Wednesday, April 10, 2013

Mencintai Langit

MENCINTAI LANGIT

Tolong ajari aku mengendalikan rindu
yang meliar bagai perdu di padang hatiku
Cinta lama yang bertahun-tahun kutebas
sepertinya selalu menolak meranggas
Akarnya yang keras menghunjam terlalu dalam
menembus dunia kelam tempat hasratku bersemayam


Tolong ajari aku menerjemahkan pahit
yang perih menggigit tiap mataku menatap langit
Ke mana saja kupalingkan kepala
ia selalu ada menyungkup semesta
Kucintai birunya dengam cinta paling purba
kudamba jingga senjanya dengan rindu tanpa jeda
sementara jarak tetap saja membentang panjang
menggerus tahun-tahun lenggang



Tolong ajari aku berhenti bermimpi
...kini
Sebab padang hatiku jadi terlalu sunyi untuk kutinggali sendiri
Jemu menjamu sejoli pembunuh rindu
-jarak dan waktu-
berharap mereka segera menerkamku
dan mengakhiri kesia-siaan ini



di ambil dari novel 'LANGIT PENUH DAYA' oleh Dewie Sekar


09.03 pm
1 agustus 2010
yogyakarta

Friday, March 22, 2013

Aku diam namun aku tak bisu

Aku diam meratapi apa yang terjadi pada diriku
Aku mengamati dan tak ingin bersuara
kadang aku memendam, aku menangis dan aku meronta
Namun tak punya hak tuk bersuara
Bukan, aku hanya tak ingin merepotkan siapa-siapa
Aku diam menunggu apa yang akan terjadi
Aku sedang bersahabat dengan waktu
Aku harap waktu dapat menyembuhkanku
Aku percaya semua akan datang pada waktu yang tepat tanpa haruas terburu-buru
Aku tau bahwa Allah berencana dan itu lah yang terbaik
Aku mengatakan pada hatiku untuk selalu bersabar
Aku tak akan bisa berjalan ke depan apabila aku selalu mengungkit-ungkit yang lalu
Aku adalah diriku yang diam dalam sunyi
Yang bicara dalam keramaian
Aku adalah diriku yang kamu tak mengerti
Dan aku akan selalu menjadi diriku tanpa kamu harus mngerti
Aku bukan apa dan mengapa, aku adalah sesorang yang ingin menjadi dirinya sendiri
Aku mencoba ikhlas dan percaya semua ada hikmahnya

