Monday, December 21, 2015

Deep feeling


"It's both a blessing and a curse to feel everything so very deeply" - Anonymous

Aku sangat menyadari hal ini, begitu salah jika aku yang begitu rapuh ini menggantungkan kebahagianku dengan orang lain, orang lain yang bahkan bukan keluargaku. Orang lain yang aku kenal kurang dari seperempat masa hidupku, dan baru kucintai dengan sepenuh 1 tahun belakangan ini. Namun, bagaimana aku bisa mengontrol hal tersebut terjadi? Selama ini aku hanya menekannya, membohongi diriku bahwa dia bukan sumber kebahagiaanku, bukan yang membuatku merasa paling nyaman, bukan yang bisa membuatku tertawa dan tersenyum seakan tak ada beban yang sedang aku pikul. Berkali-kali aku yakinkan diriku bahwa bahagia itu adalah aku yang menciptakannya sendiri, bukan karena keberadaan orang lain. Akhirnya, kebohongan itu sampai kepada akhirnya, tidak bisa, tidak bisa lagi aku pura-pura tidak tahu, bahwa dia lah sumber kebahagiaan itu, yang membuatku terus memotivasi diriku dan juga berharap.

Berbahaya, sungguh berbahaya menggantungkan kebahagiaan kepada manusia, karena mereka bisa pergi sewaktu-waktu, atas kehendak mereka sendiri ataupun bukan. Menjadi orang yang ditinggalkan tidak pernah mudah, hingga bertahun-tahun pun tidak akan pernah mudah. Apalagi kejadian tersebut tidak bisa dicegah, ditinggalkan dan meninggalkan sudah menjadi garisan hidup. Satu-satunya yang bisa aku lakukan hanya bersikap baik dan berpasrah diri bahwa sesuatu yang kuinginkan belum tentu yang aku butuhkan. 




Saturday, November 14, 2015

PMS and ME

[WARNING : Maybe this would be a bit silly for you. Tulisan kali ini penuh dengan emosi, Don’t waste your time if you don’t interest in my not-so-mature feeling right now]
PMS it is not always about A GIRL WHO BECOME EGOSENTRIS OR SUDDENLY TURNS TO EVIL MONSTER WHO COULD DESTROY A WORLD! NO! It sometimes become a moment which suddenly could make yourself easy to express your inner feeling!
Aku juga kurang mengeri, what does PMS mean? Why it can make my mood turn upside down like a roller coaster. Why it can make my inner feeling easy to come out?
Aku orang yang senang mendem perasan. Perasaan nggak suka, perasaan gak nyaman, aku biarin aja dan selama bisa aku toleransi maka nggak pernah aku bahas. Namun, entah kenapa sepertinya ketika aku PMS, batas toleransiku menjadi kecil sekali. Aku gampang merasa teriritasi dengan hal yang menganggu diriku. Entah itu pengendara kendaaran yang seenak udel, pelayanan di public service/restaurant yang buruk, atau… kelakuan pacar yang waktu nggak lagi PMS sih gak begitu menyebalkan, bisa diterima lah, tapi kok pas PMS hal tersebut jadi menyebalkan sekali!?
Pacarku akhirnya sering bilang, kalau lagi PMS, coba tahan diri, jangan gampang dikontrol oleh emosi sehingga nggak bisa berfikir jernih. Actually, not that my temper take control of my logic, BUT my temper makes my true inner feeling easily to come out to surface. Yeah, Its easy for me to tell about what I really feel and it makes me become very honest!

                I try. Yes I try really hard to control myself when I realize that my period is likely to come. Nevertheless, please don’t underestimate my logical thinking even when I am in PMS. No. I just become honest in express my true feeling. 

If you are interesting in knowing some stuffs about PMS, you could read it here :
https://en.wikipedia.org/wiki/Premenstrual_syndrome


DON'T BE SHAME ABOUT WHO YOU ARE, GIRLS!
It is our body.. It is our nature. Just be who you are.

