Sunday, August 10, 2014

Pengalaman berharga bagi Pengguna Jasa seperti Saya (Part 2)

Seminggu belakangan ini, Saya harus bolak-balik ke puskesmas untuk mengecek keadaan Saya. Beberapa hari bertemu dengan dokter tersebut (masih dokter yang sama), Saya semakin mengetahui bahwa beliau sangatlah perhatian terhadap pasien. Beliau mengkomunikasikan semua yang berhubungan dengan keadaan Saya, menjabarkan setiap kemungkinan dan memotivasi Saya agar menjalani hidup sehat. Berbicara dengan beliau seperti berdiskusi dengan teman. Perasaan nyaman pun terbangun dan rasa sungkan berkurang.
Bahkan waktu giliran Saya diperiksa, tiba-tiba saja ada seorang Ibu yang masuk ke ruangan, meminta konsultasi lanjutan dengan dokter setelah gilirannya selesai, dan bukannya menegur atau marah, tapi beliau langsung memerika ibu itu dengan sabar dan memberikan candaan. 
Diakhir pertemuan Saya beliau, ‘Kenapa ya, Dokter di rumah sakit tidak banyak berkomunikasi dengan pasien, Dok?’
Dokter tersebut tertawa kecil,’Ya wajar aja toh mbak, Rumah sakit itu kan rame, pasien yang datang juga banyak, mereka juga waktunya terbatas, jadi tidak bisa memeriksa lama-lama. Kalau kami kan dokter keluarga, memang sewajarnya memberikan pelayanan dan konsultasi kepada pasien.’

Saya akhirnya mengerti. Kesibukan para dokter di rumah sakit menyebabkan para dokter kurang perhatian terhadap pasien. Mungkin anda sadari, jika di rumah sakit maka dokter yang dating mengcheck up hanya menyempatkan diri barang 5 menit atau 10menit.Jam terbang yang tinggi menyebabkan dokter di rumah sakit tidak bisa memberikan perhatian yang banyak untuk setiap pasien yang mereka tangani.
Apalagi dibagian UGD, dalam 5 menit aja bisa 2-3 pasien yang datang, mereka harus bergegas melakukan tindakan dan profesional. Mau melihat darah bergelimpangan atau mendengar teriak kesakitan dari pasien mereka harus tetap bisa tenang. Dan itu membuat mereka terkesan dingin, padahal mereka hanya menunjukan profesionalitas.
Lantas, dengan pengertian yang saya terima sekarang ini, Saya jadi bisa merubah pemikiran Saya. Bahwa ya memang beginilah keadaan yang ada, dan apabila Saya marah atau tak terima, maka itu hanya akan membuat emosi saya lelah. Ada setiap kriteria kondisi dan saya harus paham betul harus seperti apa di setiap kondisi.
Beberapa pengalaman ini tidak akan bisa saya dapatkan dari orang lain, yang ada hanyalah jika saya mengalami sendiri, sehingga benar-benar memahami. Learning by doing memang bukan cuman kiasan semata, tapi memang itu sangat cocok bagi Saya J.

No comments:

Post a Comment