Saturday, December 1, 2012

Berjuang melawan kekurangan

Pertama kali menginjak kan kaki dirumahku, Si Cebi keliatannya takjub banget serta kebingunan. Dia nggak henti-henti nya sembunyi. Aku yang waktu itu pun lagi pusing, cuman tiduran sama Cebi di atas tempat tidur. Setelah itu jam 8an malem aku baru sempat ngasih makan Cebi. Setelah Cebi selesai makan dan minum, Cebi aku kasih obat cacing yang dari Dokter. Alhamdulillah Cebi nurut dan nggak meronta-ronta. Jadi keinget waktu dulu sering ngasih Abel obat :( Jadi kembali ke masa-masa awaktu Abel sakit dan masih hidup. :'( oke kembali ke topik, setelah itu Cebi yang kenyang dan ternyata mengantuk, masuk ke dalam rumah-rumahnnya yang aku buatin dari kerdus. Dia masuk tapi melihat keluar, aku iseng mengambil lidi dan ujungnya aku kaitkan dengan plastik, khas mainan Abel dulu. Nah, aku gerak-gerakin dengan cepat di depan Cebi. Mancing reaksinya gitu.. Tapi Cebi cuman ngeliatin, tapi mata nya membulat, seperti Abel waktu diajak main dan lagi 'hunting'. 'Ayo Cebi, Ayo' aku memancing Cebi untuk berdiri. Tapi dia enggak berdiri-diri juga. Akhirnya aku sadar, kalau dia seperti itu bukan karena nggak mau, tapi mungkin saja karena dia nggak bisa. Tangannya kanbukan seperti tangan Abel yg bisa menangkap-nangkap sesuatu dengan cepat. :( Oh so sad but true..Aku sampai terharu dan nangis waktu itu. Orang cacat diluar sana juga mungkin mereka awalnya seperti Cebi, namun kebanyakan dari mereka berlatih dan bisa melakukan hal yang sebelumnya menjadi keterbatasan mereka. Aku jadi lebih bersyukur diciptakan lengkap tanpa kurang apapun.Jadi Cebi harus lebih banyak berlatih biar bisa jadi seperti kucing normal.
Setelah makan, Cebi tidur. Aku pun tidur.. Tapi Oh....jam set5 aku dibangunkan dengan suara seperti ada yang mengais-ngais di bawah tempat tidurku. Dan Jeeeeeng.. Cebi eek TT.TT Aku enggak nyyalahin dia sih, wajar aja toh pintu kamar aku tutup dan pasti dia kebelet. Akhirnya aku bangun awal, sholat lalu setelah itu membersihkan kotorannya Cebi. Tempat tidur ku sampai lepas penyangga nya gara-gara aku tarik-tarik :( Akhirnya pagi itu pun sebelum kuliah aku jadi beres-beres kamar sama Mama. Waah, olahraga deh itung-tung :D
Lalu sepulang kuliah, aku langsung ngampirin Cebi yang ternyata setelah aku cari-cari dia bersembunyi di samping kursi ._. Dia masih takut kalau mendengar suara derap langkah kaki, banyak sekali suara di rumah ku yang membuat dia bersembunyi -__- Oh Cebi, lama-lama kamu juga akan terbiasa :)
Tapi aku keheranan melihat perut Cebi yang gendut banget, kenapa dia enggk buang kotoran ya? Apa gara-gara makanan yang aku berikan? oh :( liat entar malam lah.
Setelah itu aku membawa Cebi ke atas loteng, aku ajak Cebi makan disana, tapi waktu aku tinggal sebentar ke bawah, lagi-lagi Cebi menemukan tempat persembunyian yang baru -__- dia hampir aja masuk ke bawah loteng, dan bakalan repot banget ngeluarin nya kalau sampai dia masuk. Untung saja aku sempet narik Cebi. Setelah itu, aku mengajari Cebi naik ke atas kerdusnya dan memanjat ke atap. Cebi bisanya memanjat bukan meloncat seperti kucing-kucing lain. Tapi sebenarnya dalam keadaan ketakutan dan dikejar-kejar, Cebi itu bisa melompat -__- Yah setelah jatuh bangun berlatih, akhirnya Cebi bisa naik ke atap :D Cebi the sxplorer pun mulai menjelalajah atap dan oh No Cebi, dia menemukan tempat epersembunyian lagi. Oke, petualangan dihentikan sampai disini. Kalau dia sampai masuk ke sana, aku yang repot -___-
 Malamnya Cebi aku beliinbedak kutu, pasir tempat dia buang kotoran, dan juga makanannya. Cebi pinter sekali lho, setelah aku letakan dia di atas pasirnya, dia langsung saja buang air besar :)) Malam itu dia dua kali buang air besar dan sekali buang air kecil.D
Dia juga suka sama makanan keringnya dan mau dikasih vitamin :)) Cebi penurut lho..
Kucing pintar :))
Sepertinya Mama dan Nasya juga udah jatuh cinta sama Cebi, semoga kami bsia merawat Cebi dengan baik ya n.n

Cebi the explorer

Pose nya si Cebi :))

