Sunday, August 7, 2016

Dikala Kita Tertekan

Siapa yang tak pernah yang berada dalam kedaan tertekan? Selama terterkan banyak rasa kecewa yang meghantui, sedih tak berujung dan juga perasaan tidak berdaya serta merasa diri sendiri tidak mampu untuk melakukan apapun lagi.
Batas endurance ­seseorang terhadap perasaan-perasaan negative tersebut pun beberbeda. Ada yang sudah merasa tak berdaya dengan sedikit rasa tertekan, ada yang masih bisa santai walau hatinya sedang terluka, atau ada yang masih tetap berjuang walaupun seluruh rasa harap nya sudah runtuh karena selalu dihantam kegagalan.
Cara menghadapi perasaan negative tersebut pun beragam, ada yang ingin sendiri saja, ada yang butuh ditemani oleh orang yang dipercaya oleh mereka. Apapun itu yang bisa membuat perasaan mereka menjadi lebih nyaman.
            Perasaan insecure­ terhadap kemampuan diri sendiri dan juga perasaan cemas berlebihan seringkali menjadi hantu yang menggentayangi diriku. Menggelayuti kedua kaki ini dan membenanmkannya ke dalam lumpur hingga raaanya berat sekali untuk melangkah maju.
            Menghadapi perasaan tertekan sendiri bukanlah hal yang baik untukku, karena yang ada perasaan itu akan makin menggrogoti dan akhirnya benar-benar memakan sisi positif dari diri ini. Tetapi, jika telah demikian, tak jarang aku menyakiti orang-orang sekitarku dengan rasa kecewa ini. Hingga akhirnya, aku memilih untuk mundur dan menyimpannya sendiri.
            Setiap orang membutuhkan teman yang dapat menerima dirinya apa adanya. Ada kalanya dia akan mendekatimu sebagai kucing jinak dengan bulu halus yang nyaman untuk dibelai, namun adakalanya dia pulang dalam keadaan terluka sehabis kalah berkelahi, dengan bulu rontok dan kotor penuh lumpur. Bagaimana kau akan menghadapinya? Bisakah kau memberikan perhatian yang sama?
            Hidup itu dinamis, seseorang pun perasaannya dinamis. Ada kalanya dia di atas puncak perasaan positif, hingga dia bisa selalu tersenyum dan langkahnya seringan angin hingga dia bisa melakukan apa saja dalam keadaan prima. Tapi ada kalanya dia di atas puncak perasaan negative, hingga dia tak sanggup untuk tersenyum dari dalam hati, langkah berat seperti digandoli jangkar kapal, dan setiap melakukan apapun dia tidak bisa fokus.
            Tantangan dari kehidupan kita yang dinamis adalah ketika ketika harus berinteraksi dengan teman kita tersebut. Ketika sama-sama berada di atas puncak perasaan negative, maka bagaimana mau saling menguatkan? Bagaimana mau saling mendukung?

Perasaan tertekan bisa menghantui siapa saja
Kapan saja
Selama apa saja
Hingga akhirnya dia mampu untuk melawannya

Dikala dia lelah,
Seringkali dia hanya berdiam saja
Tak bisa lagi melawan, tak ada guna, katanya
Maka izinkanlah dia menjadi lemah sebentar

Bahu orang yang dia rindukan tak selalu ada,
Kata-kata pun tak bisa mewakili perasaan mereka
Ternyata, mereka sama-sama lelah
Tapi sedang tak bisa menjadi kuat untuk satu sama lain

Dia sedang tidak menjadi sosok yang dibutuhkan
Dia yang sedang membutuhkan
Dia sedang tak menjadi sosok yang hangat
Karena hatinya sedang dingin karena perasaan cemas

Sayang sekali, diapun renta terhadap rasa sakit
Yang biasanya dia sabar,
Namun kali ini tak jarang amarah yang menang
Dan dia seringkali menyesal, membiarkan dirinya lepas kendali

Dia tak tau harus bagaimana,
Jika temannya tak lagi ada untuk dirinya bersandar
Dia kehilangan akal, untuk menjadi kuat bagi temannya
Ketika bahkan dirinya sedang dalam titik terlemah

Maklumilah dia,
Kadang dia tersenyum menyambutmu
Kadang pun dia berwajah murung menyambutmu
Karena tak selamanya dia menjadi sosok yang kau harapkan

Carilah cara,
Untuk bisa saling menguatkan dalam keadaan lemah
Untuk bisa saling merangkul dalam keadaan tak bertenaga
Untuk bisa saling memberi ketika dalam keadaan membutuhkan

 Yogyakarta, 1th August, 2016

No comments:

Post a Comment