Saturday, October 24, 2015

My First Hiking Experience [PART II]

Wuaduh.. Maaf sekali, tulisan part 2 tentang pengalaman saya mendaki baru berlanjut setelah setahun lebih dari yang Part 1... Im so sorry~
Here we go, melanjutkan dari tulisan pertama yang bisa dibaca di Part I, berikut ini adalah seklumit dari apa yang bisa saya ceritakan dari pendakian pertama saya :D


Dimulai lah perjalanan dari Joglo II/New Selo, setelah selesai minum dan melepas lelah sehabis dihantam dengan tanjakan beraspal sebelumnya, kami melanjutakan perjalanan. Jalan dari New Selo awalnya ternyata merupakan jalan setapak yang sudah di paving. Bang Ade mengeluhkan hal itu, ya biasa sih emang doi suka ngeluh kalau jalan kaki di bukan tanah, capek katanya. Tapiiii, hell yeah, memang lebih capek jalan di paving atau aspal daripada tanah. Namun tetep aja sih selama naik gunung, saya menjadi mensyukuri jalan beraspal nan landai, dan merindukan jalan-jalan santai di sepanjang Jl. Malioboro, hahahaha.
Beberapa langkah berjalan, dari arah atas terdengar suara deru motor. Tak lama, kami dilewati oleh seorang bapak yang mengendari motor bebek. Melihat hal tersebut saya tertawa, disini saya berjalan terengah-engah, bapak itu dengan santai naik motor. Saya nyengir, 'ojek aja po?'. Bang Ade ketawa,'Hayuk laah....'
Unfortunately, mana mungkin sih kami ngojek, itu cuman candaan aja kok, mana ada ceritanya ndaki disambi ngojek, I mean, not for the first time experience, Lol. Tak lama di depan saya ada seorang pemuda pemudi yang sedang menuruni paving, mereka menggnakan seragam batik. Saya tak habis pikir, emang ada ya orang yang mau sekedar berjalan-jalan ria ke tempat seperti ini -_-. Tapi, kenyataannya memang ada dan banyak saya temui nanti, hahaha.
Sekitar 10 menit berjalan, napas saya mulai terengah-engah, Bang ade bilang kalau emang capek berhenti aja dulu, tapi jangan kelamaan, nanti malas. '10 sampai 15 langkah, nanti baru berhenti.'katanya. Saya turuti saja dan hitungan berapa belas langkah, saya akan berhenti untuk menarik napas.
Yup, ketahanan fisik bisa dinilai disini, stamina tubuh di uji. Akibat sudah jarang sekali berolahraga dan tidak menjaga kesehatan dengan baik, digenjot dikit aja langsung deh otot-otot kaki saya meraung-raung kesakitan. Namun sering kali dan selalu saja Bang Ade meninggikan semangat saya dan berkata bahwa wajar bagi pemula jika tubuhnya belum terbiasa. Dia yang sudah jarang naik gunung saja sudah mulai merasa lelah. I hope so. I just do not want to be a burden for them. 
Jalanan terus menanjak, perlahan-lahan mulai terasa udara yang sejuk. Paru-paru saya mulai beradaptasi dengan tekanan udara ketinggian. Berulang kali Bang Ade menyemangati saya dengan berkata,'Tuh liat, udah lumayan jauh kok kita. Tadi kita tuh disitu, udah 1 jam jalan loh ini.'katanya seraya menunjuk ke bawah. Ya, memang sih, rumah-rumah terlihat kecil, semilir kabut mulai terasa. Pelan-pelan kami melanjutkan berjalan, kiri kanan sudah terlihat pepohonan dan semak-semak. Jalan paving selesai, jalur tanah menyambut. Perjalanan terasa lebih 'menyegarkan'.
Tibalah kami di shelter 1 di atas ladang, istirahat dulu, minum dulu, tekanan udara disini semakin terasa menekan pernapasanku. Napas menjadi lebih pendek-pendek. Udara menjadi lebih dingin.. Diiming-imingi dengan pemandangan diatas awan menjadi motivasiku untuk melanjutkan perjalanan.
Lalu kami melanjutkan perjalanan  ke pos 1, ada kejadian ngenes disini, hahaha. Aku jalan di depan, Bang Tono yang mimpin,  Bang Ade dan Bang Hadi dibelakang, tiba-tiba waktu noleh kebelakang, udah liat Bang Ade ngelus-ngelus kepala, ternyata doi kejedot dahan pohon. Awalnya aku spontan ngakak ngeliat Bang Ade bisa-bisanya nabrak dahan pohon. Tapi kasian juga, ternyata jadinya bejol dan lukanya berdarah. Liat bang ade kejedot, eh bang hadi baru bilang 'hati-hati, De ada dahan..', hahaha...Kasian Bang Ade, dahan pohonnya nakal sih, tuh kan dipukul Bang Hadi, hihihi.
Perjalanan kami berlangsung selama 30 menit, foto2 di pos 1, adem banget, ada pondokan gitu, bisa buat duduk, tiduran pun bisa.. Luar biasa, dari sini puncak merapi sudah keliatan.. Kami ketemu dengan bule yg bisa bahasa indonesia disini, dia dari UGM, bule prancis,  diajak ngomong inggris eh malah dijawab nya pake indo.. pffftt.. Eh tapi ada satu lagi bule prancis yang lain, nah yang ini ampun dah, nggak bisa bahasa indonesia dan bahasa inggrisnya hard to understand banget sama kami-kami ini.. *sigh*
Marikijutt~ Mari kita lanjut perjalanan.. Durasi perjalanan dari pos 1 ke pos 2 memakan waktu sekitar 1 jam, disini fisik ane diuji abis, trail nya mulai nanjak, jalannya bebatuan gede-gede, kudu merayap-rayap, manjat-manjat. Kalau nggak ditarikin sama Bang Ade, yakin ane udah sukses ngegelinding kayak tringgiling ke kaki gunung dah! *cry*. Times up dulu... Disini pemandangannya bener-bener indah, Masya Allah.. Ini baru yang namanya berdiri diatas awan.. Puncak merbabu keliatan dari tempat kami berdiri. Waktu sudah menunjukan hampir pukul set 6, langit sudah menunjukan warna kejinggaan. Kami duduk-duduk dulu di bebatuan, ngemil dulu, minum dulu, sebelum melanjutkan ke Pos 2 yang masih sekitar 15 menit lagi. Disini kami nyempetin banyak-banyak foto, kalau kata Bang Ade sih foto pre wedding, hahhaa... Doi pengen banget make foto-foto kita di merapi sebagai foto pre-wed nanti.. Ada-ada aja..



