Friday, January 29, 2016

Cintaku Buta

Cinta yang kumiliki tak punya mata
Cinta yang kumiliki tak punya logika
Pijakannya lemah, temannya resah
Baru sekali diterpa gelombang, keyakinannya patah

Cinta yang kumiliki itu besar
Sayangnya tak bisaku bagi-bagi
Kuberikan setuhnya tanpa jeda
Tanpa sisa, sekarang ada di dia

Kebodohanku hanya bisa kuratapi
Ingin tapi tetap kau pergi
Aku akhirnya sendiri
Kau pergi membawa sepi

Kau lah pemegang kuasa
Aku sudah bilang
Cinta bukan aku yang pegang kendali
Kau tau itu, kau memang pintar, maka dari itu aku jatuh cinta

Sudahlah, aku mau menyerah saja
Aku percaya bahwa ada kita di ujung sana
Memejam mata dengan bahagia
Kelak bersama dengan penuh suka

Tuesday, January 19, 2016

Not everybody loves chocolate and cats


Tidak semua orang suka cokelat, ada yang biasa saja, ada yang alergi bahkan ada yang membencinya dengan sangat. Mungkin semua orang mengganggap bunga itu cantik, namun tidak semua yang mau bersusah payah untuk menjaga kecantikannya, ada yang tega menginjak-injaknya untuk dijadikan objek foto, ada yang memetiknya secara berlebihan untuk dibuat menjadi karangan bunga, yang pastinya dengan alasan untuk menganggumi kencantikannya, banyak orang justru membunuh kecantikan itu tanpa mau repot-repot untuk melestarikan agar kecantikan itu tetap ada disana. Hanya segelintir yang sadar, hanya segelintir yang perduli, dan itu memprihatinkan.
Ada yang suka kucing, ada yang membenci kucing. Ada yang membenci namun mendiamkan, namun ada yang membenci lantas memiliki rasa ingin memusnahkan hewan malang tersebut dari depan matanya. Ada yang membela dengan sekaut tenaga dan segenap hatinya untuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi anjing dan kucing, tak lelah walau dicaci maki atau nyawanya terancam namun tetap tegar berdiri dengan tekad yang dari awal telah dibangun. Namun, tak sesederhana itu menghentikan tradisi, kan?
Aku mengenal seorang teman baik, orang terpolos dan baik hati yang pernah aku kenal. Tradisi membuatnya biasa memakan anjing ketika hari besar. Jujur saja pernah aku rasakan kebencian terhadap orang-orang yang tega memakan hewan yang disisi lain banyak dianggap keluarga oleh sebagian orang. Tapi, melihat betapa baiknya orang yang aku kenal tersebut, aku menjadi berfikir kembali, kepada siapakah kebencian ini harus kutujukan?
Aku beragama Islam, aku merasa sangat beruntung, betapa aturan Islam melindungi hewan-hewan malang tersebut. Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana sapi, kambing, ayam dan hewan lainnya yang sudah biasa dikonsumsi oleh banyak orang, dibunuh berjuta-juta jumlahnya setiap hari di seluruh bagian bumi untuk dikonsumsi? Entahlah, zaman dahulu jumlah orang di bumi ini tidak sebanyak sekarang, tidak sekonsumtif sekarang, tidak…ah… tidak hobby mengeksploitasi untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Melupakan etika dalam memperlakukan hewan.
Bagaimana? Bagaimana caranya untuk menyamakan pandangan seluruh umat manusia? Bahwa memang ada hal yang harus dijaga kelestariannya, tidak memandang suku, agama, moral, ajaran apapun yang engkau anut. Bahwa ada yang harus dihindari, tidak memandang siapapun, apapun dirimu. Bahwa keseimbangan di dunia ini harus ada yang menjaganya. Tapi, bagaimana caranya?