Saturday, December 1, 2012

Berjuang melawan kekurangan

Pertama kali menginjak kan kaki dirumahku, Si Cebi keliatannya takjub banget serta kebingunan. Dia nggak henti-henti nya sembunyi. Aku yang waktu itu pun lagi pusing, cuman tiduran sama Cebi di atas tempat tidur. Setelah itu jam 8an malem aku baru sempat ngasih makan Cebi. Setelah Cebi selesai makan dan minum, Cebi aku kasih obat cacing yang dari Dokter. Alhamdulillah Cebi nurut dan nggak meronta-ronta. Jadi keinget waktu dulu sering ngasih Abel obat :( Jadi kembali ke masa-masa awaktu Abel sakit dan masih hidup. :'( oke kembali ke topik, setelah itu Cebi yang kenyang dan ternyata mengantuk, masuk ke dalam rumah-rumahnnya yang aku buatin dari kerdus. Dia masuk tapi melihat keluar, aku iseng mengambil lidi dan ujungnya aku kaitkan dengan plastik, khas mainan Abel dulu. Nah, aku gerak-gerakin dengan cepat di depan Cebi. Mancing reaksinya gitu.. Tapi Cebi cuman ngeliatin, tapi mata nya membulat, seperti Abel waktu diajak main dan lagi 'hunting'. 'Ayo Cebi, Ayo' aku memancing Cebi untuk berdiri. Tapi dia enggak berdiri-diri juga. Akhirnya aku sadar, kalau dia seperti itu bukan karena nggak mau, tapi mungkin saja karena dia nggak bisa. Tangannya kanbukan seperti tangan Abel yg bisa menangkap-nangkap sesuatu dengan cepat. :( Oh so sad but true..Aku sampai terharu dan nangis waktu itu. Orang cacat diluar sana juga mungkin mereka awalnya seperti Cebi, namun kebanyakan dari mereka berlatih dan bisa melakukan hal yang sebelumnya menjadi keterbatasan mereka. Aku jadi lebih bersyukur diciptakan lengkap tanpa kurang apapun.Jadi Cebi harus lebih banyak berlatih biar bisa jadi seperti kucing normal.
Setelah makan, Cebi tidur. Aku pun tidur.. Tapi Oh....jam set5 aku dibangunkan dengan suara seperti ada yang mengais-ngais di bawah tempat tidurku. Dan Jeeeeeng.. Cebi eek TT.TT Aku enggak nyyalahin dia sih, wajar aja toh pintu kamar aku tutup dan pasti dia kebelet. Akhirnya aku bangun awal, sholat lalu setelah itu membersihkan kotorannya Cebi. Tempat tidur ku sampai lepas penyangga nya gara-gara aku tarik-tarik :( Akhirnya pagi itu pun sebelum kuliah aku jadi beres-beres kamar sama Mama. Waah, olahraga deh itung-tung :D
Lalu sepulang kuliah, aku langsung ngampirin Cebi yang ternyata setelah aku cari-cari dia bersembunyi di samping kursi ._. Dia masih takut kalau mendengar suara derap langkah kaki, banyak sekali suara di rumah ku yang membuat dia bersembunyi -__- Oh Cebi, lama-lama kamu juga akan terbiasa :)
Tapi aku keheranan melihat perut Cebi yang gendut banget, kenapa dia enggk buang kotoran ya? Apa gara-gara makanan yang aku berikan? oh :( liat entar malam lah.
Setelah itu aku membawa Cebi ke atas loteng, aku ajak Cebi makan disana, tapi waktu aku tinggal sebentar ke bawah, lagi-lagi Cebi menemukan tempat persembunyian yang baru -__- dia hampir aja masuk ke bawah loteng, dan bakalan repot banget ngeluarin nya kalau sampai dia masuk. Untung saja aku sempet narik Cebi. Setelah itu, aku mengajari Cebi naik ke atas kerdusnya dan memanjat ke atap. Cebi bisanya memanjat bukan meloncat seperti kucing-kucing lain. Tapi sebenarnya dalam keadaan ketakutan dan dikejar-kejar, Cebi itu bisa melompat -__- Yah setelah jatuh bangun berlatih, akhirnya Cebi bisa naik ke atap :D Cebi the sxplorer pun mulai menjelalajah atap dan oh No Cebi, dia menemukan tempat epersembunyian lagi. Oke, petualangan dihentikan sampai disini. Kalau dia sampai masuk ke sana, aku yang repot -___-
 Malamnya Cebi aku beliinbedak kutu, pasir tempat dia buang kotoran, dan juga makanannya. Cebi pinter sekali lho, setelah aku letakan dia di atas pasirnya, dia langsung saja buang air besar :)) Malam itu dia dua kali buang air besar dan sekali buang air kecil.D
Dia juga suka sama makanan keringnya dan mau dikasih vitamin :)) Cebi penurut lho..
Kucing pintar :))
Sepertinya Mama dan Nasya juga udah jatuh cinta sama Cebi, semoga kami bsia merawat Cebi dengan baik ya n.n