Finally, jam 18.00 kami sampe juga di pos 2. Si abang-abang perkasa pada sibuk mendirikan tenda untuk kami istirahat, mereka masak teh, susu, masak nasi, sup, dan tempe goyeng.. Kalau Aku mah duduk-duduk aja ngeliatin sambil ngemil Chitose, hahaha.. Bener-bener diperlakukan seperti tuan putri~ Sambil nunggu mereka masak, aku duduk aja di dalem tenda, dibikinin teh susu Bang Ade, dan disuapin makan hahaha.. Malamnya kami tidur cepet, gak mau begadang karena besok pagi-pagi mau muncak dan segera turun biar gak kesorean sampe Yogya...
Malemnya dingin beud deh sumpaah! Waktu keluar tenda sekitar tengah malem, dibuat terpukau dengan pemandangan malam dari ketinggian. Untuk pertama kalinya ngeliat Milky Way, liat bintang bertaburan dilangit, liat pemandangan kota Yogya dari atas... Masya Allah.. Indah banget... Salah satu list 'Things to do before I die' ku terlaksana juga, yaitu melihat bintang dan bulan dari ketinggian dan keramaian kota, hehehe.
Pagi jam 5.00, kami bangun dan melihat sunrise. Kebetulan juga ada anak-anak dari UII dan Malaysia yang naik sampai ke Pos 2, mereka ramai sekali.. Nyempetin untuk foto-foto sebentar, puncak udah keliatan deket banget dari sini.. Keliatannya sih deket, tapi ternyata masih 1-2 jam perjalanan untuk menuju kesana.





