Bukan hadiah
Bukan makan romantis berdua
Bukan kejutan-kejutan
Tapi ketika aku membuka mata di pagi buta
Yang kulihat wajahmu
Tersenyum padaku
Bahkan cinta yang begitu abstrak pun bisa terasa dari tatapanmu
Kau menggapai pipiku
Mencium keningku
Dan mengucapkan
'Selamat ulang tahun, Sayang'
Kenangan itulah yang selalu kuputar dalam otakku
Karena begitu sederhana tapi menyentuh hatiku
Sunday, June 23, 2019
Friday, September 14, 2018
Curahan hati (pikiranku membeludak)
Pikiranku membludak
Aku merasa bersalah dengan keadaan yang sedang aku alami
Aku merasa bersalah membebani pikiran orang-orang dengan masalahku
Aku merasa bersalah membuat perhatian mereka tertuju kepadaku
Mengapa aku bisa memikirkan banyak hal dalam satu waktu
Seperti serabut
Kusut
Benang yang perlu diurai
Mengapa
Apa
Bagaimana
Aku seperti ingin meledak
Seperti kembang api di malam tahun baru
Pikiran ini selalu berputar seperti angin topan
Kuat
Semerawut
Berputar putar tak tau kapan berhentinya
Curahan hati (Setelah menerima kebaikanmu)
Aku menyadari bahwa engkau
menyayangiku. Aku sangat yakin itu. Tidak ada keraguan sedikitpun tentang hal
itu.
Engkau menyayangiku dan berharap
dengan tulus bahwa hidupku dipenuhi kebaikan dan kebahagiaan. Kau pasti sering
mengharapkan itu.
Sebenarnya aku tak ingin
menggunakan kata ini. Karena kata ini dapat mematahkan kenyataan indah yang
telah aku jabarkan sebelumnya.
Tetapi, ya, ada tetapi.
Tetapi, engkau juga sering
memberikan rasa tidak nyaman terhadap diriku.
Menyakitiku. Melakukan hal yang membuatku
risih.
Kau memegang nilai yang berbeda
dengan apa yang aku pegang. Sebagian besar aku rasa, tapi tak seluruhnya, karena
aku tak menapikan kenyataan bahwa aku membawa gen mu dalam diriku, dan aku
yakin bahwa ada sebagian dari dirimu yang ada dalam diriku. Entahlah apa saja
itu.
Aku lupa kapan terakhir kali aku
merasa sepenuhnya nyaman berada di dekatmu. Jika kau melihat betapa lepasnya
aku Bersama suamiku, engkau akan sadar bahwa aku membangun tembok yang sangat
tinggi dan tebal jika bersamamu. Engkau sedang tidak melihat diriku apa adanya
saat aku berada di depanmu.
Semua itu karena itu merupakan
tameng yang aku gunakan. Karena aku tak mau terlalu menjadi rentan di hadapanmu.
Karena engkau sering menyakitiku.
Mungkin engkau tak sadar, mungkin
engkau sadar. Entahlah, banyak orang yang paham bahwa banyak tindakanmu yang menyakitiku.
Tapi aku rasa kau tak pernah benar paham dan intropeksi diri setelah
menyakitiku.
Aku menjaga sikapku. Agar aku tak
memancingmu untuk menyakitiku lagi. Sepahamanku sih begitu selama ini aku dan
kamu menjaga hubungan. Aku menjaga sikap maka engkau akan memperlakukanku
dengan baik. Atau malah sebaliknya?
Aku menyayangimu. Menginginkan
yang terbaik untukmu. Namun kau harus sadar bahwa aku juga punya kehidupan. Aku
tak bisa membaur dengan dirimu. Aku mungkin akan selamanya memakai tembok
ketika berada di sekitarmu. Tapi, mungkin bisa kita jaga tetap seperti itu.
Selama kita saling bertoleransi terhadapan satu sama lain.
Mungkin kita bisa seperti itu?
Kalau itu sih harapanku, entahlah harapanmu.
Wednesday, March 28, 2018
Pengalaman Mencabut Gigi Geraham Bungsu menggunakan KIS BPJS
Assalamualaikum warrohmatullahi waborrokatuh…
Pada tulisan kali ini, saya ingin membagi pengalaman saya
ketika menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang disediakan oleh
BPJS Kesehatan. Ceritanya bermula dari masalah nyeri semenjak tahun 2015 yang
saya derita. Hal ini disebabkan oleh gigi geraham bungsu sebelah kiri yang
membandel. Jadi, gigi geraham bungsu saya itu tumbuhnya hampir normal, tidak
miring, tidak telentang, tapi tumbuhnya tidak sesuai jalur. Kalau dilihat
barisan gigi yang lain, gigi geraham ini keluar dari barisan, sehingga mendesak
gusi dan menyebabkan menjadi sering bengkak dan radang.