Cebi the explorer

Pose nya si Cebi :))

Thursday, November 29, 2012

Pertemuan Pertama

Entah lah apa yang direncanakan Allah SWT untuk ku..
DIA pertemukan aku denga seekor mahlukc ciptaannya yang begitu ringkih namun entah mengapa memikatku..
Pertama kali melihat mahluk itu, aku terkesima, dia berdiri diatas kedua kaki belakangnya dia melihat kearah datangnya aku dan kedua temanku yang sedang berniat mencari sarapan di fakultas pertanian UGM, namun langkahku terhenti dan dengan tergesa gesa aku menghampiri mahluk itu,kucing itu, yang dia tak menghindar saat aku berusaha menggendongnya.
"Aah.." aku terkejut, kucing itu kedua kaki depannya cacat, pantas saja dia berjalan terseok-seok dan dapat berdiri dengan kedua kaki belakangnya seperti kelinci. Namun dia begitu lucu, bulunya putih namun kusam dan kotor, ya wajar saja dia kucing liar yang tak terawat, matanya besar berwarna hitam ke abu abuan, menatapku ingin tahu, mungkin baru kali ini ada orang yang mau menggendongnya, mungkin banyak perlakuan tak pantas yang telah diterima nya selama ini.Lalu aku dan kedua temanku, Cendy dan Bulan, bertanya-tanya apakah gerangan yang telah terjadi pada kucing kecil ini, sehingga kedua kaki depannya menjadi seperti itu. Apakah cacat bawaan lahir? Atau...tulang kakinya patah karena sesuatu? Membayangkan dugaan aku bergidik, seperti apakah kesakitan yang kucing kecil itu rasakan? Padahal pada waktu itu aku perkirakan umurnya mungkin baru sekitar 3 atau 4 bulan. Sedangkan melihat dari bentuk fisiologi tubuhnya, sepertinya dia telah beradaptasi cukup lama dengan kedua kaki seperti itu. Dia sudah bisa berjalan dan bahkan meloncat. Aku terus saja menggendong kucing itu. Entah kenapa aku ingin sekali merawatnya. Aku kagum dan salut, subhanallah sekali. Kucing kecil itu bisa bertahan sampai sejauh ini. Aku ingin merawatnya hingga dia besar, sehat. Aku kagum melihat kelincahannya. Walau memiliki kekurangan, kucing itu tetap bersemangat bergerak kesana kemari, ya khas anak-anak lah.
Lalu setelah berdiskusi, Bulan mencetuskan panggilan untuk kucing itu, yaitu Cebi. Kepanjangan dari cat rabbit, hahaha. Pas sekali ya. Kami bertiga pun sepakat memanggilnya Cebi.
Setelah ebberapa menit duduk tidak jelas disitu, kami bertiga memutuskan untuk mencari makan di tempat lain, karena kantin FTP saat itu brlum semua buka. Kami pun memutuskan pergi ke kantin hukum. Selama perjalanan aku terus menggendong Cebi, dalam benakku aku bingung, bagaimana ya cara membawa Cebi ke rumah? Dan gimana ya apa diberi izin untuk metawat Cebi dirumah? Lalu tiba-tiba saja aku kepikiran untuk membawa Cebi ke rumah sakit dokter hewan Prof.Soeparwi. Cendy dan Bulan setuju untuk menemaniku kesana. Pada akhirnya kami makan di kantin fisipol.Aku membelikan Cebi sepotong ikan ukuran besar, dan Cebi menghabiskannya dengan lahap.Perutnya langsung menjadi buncit, dan selama perjalanan ke rumah sakit hewan, dia tertidur. Sesampainya dirumah sakit dan setelah diperiksa, dokter bilang bahwa Cebi tidak memiliki penyakit serius, dia hanya kekurangan nutrisi, mungkin saja juga cacingan, dan kutuan. Ya maklum namanya juga kucing liar.Setelah saya tanyakan tentang kakinya, dokter itu menjelaskan untuk kepastian lebih baik di rongent. Tapi dokter itu sempat bilang kemungkinan ini patah. Dan akan sulit untuk mengembalikan ke ke keadaan normal. Ya sudah lah, maaf ya Cebi aku tak punya biaya untuk merawatmu dengan perawatan medis yang mahal :(. Setelah itu Cebi disuntuik vitamin dan dibersihkan telinga dan hidungnya. Aku dibekali tips-tips serta  vitamin dan obat cacing untuk Cebi.
Setelah itu, terjadi kejadian yang konyol. Aku dengan teledornya membiarkan Cebi turun dari bangku dan dia akhirnya masuk ke bawah kulkas. Cebi yang tampaknya masih penakut, tak mengerti dipanggil dan dia tak mau keluar. Dengan bantuan seorang office boy dan apoteker disana, akhirnya Cebi mau keluar. Oh, sungguh malu dan sangat merepotkan! Aku berkali kali minta maaf dan berterima kasih kepada orang-orang yang menolongku tadi. Lalu kami berempat pun pulang (ohya, Diyan akhirnya ikutan kerumah sakit hewan). Setelah itu mereka bertiga mengantar Cebi kerumah, dan aku menyusul menggunakan sepeda.Oh ada kejadian yang tidak mengenakan disini, aku dimarahi oleh datok dan nenek. Dan belakangan aku tau kalau Cendy, Diyan dan Bulan juga kecipratan kemarahan nenekku. Aku menjadi sangat tidak enak :( Bantuan mereka sungguh sangat berarti. Dan mereka mendukungku merawat Cebi. :)
Kisah selanjutnya menyusul ya...