Tanpa menunda lebih lama lagi, kami bersiapa packing untuk muncak. Bawa air air minum secukupnya, makanan ringan, ponco dan P3K. Tenda dan carrier dll, ditinggal di pos 2, karna gak praktis ke puncak bawa carrier, malah memberatkan aja. Air minum, harus selalu bawa air saat summit, supaya gk dehridasi, bawa makanan yang cepet diserap menjadi energi, seperti coklat/gula merah, bawa ponco, selalu, persiapan kalau hujan. Cuma aku dan Bang Ade yang naik ke puncak, sedangkan Hadi dan Tono nunggu aja di tenda. 
Tepat pukul 06.15 kami mulai jalan dari pos 2.
Pukul set 8 pagi kami tiba di Pasar Bubrah, batas vegetasi, yang ada cuma batu-batu dan pohon cantigi, Nah, disini perjalanannya sangat menantang, untuk menuju puncak kami harus mendaki cukup curam. Mungkin kemiringannya hampir 45 drajat. Hue, gak lebay tapi suer. Bang Ade beberapa kali ngambil jalur yang enak untuk ditapak, karena sebagian besar pasir semua. Maju dua langkah, mundur selangkah. Semakin padat pijakan, semakin cepat sampe dan nggak ngabisin tenaga.


Ohya, sebelum naik kami berdua menggunakan masker dan helm dulu. Ini penting, karena sepanjang perjalanan karena berpasir maka banyak debunya dan juga bahaya dari atas bisa aja ada longsoran batu. Jangan dibayangin kayak di everest sih, disini kalau hati-hati insyaAllah nggak bakal kena longsoran batu dari atas kok. Jujur aja, capek pake banget.. Agak ngerasa nyesel kenapa sih mau-maunya naik gunung, mau ke puncak aja susah banget nggak nyampe-nyampe. Istirahat terus di bebatuan.. 
Btw ada pemandangan epic yang aku lihat, kan ada beberapa bule yang berpapasan dengan kami di perjalanan mau ke puncak. Nah bule-bule itu nyewa guide orang lokal. Ada bule wanita yang setelannya fashionable banget, pake hot pants, running shoes dan tank top. OMG.. And she used full make up. I giggled aja lah liat itu.. hihihi..
Finally! Pukul 9, kami baru sampe puncak, setelah aku capek dikibulin mulu sama bang Ade, dia selalu bilang 'ayo, dikit lagi, 5 menit lagi loh, itu ngelewatin batu gede itu udah nyampe..'. eh kalimat 5 menit lagi, itu diulang-ulang sampe 10x! Ergh, gemeess! Well, it doesnt matter, yang penting aku dan Bang Ade berhasil sampe puncak! 1st time for me,and almost 9th for him!! Tapi, kata doi ini termasuk ke yang paling istimewa buat dia, karena bisa berdua doank sama beloved one di puncak Merapi. Beruntung, kami naik gunungnya bukan di Weekend, tapi di hari Rabu, jadinya nggak rame pendaki. 'Finally, Peak of mt. merapi, the highest land in Yogyakarta, with my beloved one. Dari dulu ngomong sama Hadi, kapan ya gue bisa bawa pacar ke Puncak, akhirnya kesampaian juga sama kamu..' kata Bang Ade.





Woaw... Perjalanan turun gunungnya sebenarnya nggak kalah melelahkan dan menantang dibandingkan perjalanan naiknya.. Tenaga sudah terkuras, sudah capek, kebayang kasur empuk dan mandi air hangat... Aku hampir selalu seluncuran waktu mau turun, kalau nggak selalu digandeng sama Bang Ade udah ngegelinding palingan sampe bawah.. hiiks...
That's all!! My amazing journey.. The most challenging journey that I have ever had till my age right now. Aku percaya masih banyak petualangan yang lebih seru dan menantang yang menungguku di depan sana. Can't wait~ I should get ready~

[REVIEW] Tommorowland Movie

Warning : Spoiler Alert!