Kondisi paling parah yang pernah saya alami adalah di
bulan Juni tahun 2017. Saking bengkaknya gusi saya, saya hanya bisa membuka
mulut sebesar jari kelingking. Sakitnya bukan main, jadi susah tidur dan makan.
Semenjak itu, saya menjadi lebih berhati-hati kalau mengunyah dengan gigi geraham
kiri agar tidak membebani gusi. Sayangnya, malasah radang dan bengkak itu
memang sering datang dan pergi sampai sekarang, bulan Maret 2018.
Kekhawatiran akan munculnya radang yang lebih parah
emmbuat saya memberanikan diri untuk mencabut saja gigi geraham bungsu ini.
Kebetulan karena sudah mengantongi KIS, jadinya kenapa tidak dimanfaatkan saja.
Dari beberapa info yang saya tau, kalau pakai biaya sendiri, operasi kecil
cabut satu gigi bisa menghabiskan biaya 2 juta ke atas. Sangat meringankan bukan
kalau bisa gratis dengan menggunakan jaminan KIS.
Mari saya mulai menjelaskan proses yang saya alami secara pribadi. Untuk
mengingatkan, proses yang saya alami mungkin tidak sama dengan proses yang
kalian alami atau akan alami. Jadi ambil saja pelajaran yang perlu dan jangan
terlalu mengharapkan akan sama persis. Prosesnya saya jelaskan secara
kronologis ya…
1. Mendatangi FASKES 1
Urutan
pertamanya adalah mendatangi faskes 1 yang sudah terdaftar untuk peserta
bersangkutan. Faskes 1 saya adalah Klinik Korpagama UGM. Saya tinggal di
sekitar UGM, jadi Klinik tersebut adalah kilinik terdekat dengan rumah. Cukup
membawa KIS dan mendaftar. Saya langsung ke klinik dan mendaftar untuk periksa
ke Poli Gigi.
Saat
menemui dokter gigi, saya langsung menceritakan keluhan saya. Oh ya, untuk
catatan, disini saya sudah membawa hasil x-ray panorama gigi. Hasil x-ray ini
sudah saya miliki semenjak Juli 2017 yang waktu itu untuk kebutuhan mencabut
gigi graham atas sebelah kanan. Karena saya bawa menjadi mudah bagi dokter
tersebut untuk melihat kondisi gigi graham bungsu saya. Dokternya sudah tau
bahwa untuk pencabutan graham bungsu yang abnormal membutuhkan operasi kecil.
Dan operasi kecil merupakan ranahnya dokter spesialis bedah mulut, sehingga
dokter tersebut langsung memberikan saya rujukan. Suster yang mendampingi
menanyakan kepada saya mau dirujuk kemana? Ke RSA UGM atau kemana? Saya
menjawab dengan mantap ke Panti Rapih aja, Mbak. Why? Karena sebelumnya saya
sudah survey dengan berselencar di blog dan mendapatkan bocoran kalau ada
dokter spesialis disana yang recommended. Lagipula dekat dengan rumah dan
jadwal prakteknya tersedia banyak.
Selain diberi rujukan, saya juga diberi
resep obat, karena kondisi gigi yang maih sakit dan gusi yang masih sedikit
radang. Obat yang diberikan ke saya adalah antibiotic amoxylin, obat pereda
radang dan paracetamol untuk meredakan demam dan pusing. Obat tersebut untuk 4
hari.
Jadi yang saya dapatkan
dari faskes 1 adalah:
-
surat rujukan yang ditujukan kepada panti rapih yang
belaku selama 1 bulan
-
obat-obatan untuk pereda radang dan pencegah infeksi
Note: Surat rujukan itu nanti terdiri dari
1 lembar dengan 2 bagian yang berisi ‘Surat rujukan’ dan ‘surat rujukan balik’.
Surat rujukan itu yang nanti diserahkan ke RS rujukan dan sura rujukan balik
adalah surat yang diisi oleh RS rujukan yang diberikan kembali ke faskes 1 yang
memberi rujukan. Jadi, jangan sampai hilang dan jangan lupa dikembalikan ke
faskes 1, ya.
2. Pergi ke Rumah Sakit rujukan
Panti rapih mempunyai prosedur yang bisa memesan
nomor antrian lewat telepon. Jadi, waktu itu saya memesan jadwal periksa ke
drg. Agus Sri Gunarto, Sp. BM,. Dapet nomor urutan 21, dan dianjurkan datang
pukul 12. Dokter Agus praktek dari pukul 8 pagi sampai 1 siang. Saya termasuk
dapat antrian bontot.