Cabi yang sedang tertidur pulas sekali

 
Ini dia kaki depan Cebi, bengkoknya tidak wajar





Sunday, March 4, 2012

Malam dan Siang

Di malam yang gelap tak berbintang dan di bawah awan temaram yang tak kunjung menghilang..
Kabut hiasi daun disemiliran sunyi...
Aku meliput lara di duka hati..
tak kunjung pergi ke biduan sang senja
Oh malam yang tak berdosa, hinakah aku tuh mengaggumi..
Tariklah aku kedalam kedamaianmu...
Aku lelah melihat kesemerawutan ini..
Tak lihat kah kau aku tenggelam?
Tak lihatkah kau aku bergelimang dosa dan duka

Raja siang kau terus hinggap di ambang dunia
Berputar mengikuti pola hidup
Membatasi apa yang harusnya tak berlebihan
Debu desah keluh kesah manusia
Kau hirup hiruk pikuk keramaian kota
Jemu tak jemu kau lirihkan suara siang
Oh siang, tolong aku..
Malam menutup matanya padaku
Jangan kau ikutan begitu...
Aku ini hina aku tau
Aku ini dusta aku mengerti
Tapi, beri aku satu arti dari kehidupan
Agar aku mengerti
Jiwaku akan mati jika tak ada sebongkah harapan
Jangan pupuskan senyumku aku mohon
hanya itu yang aku punya
aku mohon...
tarik aku ke pangkuanmu..