Kali ini, Aku tertarik untuk mengulas sebuah film yang baru saja Aku tonton, kebetulan sekali Aku sedang ada waktu luang dan lagi di kampus, anak jurusan sebelah mengadakan acara nobar di raung auditorium MIPA, it was like a cinema simulation.. Luckily, gratis dan dapet food+beverage! Siapa yang nggak tertarik? Hehehe.. *mentalkere*
So, Aku dan temenku pun memutuskan untuk masuk ke ruang nonton yang telah di atur sedemikian rupa sehingga menyerupai studio cinema loh. Film yang ditayangkan berjudul Tomorrowland, film ini bergenre Science-Fiction, Adventure dan Mistery. Tomorrowland merupakan garapan Amerika yang diproduksi oleh Brad Bird dibawah Walt Disney Company. Film yang berdurasi 130 menit ini mengisahkan tentang seorang perempuan muda bernama Casey Newton (Britt Robertson). Casey merupakan perempuan cerdas yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Dia merupakan rekrutan sebuah Audio-Animatronic robot (A.A robot) yang bernama Athena (Raffey Cassidy). Casey dipercaya dapat menyelamatkan dunia dari kehancuran, dan dia harus pergi ke dunia di dimensi lain dengan bantuan Frank Walker (George Clooney), seorang genius yang diasingkan ke bumi dari dimensi yang lain. Singkat cerita, Casey dikejar-kejar oleh beberapa robot antagonis yang berusaha mencegahnya pergi ke dimensi lain namun pada akhirnya dengan menggunakan roket konvensional yang ternyata selama ini 'nangkring' di bawah menara Eiffel, Casey, Athena dan Frank berhasil pergi ke dunia di dimensi lain yang pernah diperlihatkan kepada Casey ketika dia memegang pin bersimbolkan 'T' yang diberikan oleh Athena. Selama menyaksikan film ini, kita akan disungguhkan penampakan dari teknologi-teknologi canggih yang belum pernah kita lihat sebelumnya (well, I believed there are so many things that have been developed but those things aren't revealed yet to public), seperti misalnya saja mesin teleportasi yang bisa memindahkan manusia dari Amerika ke Eropa, ada hologram anjing menyalak sebagai penjaga rumah, roket canggih yang tertanam di bawah Eiffel Tower, robot manusia (android) yang canggih, alat yang bisa memperlihatkan masa depan dan masa lalu, dan masih banyak lagi. 
Sesampainya mereka di dunia beda dimensi, mereka disambut oleh gubernur di dunia itu, yaitu Nix (Hugh Laurie). Casey diperlihatkan tentang apa yang akan terjadi 55 hari terhadap bumi, akan terjadi kehancuran dimana-mana, dan Casey diberitahu bahwa dialah yang bisa mencegah itu terjadi. Namun Casey menyadari ada yang aneh dari itu semua, dari hasil analisis pemikiran Casey yang cerdas, mereka akhirnya sadar bahwa ternyata semua itu hanyalah skenario yang dirancang oleh Nix untuk ditanamkan ke pikiran manusia, bahwa bumi akan hancur sebentar lagi. Nix merasa  perlu menakuti manusia agar mereka menyadari apa yang bumi butuhkan di masa depan.
Pada saat itu sebenarnya amanah dari film Tomorrowland dijabarkan. Nix beragumen bahwa apabila tidak ditakut-takuti maka manusia tidak akan pernah sadar bahwa bumi ini dapat hancur dalam waktu singkat. Apabila mesin Tachyon (ciptaan Frank) masih saja terus menampilkan masa depan tentang hancurnya bumi, eventually bumi memang akan hancur dalam waktu dekat. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Casey sadar bahwa dia harus menghancurkan mesin itu. Tapi, Nix mencegahnya habis-habisan.