Nah
info penting disini, bagi pengguna KIS BPJS, sangat dianjurkan datang 2 jam
sebelum waktu periksa. Karena nanti kita harus mengantri lagi ke bagian khusus
pasien BPJS untuk pendataan dan menyerahkan surat rujukan. Dokumen yang harus
dibawa adalah fotocopy kartu BPJS dan surat rujukan asli.
Akhirnya pada hari yang sudah
dijadwalkan saya datang ke Panti Rapih pukul 9.45 pagi. Langung mencetak nomor
antrian di mesin dekat pintu masuk dan pergi menuju ruang pasien BPJS. Lalu
saya mengambil nomor antrian di mesin dan ternyata… Yak, saya datang dan
langsung dipanggil nomor antriannya ke CS. Saya tidak mengantri! Lalu, oleh CS
saya diminta menyerahkan FC KIS BPJS dan surat rujukan dari faskes 1. Surat
rujukan dari faskes 1 dicap oleh petugas tersebut dan dikembalikan ke saya dan
saya juga diingatkan untuk mengingatkan dokter mengisi surat rujukan balik.
Setelah urusan BPJS selesai saya
langsung menuju poli gigi drg. Agus dan memberikan nomor antrian ke ruangan
tersebut. Saya sudah menunggu di depan ruangan semenjak pukul 10.00, karena
saya males pulang jadi saya nunggu aja, sedihnya baru dipanggil pukul 13.00.
Pemeriksaan:
Setelah saya masuk ke poli gigi, langsung menjabarkan apa keperluannya,
menunjukan hasil x-ray dan ternyata tidak bisa dilakukan pencabutan saat itu
juga. Sepertinya memang aturan disana untuk bedah kecil tidak bisa dilakukan
langsung, tapi harus mengantri lagi. Jadilah saya mendapatkan jadwal minggu
depannya lagi. Ohya, untuk wanita, operasi sebaiknya jangan dilakukan saat
menstruasi, suster pun menyarankan begitu, mungkin supaya tidak lemas.
Setelah dari situ, saya diminta langsung diminta mendaftar untuk minggu
depan dan saya dibelaki surat rujukan balik yang sudah diisi. Langsung saya ke
bagian pendaftaran dan mendapatkan Surat keterangan dokter dan nomor antrian.
Saya dapat nomor antrian 1 untuk hari itu, Jadwal prakter Drg. Agus minggu
depan adalah jam 8:00. Saya berencana datang ke RS Panti Rapih paling lama
pukul 07:00, karena saya perlu mengantri lagi di bagian layanan BPJS.
3. Hari tindakan
Saya datang ke Panti Rapih pukul 07:15, langsung saja saya mengambil
antrian ke layanan BPJS karena sebelumnya sudah mencetak nomor antrian dokter
seminggu sebelumnya. Saya dapat nomor antrian 2068, cukup buat cemas karena
saat itu masih antrian 2006. Saya khawatir dipanggilnya lebih dari jam 8,
berarti lewat dari jam saya periksa. Tapi sebenarnya, jadwal periksa dokter itu
tidak selalu tepat waktu, sih, seringnya mundur, di kertas nomor antrian saja,
tertera bahwa saya nomor antrian 001, dilayani dari pukul 08:00 -09:00.
Saya akhirnya menunggu, sambil mengantri memfotocopy kartu bpjs.
Ternyata menunggu antriannya tidak lama loh, saya dipanggil pukul 7:59, itu
berarti saya hanya menunggu selama 41 menit untuk mengantri 62 nomor. Loket nya
ada 4, dan pegawainya cekatan dalam melayani sehingga walaupun pasien yang
antri banyak tetapi layanannya cepat.
Setelah itu saya langsung ke ruangan dokter gigi dan menyerahkan
berkas-berkas yang sudah saya terima dari layanan BPJS. Mulai menunggu pukul
08:05, dokternya baru datang sekitar 20 menit kemudian, saya dipanggil masuk
pukul 08:35.
4. Tindakan Operasi Kecil
Saya
diminta duduk di kursi periksa tidak lama setelah saya masuk, setelah itu saya
masih menunggu sebentar, ditanyakan tanggal lahir, riwayat penyakit, ada alergi
obat atau tidak, lalu dicek tensi darah dan dikasih gelang pasien. Berselang 5
menit kemudian dokternya mulai menindak saya dengan menyuntikan obat bius,
nyeri sedikit aja saat disuntik.
Setelah
disuntik, saya diminta mengisi formulir ‘Persetujuan Tindakan Dokter’, lalu
dikasih map kuning berisi resep dan diminta menyerahkan dulu ke bagian farmasi
setelah itu mengambil nomor antrian dan kembali lagi meunggu di depan ruang
periksa. Saat itu obat bius sudah bekerja, mulut bagian kiri saya rasanya kebas
dan kelu. Berbicara sedikit susah, menelan juga susah.
