisa menjaga anak dan keluarga, tapi dilihat dari bagaimana ketabahan dan kesabaran dia dalam mengurus keluarga, dilihat dari bagaimana matanya tetap teduh ketika keluarga dilanda masalah, bagaimana suaranya tetap tenang ketika berbicara dengan suaminya walaupun hatinya rasanya sedang disayat-sayat. Wanita yang kuat dan independent adalah wanita yang tetap teguh pada keputusannya tanpa merasa bahwa keputusan dan pilihan itu bukanlah yang dia ambil, tapi dia tetap bertanggung jawab terhadap setiap langkah yang dia ambil terlepas bahwa sebenarnya itu dilakukan karena mengikuti perintah suami.
Tulisan ini bukanlah sebuah ungkapan penyesalan atau kegundahan hati, apalagi tentang duka yang dirasakan wanita yang merasa terpaksa direnggut kebebasanya sebagai wanita yang independent. Tapi lebih ke tentang bagaimana seorang wanita begitu besar hatinya, untuk tidak memikirkan dirinya sendiri dan melihat jauh ke depan bahwa hidupnya bukan sekedar tentang dirinya sendiri, tapi tentang bagaimana jangan sampai cintanya tidak hanya ada di satu tempat tanpa sempat dibagi kepada orang yang membutuhkan, kepada suaminya dan kepada anak-anaknya.

Picture taken from : 
http://www.playbuzz.com/chelseybrown10/what-wedding-theme-should-you-have

Friday, January 29, 2016

Cintaku Buta

Cinta yang kumiliki tak punya mata
Cinta yang kumiliki tak punya logika
Pijakannya lemah, temannya resah
Baru sekali diterpa gelombang, keyakinannya patah

Cinta yang kumiliki itu besar
Sayangnya tak bisaku bagi-bagi
Kuberikan setuhnya tanpa jeda
Tanpa sisa, sekarang ada di dia

Kebodohanku hanya bisa kuratapi
Ingin tapi tetap kau pergi
Aku akhirnya sendiri
Kau pergi membawa sepi

Kau lah pemegang kuasa
Aku sudah bilang
Cinta bukan aku yang pegang kendali
Kau tau itu, kau memang pintar, maka dari itu aku jatuh cinta

Sudahlah, aku mau menyerah saja
Aku percaya bahwa ada kita di ujung sana
Memejam mata dengan bahagia
Kelak bersama dengan penuh suka

Tuesday, January 19, 2016

Not everybody loves chocolate and cats


Tidak semua orang suka cokelat, ada yang biasa saja, ada yang alergi bahkan ada yang membencinya dengan sangat. Mungkin semua orang mengganggap bunga itu cantik, namun tidak semua yang mau bersusah payah untuk menjaga kecantikannya, ada yang tega menginjak-injaknya untuk dijadikan objek foto, ada yang memetiknya secara berlebihan untuk dibuat menjadi karangan bunga, yang pastinya dengan alasan untuk menganggumi kencantikannya, banyak orang justru membunuh kecantikan itu tanpa mau repot-repot untuk melestarikan agar kecantikan itu tetap ada disana. Hanya segelintir yang sadar, hanya segelintir yang perduli, dan itu memprihatinkan.
Ada yang suka kucing, ada yang membenci kucing. Ada yang membenci namun mendiamkan, namun ada yang membenci lantas memiliki rasa ingin memusnahkan hewan malang tersebut dari depan matanya. Ada yang membela dengan sekaut tenaga dan segenap hatinya untuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi anjing dan kucing, tak lelah walau dicaci maki atau nyawanya terancam namun tetap tegar berdiri dengan tekad yang dari awal telah dibangun. Namun, tak sesederhana itu menghentikan tradisi, kan?
Aku mengenal seorang teman baik, orang terpolos dan baik hati yang pernah aku kenal. Tradisi membuatnya biasa memakan anjing ketika hari besar. Jujur saja pernah aku rasakan kebencian terhadap orang-orang yang tega memakan hewan yang disisi lain banyak dianggap keluarga oleh sebagian orang. Tapi, melihat betapa baiknya orang yang aku kenal tersebut, aku menjadi berfikir kembali, kepada siapakah kebencian ini harus kutujukan?
Aku beragama Islam, aku merasa sangat beruntung, betapa aturan Islam melindungi hewan-hewan malang tersebut. Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana sapi, kambing, ayam dan hewan lainnya yang sudah biasa dikonsumsi oleh banyak orang, dibunuh berjuta-juta jumlahnya setiap hari di seluruh bagian bumi untuk dikonsumsi? Entahlah, zaman dahulu jumlah orang di bumi ini tidak sebanyak sekarang, tidak sekonsumtif sekarang, tidak…ah… tidak hobby mengeksploitasi untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Melupakan etika dalam memperlakukan hewan.
Bagaimana? Bagaimana caranya untuk menyamakan pandangan seluruh umat manusia? Bahwa memang ada hal yang harus dijaga kelestariannya, tidak memandang suku, agama, moral, ajaran apapun yang engkau anut. Bahwa ada yang harus dihindari, tidak memandang siapapun, apapun dirimu. Bahwa keseimbangan di dunia ini harus ada yang menjaganya. Tapi, bagaimana caranya?