 Aku bisa mengerti mengapa Nix menanamkan tentang ide hancurnya Bumi kepada manusia, karena itu merupakan satu-satunya cara yang Nix percaya untuk memberi ganjaran kepada sebagian manusia yang sering merusak Bumi. Nix percaya bahwa hal tersebut harus dilakukan agar manusia merasakan urgensi untuk menyelamatkan bumi dan menghentikan kerusakan. Nix juga pesimis, bahwa manusia dapat mengerti, manusia ternyata menanggapi kehancuran bumi seakan-akan itu merupakan takdir yang tak dapat dicegah dan hanya bisa pasrah menerima, padahal bencana alam dan segala macam kerusakan hebat di bumi banyak yang disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. 
Cut it out!
Dih ini aku malah nyeritain isi filmya.... So, intinya aja ya.. Casey disini merupakan pemuda yang diharapkan dapat membawakan perubahan yang baik terhadap bumi, dengan sifat keingintahuan Casey yang tinggi, sifat pemberani dan pantang menyerah yang dimilikinya. Casey merupakan salah satu Dreamer yang dapat menyelematkan bumi. Di akhir cerita, Casey dan Frank mengumpulkan Dreamers dari berbagai macam suku dan ras yang ditugaskan untuk mencari Dreamer lain di seluruh dunia. Para Dreamer akan mendapatkan pin bersimbol T seperti milik Casey. Kriteria Dreamer yang dimaksud di film ini terlihat dari apa yang sedang dilakukan para calon Dreamer yang diberikan pin tersebut. Ada yang sedang menanam pohon muda dipinggir jalan, ada yang sedang melakukan penjejalahan di hutan, ada yang sedang bertugas di pusat perlindungan gajah, ada yang sedang berinovasi di bidang otomotif, ada yang sedang menjadi musisi jalanan, dan masih banyak lagi. Semua kriteria tersebut merupakan kriteria pemuda-pemudi yang energik dan memiliki mimpi di bidang mereka masing-masing. 
Film ini mencoba meng-encourage kita yang sedang di masa usia produktif, untuk selalu melakukan inovasi dan berkontribusi di bidang masing-masing. Jangan takut untuk bermimpi dan mengejar mimpi tersebut, karena kunci dari ketahanan dunia ini adalah anak-anak muda cemerlang yang pantang menyerah, contohnya seperti Casey.
Hmm, kalau pendapatku pribadi sih, amanat dari film itu memang ngena' banget di aku. Aku selalu ngerasa bahwa aku harus turun langsung untuk membuat dunia menjadi lebih baik untuk ditinggali oleh semua mahluk hidup. Namun sayangnya, masih banyak karakter-karakter yang menghambat yang ada diriku, seperti males, ragu-ragu, tidak percaya diri, dsb. Padahal, apabila aku bisa fokus ke tujuan, maka hambatan harusnya bukan menjadi suatu rintangan, tapi menjadi cambuk yang terus memotivasi untuk menjadi lebih baik lagi agar bisa melalui semua kesulitan.
Semoga para penonton film Tomorrowland benar-benar dapat meresapi amanat yang coba disampaikan oleh film tersebut dan menjadi tergerak hatinya untuk segera melalukan perubahan ke arah yang lebih baik demi dunia ini agar tidak collapse nantinya.