Thursday, November 29, 2012

Pertemuan Pertama

Entah lah apa yang direncanakan Allah SWT untuk ku..
DIA pertemukan aku denga seekor mahlukc ciptaannya yang begitu ringkih namun entah mengapa memikatku..
Pertama kali melihat mahluk itu, aku terkesima, dia berdiri diatas kedua kaki belakangnya dia melihat kearah datangnya aku dan kedua temanku yang sedang berniat mencari sarapan di fakultas pertanian UGM, namun langkahku terhenti dan dengan tergesa gesa aku menghampiri mahluk itu,kucing itu, yang dia tak menghindar saat aku berusaha menggendongnya.
"Aah.." aku terkejut, kucing itu kedua kaki depannya cacat, pantas saja dia berjalan terseok-seok dan dapat berdiri dengan kedua kaki belakangnya seperti kelinci. Namun dia begitu lucu, bulunya putih namun kusam dan kotor, ya wajar saja dia kucing liar yang tak terawat, matanya besar berwarna hitam ke abu abuan, menatapku ingin tahu, mungkin baru kali ini ada orang yang mau menggendongnya, mungkin banyak perlakuan tak pantas yang telah diterima nya selama ini.Lalu aku dan kedua temanku, Cendy dan Bulan, bertanya-tanya apakah gerangan yang telah terjadi pada kucing kecil ini, sehingga kedua kaki depannya menjadi seperti itu. Apakah cacat bawaan lahir? Atau...tulang kakinya patah karena sesuatu? Membayangkan dugaan aku bergidik, seperti apakah kesakitan yang kucing kecil itu rasakan? Padahal pada waktu itu aku perkirakan umurnya mungkin baru sekitar 3 atau 4 bulan. Sedangkan melihat dari bentuk fisiologi tubuhnya, sepertinya dia telah beradaptasi cukup lama dengan kedua kaki seperti itu. Dia sudah bisa berjalan dan bahkan meloncat. Aku terus saja menggendong kucing itu. Entah kenapa aku ingin sekali merawatnya. Aku kagum dan salut, subhanallah sekali. Kucing kecil itu bisa bertahan sampai sejauh ini. Aku ingin merawatnya hingga dia besar, sehat. Aku kagum melihat kelincahannya. Walau memiliki kekurangan, kucing itu tetap bersemangat bergerak kesana kemari, ya khas anak-anak lah.
Lalu setelah berdiskusi, Bulan mencetuskan panggilan untuk kucing itu, yaitu Cebi. Kepanjangan dari cat rabbit, hahaha. Pas sekali ya. Kami bertiga pun sepakat memanggilnya Cebi.
Setelah ebberapa menit duduk tidak jelas disitu, kami bertiga memutuskan untuk mencari makan di tempat lain, karena kantin FTP saat itu brlum semua buka. Kami pun memutuskan pergi ke kantin hukum. Selama perjalanan aku terus menggendong Cebi, dalam benakku aku bingung, bagaimana ya cara membawa Cebi ke rumah? Dan gimana ya apa diberi izin untuk metawat Cebi dirumah? Lalu tiba-tiba saja aku kepikiran untuk membawa Cebi ke rumah sakit dokter hewan Prof.Soeparwi. Cendy dan Bulan setuju untuk menemaniku kesana. Pada akhirnya kami makan di kantin fisipol.Aku membelikan Cebi sepotong ikan ukuran besar, dan Cebi menghabiskannya dengan lahap.Perutnya langsung menjadi buncit, dan selama perjalanan ke rumah sakit hewan, dia tertidur. Sesampainya dirumah sakit dan setelah diperiksa, dokter bilang bahwa Cebi tidak memiliki penyakit serius, dia hanya kekurangan nutrisi, mungkin saja juga cacingan, dan kutuan. Ya maklum namanya juga kucing liar.Setelah saya tanyakan tentang kakinya, dokter itu menjelaskan untuk kepastian lebih baik di rongent. Tapi dokter itu sempat bilang kemungkinan ini patah. Dan akan sulit untuk mengembalikan ke ke keadaan normal. Ya sudah lah, maaf ya Cebi aku tak punya biaya untuk merawatmu dengan perawatan medis yang mahal :(. Setelah itu Cebi disuntuik vitamin dan dibersihkan telinga dan hidungnya. Aku dibekali tips-tips serta  vitamin dan obat cacing untuk Cebi.
Setelah itu, terjadi kejadian yang konyol. Aku dengan teledornya membiarkan Cebi turun dari bangku dan dia akhirnya masuk ke bawah kulkas. Cebi yang tampaknya masih penakut, tak mengerti dipanggil dan dia tak mau keluar. Dengan bantuan seorang office boy dan apoteker disana, akhirnya Cebi mau keluar. Oh, sungguh malu dan sangat merepotkan! Aku berkali kali minta maaf dan berterima kasih kepada orang-orang yang menolongku tadi. Lalu kami berempat pun pulang (ohya, Diyan akhirnya ikutan kerumah sakit hewan). Setelah itu mereka bertiga mengantar Cebi kerumah, dan aku menyusul menggunakan sepeda.Oh ada kejadian yang tidak mengenakan disini, aku dimarahi oleh datok dan nenek. Dan belakangan aku tau kalau Cendy, Diyan dan Bulan juga kecipratan kemarahan nenekku. Aku menjadi sangat tidak enak :( Bantuan mereka sungguh sangat berarti. Dan mereka mendukungku merawat Cebi. :)
Kisah selanjutnya menyusul ya...