Tidak
lama, saya dipanggil masuk lagi. Tindakan pun dimulai, mata saya ditutup dan
dokter menanyakan apakah masih terasa sakit, saya bilang tidak. Lalu pergulatan
si dokter dengan si gigi pun dimulai, untuk menekan rasa risih, saya sibuk
membaca ayat-ayat pendek dalam hati, sekalian memperlancar hafalan dan sambil
menyenandungkan lagu-lagu dalam hati. Enak sekali suasana di kamar periksa,
terdengar lagu-lagu jadul seperti lagunya Ari lasso di ruangan periksa. Selain
itu perawat dan dokternya juga ramah-ramah. Atmosfernya santai, jadi pasien
juga kebawa santai.
Operasi
berakhir sekitar pukul 09:20, setelah selesai tensi saya dicek lagi dan
ditanyakan apakah pusing atau tidak? Saya merasa baik-baik saja. Sakit juga
tidak. Suster menerangkan ke saya instruksi apa saja yang harus dilakukan pasca
operasi. Ini foto instruksinya:
Setelah
itu saya langsung mengambil obat dan kebetulan obat saya sudah siap. Sekarang
saya sudah tau mengapa saya diminta mengantrikan obat lebih dulu, karena tidak
lama setelah operasi, rasa sakit mulai datang, saya mulai pusing. Pantas saja
sebelum operasi disuruh makan, ternyata memang setelah operasi butuh langsung
meminum obat, yang salah satunya mengandung obat pereda rasa sakit. Langsung
saja saya minum obatnya dan saya duduk-duduk dulu di rumah sakit selama
setengah jam untuk menunggu obat bekerja.
Saya
sarankan, saat mau operasi untuk mempertimbangkan jangan pergi sendiri, tiap
orang beda-beda reaksinya, amannya sih pakai ojek atau ada yang nganter,
jaga-jaga kalau saja sesudah operasi menjadi lemas mungkin efek obat bius atau
yang lain.
Setelah operasi, kita juga diminta untuk
ke pendaftaran mengambil surat lagi. Untuk saya, saya mendapatkan surat
‘Pengiriman Penderita’, karena saya berhalangan untuk datang lagi seminggu
kemudian ke RS Panti Rapih untuk pencabutan benang operasi, jadi saya minta
surat pengantar untuk dapat dicabut benangnya di tempat lain dan ini tidak
menggunakan KIS BPJS. Kecuali kalau sudah tau mau di dokter mana atau di rumah
sakit mana kita minta dirujuk dan sudahn pasti tempat kita dirujuk menerima
pasien pengguna KIS BPJS. Selain itu saya juga diberikan surat ‘Keterangan
Dokter’, yang dapat digunakan kembali ke dokter gigi di Panti Rapih untuk
mencabut benangnya, jika saya masih di Jogja.
5. Pasca Operasi
Pasca
operasi yang saya rasakan adalah mulai sakit lagi 4 jam setelah minum obat
terakhir, saya tahan-tahan saja. Sambil saya makan es krim dan kompres pakai es
dibagian pipi kiri. Memang dianjurkan untuk makan dan minum yang dingin pasca
operasi. Pendarahan masih sedikit-sedikit. Mulut agak susah dibuka dan
berbicara pun sedikit sakit. Tapi, secara keseluruhan sih menurut saya tidak
begitu menyusahkan. Bicara aja agak dikurangin agar tidak sering membuka mulut yang
dapat menyebabkan bekas operasi berdarah.
Setelah 24 jam operasi, saat bangun pagi
saya menyadari terjadi pembengkakan. Tapi sudah tidak terasa sakit sama sekali.
Kalau mulut dipakai banyak bicara memang terasa sedikit berdarah, wajar sih,
karena masih luka.
Yak, sekian kisah saya dari awal sampai akhir operasi
kecil cabut gigi graham bungsu menggunakan KIS BPJS. Saya sangat bersyukur
sekali atas fasilitas yang saya dapatkan. Tidak ada kendala yang berarti sama
sekali. Segalanya serba mudah semenjak dari FASKES 1 hingga ke RS Panti Rapih.
Semua pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Sangat bersyukur, tidak
mengeluarkan biaya sedikitpun untuk tindakan yang umumnya bertarif 2 juta ke
atas.
Untuk penutup, bagi pengguna KIS PBJS, jadilah
pengguna yang cerdas dan taat. Bayar iuran jangan telat, dan juga pahami
alurnya sebelum mendaftar. Pahami apa saja yang harus dipersiapkan. Segalanya
inshaallah akan menjadi mudah jika kita sudah mencari info terlebih dahulu
terkait apa yang harus kita siapkan dan lakukan saat mau menggunakan KIS BPJS.