SEMANGAT para PEMUDA! *widesmile*

Some information taken from :
https://en.wikipedia.org/wiki/Tomorrowland_(film)
Photo taken from :
http://raisingwhasians.com/wp-content/uploads/2015/04/Disney-tomorrowland-movie-posters-646x1024.jpg

Monday, September 28, 2015

Moment of life

I wonder and I wish I could pay attention to every detail of every valuable moment in my life, So I could be able to cherish every detail of it and enjoy as it the best moment that I would ever life in my life and it just happen once. I love to watch film backwards till I’ve had finished watch the entire of it. After do that my understanding of the entire plot is complete. I feel very stuffed of feeling. So many feelings at once just because a single beautiful and valuable movie. I always take time to watch again a scene that touch my heart and watch every image, read every line carefully as I want to absorb all of the meaning which every scene try to present. So that I come to realize every movement and every line in a quality movies has a red line with each other. 

Tuesday, March 31, 2015

Jiwa anak dan orang tua



Seorang anak tidak bisa memilih kapan dan dimana dia dilahirkan. Seorang anak lahir ke dunia benar-benar seperti kertas kosong yang putih bersih tanpa isi apapun. Seorang anak tidak bisa memilih siapakah kelak orang tuanya. Sejak pertama kali seorang bayi dihantarkan ke dunia melalui manusia lain, maka saat itulah detik pertamanya dimulai di dunia. Dia tidak diberi pilihan orang tua macam apa yang kelak akan membesarkannya, atau bahkan tidak akan membesarkannya sama sekali. Dia tidak lah diberikan pandangan apapun terhadap latar belakang orang tuanya. Apakah orang tuanya merupakan orang tua yang rukun? Orang tua yang sudah siap? Orang tua yang sudah dewasa? Orang tua yang sudah berencana? Tidak, semua itu bukan pilihan yang dia miliki. Namun, siapa dan apa orang tua mereka, merupakan awal dari masa hidup mereka, pondasi dari watak dan karakter mereka, awal dari segala perjalanan yang kelak akan ditempuh mereka di dunia dan kelak akan berdampak ke kehidupan abadi mereka di akhirat.
Anak merupakan titipan dari Tuhan. Analoginya, seorang bayi jika terlahir ke dunia merupakan jiwa yang dihantarkan oleh Tuhan agar bisa memiliki petualangannya sendiri di dunia. Melalui Rahim seorang manusia lain yang disebut ibunya, oleh benih yang diberikan seorang manusia lain yang disebut bapaknya, maka jiwa itu memiliki portal untuk masuk ke dunia. Sebagai seorang pengasuh sebuah jiwa yang dititipkan oleh Tuhan, pertanggung jawaban pasti lah ada dan oleh karena itu perencanaan seharusnya sudah dilakukan. Namun, jika melihat kenyataan yang ada di dunia ini, tidak sedikit kan Anak yang tidak diharapkan dan akhirnya tidak dirawat dengan selayaknya?
Anak tidak bisa memilih apakah mereka dititipkan kepada orang tua yang sudah membaca bervolume-volume buku parenting, apakah kepada orang tua yang bahkan belum berganti seragam sekolah ke putih abu-abu, apakah kepada orang tua yang sudah resmi menikah, apakah kepada orang tua yang cukup harta, apakah kepada orang tua yang punya kehidupan yang baik, sesungguhnya tidak ada pilihan yang tersedia bagi mereka sebelum mereka dihantarkan ke dunia ini, tidak ada.
Pertanyaannya adalah, lantas salah siapa jika anak yang kelak jadi manusia dewasa pada akhirnya tidak bisa menjadi seseorang yang mendapatkan kehidupan yang mencapai standar baik dan benar? Standar yang dibuat oleh komunitas, standar dibuat oleh masyarakat, standar yg dibuat oleh negara, standar yang dibuat oleh dunia, standar yang dibuat oleh Tuhan. Salah siapa?
Baik dan benar nya apapun di dunia ini, didapat pertama kali dari orang tua. Selanjutnya dari lingkungan. Anak menyerap apapun yang dilihat, didengar, diraba, diecap, dan dibaui oleh dirinya sehingga dia menampung informasi tersebut di dalam otaknya dan kelak dijadikan acuan dalam mengambil keputusan. Bagaimana pula jika baik dan benar  yang dia dapatkan ternyata salah?
Setelah dewasa, anak akan mulai menelaah kembali nilai-nilai yang mereka dapatkan terdahulu ketika mereka belum bisa membedakan salah dan benar sendirinya, ketiak mereka belum baligh. Disini daya analisis akan meningkat, dan pertimbangan pun mulai dilakukan. Nilai baik dan benar menjadi lebih bias, tidak ajeg dan tegas, banyak yang sudah menjadi relatif. Padahal sesungguhnya, bagi seorang yang beragama, maka nilai baik dan benar itu tidaklah ada yang relatif karena sudah tercantum dalam ayat-ayat dan ajaran agama. Sedangkan bagi yang berwarga negara maka baik dan benar sudah diatur dalam undang-undang dan peraturan negara. Lantas bagaimana dengan seseorang yang tidak begitu baik diajarkan agama dan undang-undang oleh keluarganya? Oleh lingkungannya? Bukankah proses yang akan mereka alami menjadi lebih berliku dan rumit? Bukankah mereka akan tiba disaat ketika apa yang telah mereka pahami akan berbenturan dengan fakta-fakta dan informasi yang terdahulu mereka dapatkan, sehingga adanya proses analisis dan juga penelahan yang panjang sebelum bertindak, lalu hasil dari proses analisis belum tentu pula menghasilkan sesuatu yang tidak salah. Merupakan proses yang tidak sederhana bukan?
Anak merupakan kertas putih kosong begitu dia pertama kali tiba di dunia. Dapatkah pensil menuliskan kalimat dengan sendirinya diatas kertas kosong tersebut jika tidak ada tangan yang menuliskannya? Lantas bagaimana jika tangan tersebut tak pandai menulis kalimat dan cerita yang baik? Bagaimana jika tangan tersebut merupakan penulis yang buruk? Lebih parahnya lagi bagaimana jika tangan tersebut tak tau bagaimana caranya menulis? Tak tau apa itu huruf dan angka? Tak tau apa itu pensil? Bagaimana proses yang akan diamali oleh kertas tersebut agar bisa menjadi suatu buku dengan cerita yang indah di dalamnya jika pensil dituliskan secara asal oleh tangan-tangan jahil dan perusak? Bahkan malaikat pun mempertanyakan kepada Tuhan tentang diturunkannya manusia ke bumi yang cenderung menjadi perusak dan pemicu pertumpahan darah.
Anak memang diperuntukan untuk berjuang. Anak yang sudah dewasa dan beruntung dapat memiliki hidup yang baik diberikan kesempatan untuk mempersiapkan kehidupan yang baik pula bagi anak penerus mereka. Itulah prinsip reproduksi. Proses menghasilkan keturunan untuk meneruskan diri mereka, untuk mempertahankan generasi mereka. Apakah setiap manusia ingin mempertahankan generasi mereka? Generasi apa yang ingin mereka pertahankan? Adakah hal yang patut untuk dipertahankan? Adakah sesuatu yang dapat membawa kebermanfaatan bagi dunia jika generasi tersebut terlestarikan? Jawabannya adalah bisa ya dan bisa tidak.
Kita sebagai manusia kelak akan menjadi orang tua, itupun jika kita menginginkan hal tersebut. Menjadi orang tua bukan lah hal yang melankolis terkait hati dan perasaan. Namun menjadi orang tua, apalagi orang tua kandung yang bereproduksi secara langsung, merupakan bentuk pertahanan yang kita lakukan untuk meneruskan eksistensi kita sebagai manusia di dunia ini. Melalui anak kita, maka Tuhan mengizinkan ktia untuk bisa mempertahankan eksistensi kita melalui genetic yang dibawa mareka ketika kelak kita sudah memasuki kehidupan abadi selanjutnya yang tidak ada jaminan apakah masih ada yang namanya eksistensi di kehiduapn abadi tersebut.
                Orang tua dan anak merupakan jiwa-jiwa yang terjebak dalam tubuh yang dapat menua dan mati. Namun jiwa itu tetap abadi hingga di kehidupan setelah tubuh tidak lagi dapat berfungsi. Manusia adalah jiwa dan tubuh ketika menjadi satu. Ketika tubuh sudah tak sanggup menampung jiwa, karena jiwa adalah suatu yang immortal sedangkan tubuh adalah suatu yang mortal, maka di saat itulah keabadian yang dapat disadari dimulai dan sebutan manusia berubah menjadi ruh.
Pendapat Saya adalah, menjadi orang tua sudah tentu bukan sesuatu yang mudah. Ya, proses untuk mempertahankan eksistensi merupakan sesuatu yang berliku. Namun, ini bukan eogisme semata dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri, ini lebih kepada dimana jiwa-jiwa akan mengajari seorang jiwa baru agar bisa hidup dengan selayaknya di dunia. Dimana kelak peran akan selalu terganti dan siklus di dunia akan selalu berputar sehingga tidak ada benang merah yang terputus. Sehingga dunia akan terus terurus dengan baik dan menjadi lahan layak tinggal bagi jiwa-jiwa baru. Namun ketika kiamat tiba, maka mungkin itulah batas dari kedatangan jiwa-jiwa baru di dunia yang sekarang kita tinggali. Dimana reproduksi jiwa, mungkin sudah tidak dibutuhkan lagi. Jiwa hanya akan menjadi jiwa tanpa sebutan anak ataupun orang tua.