Terima kasih sudah mau memabaca tulisan tentang
pengalaman saya ini, silahkan diambil yang baiknya saja dan yang jeleknya
jangan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman sekalian.
Wassalamualaikum warrohmatullahi
wabarrokatuh…
Saturday, January 6, 2018
My First Bulgogi!
What is Bulgogi? Bulgogi is a traditional food came from South Korea. I didn't do any particular research about the history of Bulgogi, I just want to share you my first experience try it.
Where did I try it? Unfortunately not in the original country of the food, but at Kuala Lumpur, Malaysia. Yes. I am, an Indonesian, eating South Korean food in Kuala Lumpur. Foreigner ate a foreign food in foreign country 😂
Specifically, I try it in KLCC Mall, at the food court. They provide so many foods from several country. Such as America, Indonesia, Thailand, Japan, India, and etc. And I laid my choice on South Korea stand. Why? Simply, back than at Jakarta, in a quite night, I enjoyed watching a South Korea reality show named Youn's Kitchen. The show took place in Gili Trawangan Island, Indonesia (my honeymoon place!!), Unfortunately they took the shoot several months after I came back from there, so there were no chance for me to visit their restaurant.
So, Youn's kitchen was the restaurant which they opened in Gili Trawangan, they served some South Korea foods, one of them was Bulgogi. I watched the whole process from preparing the ingredients until the food was served and it makes my heart flutter. I love how they make it and the Bulgogi looks amazingly delicious.
Like a fate, in KLCC mall, I finally had a chance to try a Bulgogi. So without any hesitation, I ordered a Bulgogi and my husband order other food that I don't remember what.
10 minutes later my food was served and this is the appearance.
I was so excited at that time. Look how they served it! So Korea! And there was also a plate of Kimchi, yeay! 😍 not want the food get cold, I eat it immediately and it's so delicious 😄. I like the taste. Umami. Sweet, sour, salty, and little bit spicy. But I find the taste of the kimchi is kinda odd. I imagine it has another taste. It was too sour for me but I sill ate all of it anyway 😂 (don't waste your food, kids!). The brown soup is kinda uniqe, it has rough texture. From what I watch in Youn's kitchen, one of the ingredients to make the soup is Pear. Yes. A fruit named Pear. So the pear was blend with water and soy sauce. I don't remember other ingredients. How they served it is kinda different compare to in Youn's kitchen. In Youn's kitchen, they served the Bulgogi (the beef and the sauce) by pouring it directly on the plate of hot rice that already served with mix vegetables. And the bulgogi soup has a thick consistency so it more look like a sauce than a soup.
Overall, I satisfied by the taste of the Bulgogi that I ate in KLCC mall food court. I am happy to get a chance to taste it. I hope someday in the future, I get a chance to try a bulgogi in South Korea with my family. 😄
Thank you for ready my experience. Hope you enjoyed it 😃
Tuesday, October 10, 2017
Pengalaman KKN: Nek Sawak, bah sidak!
Nek Sawak, Bah Sidak!
Nek Sawak adalah salah satu dusun di desa Melawi Makmur yang
dulunya masih termasuk ke dalam daerah administratif desa Pampang Dua, namun
karena adanya pemekeran desa, Nek Sawak terpisah dari Pampang Dua dan menjadi
bagian dari Desa Melawi Makmur. Pusat pemerintahan desa Melawi Makmur yang
memiliki luas wilayah 16,6 kilometer persegi, berkedudukan di dusun Nek Sawak.
Nek Sawak sendiri terbagi menjadi
dua bagian, yaitu Nek Sawak dan Tanjung Iman. Hampir seluruh warga di dusun Nek
Sawak menganut agama Kristen Protestan, hanya tiga kepala keluarga yang
menganut agama Islam. Untuk menunjang keperluan beribadah di dusun Nek Sawak,
telah didirikan tiga buah gereja yaitu Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gereja Pantekosta
di Indonesia (GPDI) dan Gereja Perseketuan Pengabar Injil (GAPPIN). Fasilitas
kesehatan juga sudah tersedia di dusun ini, yaitu terdapat POSKESDES (Poli
Kesehatan Desa) persis di depan gereja GPDI. Di dusun ini juga terletak kantor
desa Melawi Makmur. Fasilitas pendidikan juga sudah ada di dusun ini, untuk SD
terdapat SDN 11 Nek Sawak yang berlokasi di Dusun Landau, dan untuk anak usia
dini terdapat PAUD Kasih Ibu di Nek Sawak dan PAUD Pelangi Kasih di Tanjung
Iman. Warga dusun Nek Sawak mayoritas berprofesi sebagai petani sawit atau
penoreh karet.
Awal minggu pertama kami menjalankan
tugas KKN disini tidak terlalu kentara terlihat apa masalah yang bisa kami
bantu temukan solusinya melalui program, warga-warganya terlihat sejahtera,
anak-anak ceria menyambut kami, ibu-ibunya cantik, berbadan sintal, dan
bapak-bapak berifisik kuat. Namun, setelah berdialog dengan beberapa tokoh
masyarakat, salah satunya adalah Pak Gerson, bapak pondokan kami yang kebetulan
adalah gembala bagi jamaat GBI yang cukup dihormati warga sekitar, mengatakan
bahwa sesungguhnya masalah warga disini pada kenyataannya adalah terletak pada
pemikiran mereka yang memang masih terbelakang karena kurangnya pendidikan dan
kurang terbukanya cakrawala pemikiran mereka karena hanya hidup di pedalaman
desa.
Anak-anak Nek Sawak yang awalnya
masih malu-malu mulai menjadi dekat dengan kami ketika sudah dimulainya
beberapa kegiatan KKN, termasuk salah satunya adalah kegiatan Sensus Ternak yang
membuat kami berkesempatan untuk bertanya dari rumah warga satu ke rumah warga
yang lain untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana kebiasaan warga
membuang sampah dan apakah di kediaman mereka sudah terdapat WC. Belum terlalu
banyak warga yang memiliki ternak, apalagi menjadikan beternak sebagai
komoditas utama bagi mereka untuk menambah penghasilan. Beberapa warga yang
memiliki ternak adalah warga yang perekonomiannya menengah ke atas, ternak yang
paling banyak dimiliki antara lain babi dan ayam. Sebagian besar tujuan mereka
baternak adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk mengkonsumsi daging,
hewan-hewan tersebut biasanya baru disembelih ketika mendekati hari raya atau
ketika ada gawai. Cara warga
berternak pun masih terbilang tradisional, walapun untuk babi telah dikandang.
Menurut warga, menjadikan peternak sebagi profesi belum terlalu prospek karena
sulitnya pendistribusian ternak atau daging untuk dijual keluar dusun, desa,
apalagi ke kecamatan, lagipula sudah banyak warga yang memiliki ternak sendiri
untuk konsumsi pribadi sehingga tidak perlu membeli dari orang lain.
Secara tidak langsung, kegiatan
sensus kami tak hanya memberikan informasi terkait dengan tujuan sensus ternak
itu sendiri, namun juga menjadi ajang perkenalan kami dengan warga. Banyak
permasalahan yang kami temukan dari curhatan
beberapa warga yang mau terbuka menceritakan keluhan mereka terhadap
kehidupan di dusun ini. Salah satu keluhan adalah tentang kebersihan, masih
banyak warga yang memiliki kebiasaan untuk membuang sampah ke sungai-sungai
yang notabene bukan tempat sampah. Sungai –sungai tersebut antara lain Sungai
Melawi, Sungai Sekotong dan Sungai Suak Kalam. Ironisnya, sungai juga merupakan
sarana vital yang mereka gunakan sehari-hari untuk mengambil air untuk minum,
mencuci dan mandi. Keluhan dirasakan semakin vokal ketika kami mulai berdialog
dengan warga di daerah hilir, yaitu warga Tanjung Iman, mareka mengeluhkan
bahwa banyak sampah yang hanyut ke hilir sungai dan menyebabkan aktivitas
mereka di sungai terganggu. Oleh karena itu, kami mencoba menawarkan solusi
yaitu dengan melakukan sosialisasi master
plan sampah yang kami mulai dengan program membuat tempat sampah umum portable yang kami letakan di dua titik strategis yaitu
di depan PAUD Pelangi Kasih dan di depan gereja GBI. Program tersebut
mendapatkan tanggapan positif dari warga karena warga sudah mulai mau membuang
sampah ke tempat tersebut dan lingkungan di sekitar pun menjadi lebih bersih
dari pada sebelumnya.
Anak-anak menjadi sahabat baik kami
yang selalu setia menemani kami menjalani hari-hari di Dusun Nek Sawak ini,
canda tawa mereka, semangat mereka mengingatkan kami kepada kepolosan dunia dan
ketulusan manusia, pertanyaan-pertanyaan atas rasa penasaran mereka sering
terlontar kepada kami disebabkan kami menjadi sosok penuh panutan di mata
mereka dan dirasa merupakan seseorang yang berpendidikan tinggi. Bagaimana
tidak? Rata-rata warga di dusun Nek Sawak hanya tamatan SD, baru belakangan ini
saja banyak anak-anak yang dengan sedikit berat hati dilepaskan oleh orang tua
mereka untuk mengenyam bangku SMP dan SMA di Meliau, Sintang ataupun Sanggau.
Tak sedikit pula banyak anak yang harus berhenti sekolah karena membantu orang
tua mereka bekerja.
Sebagai seorang yang berpendidikan,
yang selalu diberi kesemapatan untuk menadah ilmu di bangku sekolah, inilah
saatnya bagi kami menjadi sosok yang bermanfaat melalui program bimbingan
belajar pada malam hari untuk anak-anak usia dini hingga kelas 6 SD. Semangat
mereka terlihat dari kebiasaan mereka yang selalu datang paling lama setengah
jam sebelum les dimulai. Dengan keterbatasan cahaya penerangan dikarenakan arus
listrik dari PLMTH dusun Nek Sawak yang belum mengalir dengan stabil, anak-anak
dengan semangat tetap memperhatikan kami mengajar. Syukurlah, perkembangan
terlihat dari mereka yang rajin mengikuti les, prestasi mereka di sekolah
terlihat meningkat perlahan hingga para guru pun mewajibkan mereka untuk
mengikuti les.
Kegiatan mengajar tak hanya kami
lakukan ketika bimbingan belajar, namun juga kami lakukan di SDN 11 Nek Sawak,
di PAUD Kasih Ibu Nek Sawak, dan PAUD Pelangi Kasih Tanjung Iman. Berjalan kaki
selama 10 menit di jalan berbatu menjadi rutinitas kami tiap pagi untuk bisa
mencapai sekolah. Anak-anak dengan gembira menyambut kami yang datang untuk
mengajar, namun memang terkadang terlalu gembira sehingga mereka menjadi sulit
diatur dan dikendalikan. Rupa-rupanya ini juga dikarenakan perkembangan
kecerdasan mereka yang kurang maksimal karena supply makanan yang kurang bergizi dan sehat. ‘Namanya juga di kampong, Nak, cari apa-apa susah, ya makan apa yang
ada saja.’ Begitu kalimat yang sering kami dengar dari para orang tua,
namun ternyata banyak makanan tidak sehat yang menjadi jajanan mereka
sehari-hari, begitupula sangat disayangkan kebiasaan memasak yang kurang sehat
yang dilakukan orang tua yaitu memasukan MSG ke masakan mereka dalam kadar yang
berlebihan. Melihat masalah tersebut, kami mengadakan sosialiasai tentang Gizi
Masyarakat dan Gizi Anak. Harapannya dari sosialisasi tersebut mereka dapat
mengerti dan lebih bijak dalam memilih makanan yang mereka makan.
Selain bermain hampir setiap saat
sepulang sekolah, atau mendatangi kami ke pondokan, anak-anak mempunyai
kebiasaan untuk menonton telivisi di rumah hingga larut malam. Hal ini sangat
disayangkan karena dapat membuat mereka malas belajar, apalagi jika tidak
diawasi, banyak informasi yang kurang baik dan tidak benar dapat mereka serap
dari siaran telivisi di zaman sekarang. Ketika melihat kami membawa buku
pelajaran atau buku cerita anak, mereka sangat antusias untuk melihatnya, ‘Kak opai itu kak? Mau tengok bah!’, begitu
seru mereka. Oh, rupanya anak-anak ini juga suka membaca terutama buku-buku
bergambar yang menarik. Setelah menyusun rencana dan melakukan eksekusi bersama
dengan Pak Kepala Dusun Nek Sawak, berdirilah sebuah perpustakaan yang sangat
sederhana yaitu Perpus Dusun Nek Sawak di kediaman Pak Kadus. Perpustakaan ini
menjadi titik balik dari perubahan suatu kebiasaan anak-anak dari yang suka
menonton menjadi suka membaca.
Sebagai warga yang hidup di pedalaman, tak sedikit rasa
kecewa yang mereka rasakan terhadap minimnya bantuan dan perhatian pemerintah
pusat terhadap desa mereka. Tak sedikit dari mereka yang menjadi apatis, tak
perduli terhadap negara sendiri, bahkan banyak yang tidak hapal lagu Kebangsaan
Indonesia Raya. ‘Kalau tak ada caleg dari
dusun ini, mana ada lah bantuan datang kesini’¸begitu komentar salah satu
warga yang kritis terhadap pemerintahan.
Perayaan HUT RI Ke 70 menjadi momen tepat bagi masyarakat disini untuk merecharge pikiran positif mereka
terhadap bangsa Indonesia, membangun rasa optimis mereka terhadap pembangunan
Negara Indonesia yang berusaha untuk menyeluruh. Upacara 17 Agustus yang
khidmat terlaksana dengan lancar di SDN 11 Nek Sawak dengan petugas upacara
dari warga desa. Berbagai perlombaan dan malam puncak perayaan terlaksana
dengan lancar karena kerjasa sama yang baik telah terjalin antara mahasiswa KKN
dan warga dusun Nek Sawak. Warga berujar bahwa mereka merasa terpantik semangat
kemerdekaan di dalam diri mereka dan juga mengharapkan kegiatan perayaan ini
terlaksana setiap tahunnya dengan lebih meriah.
Ketika ada suatu awal maka ada suatu
akhir, masanya untuk pergi telah tiba bagi kami di penghujung bulan Agusutus,
tanah basah dan air sungai yang meluap karena hujan deras menghantarkan
kepergian kami dari Dusun Nek Sawak yang sungguh panci bagi kami. Kehangatan warganya dalam menyambut kami,
keceriaan anak-anaknya, nilai kekeluargaan dan gotong royong yang begitu kental
dan juga alam yang begitu tanpa pamrih memberi kami sedikit dari kekayaan yang
dia miliki. Sungai yang mengalir dengan batuan yang menghasilkan riak, nektar
bunga durian yang begitu manis, kerupuk ubai yang begitu renyah, dan masih
banyak lagi kekayaan yang dimiliki oleh Dusun ini yang memanusiakan kami tak
akan pernah bisa kami lupakan.
Persembahan dari kami tiadalah
apa-apa dibandingkan apa yang selayaknya warga Dusun Nek Sawak terima. Menjadi
mahasiswa merupakan suatu anugerah bagi kami, semoga kami dengan segala kesederahaan
dapat terus bisa memberi kepada sekitar terutama kepada warga dusun Nek Sawak.
Dalam nyanyian merdu mereka di setiap pujian kepada Tuhan, dalam kabut pagi
yang mengiri langkah mereka ketika pergi ke ladang, kami berdoa untuk
kesejahteraan Nek Sawak.
Monday, September 18, 2017
Movie Review: It's Kind Of A Funny Story (2010)
Cast : Emma Roberts, Zach Galifanakis,
and Keir Gilchrist
Director : Anna Boden
and Ryan Fleck
Synopsis : Keir Gilchrist stars as a 16 years
old boy and suicidal, he feel so desperate about so many things and want to
seek help to avoid being suicidal. He came into a psychiatric hospital to seek
for a few meds but later met unexpected companions that change his perspective
in how to live.
Genre : Drama/Romance
Duration : 1h 41 m
Review:
I came to watch this movie after I read a
review about movie ‘The Circle (2017)’, a disappointed movie from an
outstanding director that has already succeed in making an extraordinary movie
that touched so many hearts for its feelings that delivered to the audience.
Well yeah, glad to come to this one -after I watched The Spectacular Now (2015),
which I will review later- and it’s absolutely touching my heart. Yet, it was
directed from different director but has same vibe about slices of life.
In this movie we have been shown in how Anna
Boden and Ryan Fleck deliver the suicide issues by making it less terrifying
and more entertaining. This movie gives us a funny opening, turns out it all
about how a teenage boy try to handle his suicidal thought, it’s kind of horrible thing
to watch, isn’t? But not at all, we
still can watch it without any tension yet still got the massages and got amused.
Craig (Gilchrist) is a suicidal teenager who
seems to be very lost in his thought of killing himself. Instead of doing that
horrible thing, his family pass by on his mind and make him stop. Realize that
he can’t handle it alone, he came to a psychiatric hospital and seek for some
medications. Later, out of his control, he is admitted to be participated in 5 days
programs in the hospital and has to living with others mental disorders
patient. Because the juvenile ward is being renovated, so he's in with adults
as well as a few youths.
His treatment processes become more exciting
as he met Galivanakis (Bobby), a middle aged man who seems so normal but also
have a serious problem in his life and mind. Bobby be friend with him and help
him to cope with some difficulty while living in the hospital. But, not until
Craig met Noelle (Roberts), a girl who has admitted for a longer time with a suicidal
behavior, he experienced more joyful time in the hospital and start to enjoy
living there with others patient and willingly to participated in hospital sessions.
A 5 days experience of Craig living in a psychiatric
hospital unexpectedly gives audience a lot of things to learn in life. For me, it’s
not only about Craige and other patients struggle to dealing with their
mental disorder, but it’s more about how this movie shows us that anyone, who
looks so ordinary, intelligence, and prestigious like Craig, could suffer with a
mental issue, and deserved to be treated with full care, concern and equality.
We could see how the staff treated the patients with care and respect. There
wasn’t a slightest disdain we could tell showing by them while interacting with
the patients. Nevertheless, we could see how Craig inspires others by showing
his generosity and concern towards each other. We can see how his characters developed
into a better one and how a 5 days experience succeeded in changing his
perspective.
I couldn't recall any flaw in this movie, all I
can remember is how I often smiling and giggling during the movie and the heart
content I get after I finish watched it. So, I give this move 9 out of ten! Over
all, the story line is good, the acting of the actors and actress is superb, and
the movie effects are hilarious. I recommend you to watch it because it’s very
worth your time!
Subscribe to:
Posts (Atom)