Cabi yang sedang tertidur pulas sekali

 
Ini dia kaki depan Cebi, bengkoknya tidak wajar





Sunday, March 4, 2012

Malam dan Siang

Di malam yang gelap tak berbintang dan di bawah awan temaram yang tak kunjung menghilang..
Kabut hiasi daun disemiliran sunyi...
Aku meliput lara di duka hati..
tak kunjung pergi ke biduan sang senja
Oh malam yang tak berdosa, hinakah aku tuh mengaggumi..
Tariklah aku kedalam kedamaianmu...
Aku lelah melihat kesemerawutan ini..
Tak lihat kah kau aku tenggelam?
Tak lihatkah kau aku bergelimang dosa dan duka

Raja siang kau terus hinggap di ambang dunia
Berputar mengikuti pola hidup
Membatasi apa yang harusnya tak berlebihan
Debu desah keluh kesah manusia
Kau hirup hiruk pikuk keramaian kota
Jemu tak jemu kau lirihkan suara siang
Oh siang, tolong aku..
Malam menutup matanya padaku
Jangan kau ikutan begitu...
Aku ini hina aku tau
Aku ini dusta aku mengerti
Tapi, beri aku satu arti dari kehidupan
Agar aku mengerti
Jiwaku akan mati jika tak ada sebongkah harapan
Jangan pupuskan senyumku aku mohon
hanya itu yang aku punya
aku mohon...
tarik aku ke pangkuanmu..

Wednesday, August 17, 2011

Missing them

Aku punya sahabat.
Banyak sahabat...
Ada cowok ada cewek
Kita sepakat menamai nya 15's besties
Ini bukan geng. Bukan juga semacam kelompok
Tapi Aku menggagap 14 orang itu udah sebagai saudaraku
Walau sempat ada terbesit rasa naksir, dsb.. Akhirnay aku sadar, aku dan Mereka itu memang cocoknya sebagai sahabat..
Aku punya banyak sahabat yan mengerti diriku..

Kalian lah yang membuatku semangat lagi
Kalian yang membuatku bisa bertahan sampe sekarang
Kalian ada di masa masa sulitku di Pontianak
Pas aku di Jogja juga kalian ada, di hatiku..
Kalau saat masa masa sulit itu kalian enggak ad buat aku, mungkin aku udah gak ada disini sekarang....

Aku sayang kalian..
Bertahun tahun kenal kalian semua membuat aku dekat banget dengan kalian..
Dari SD sampe sekarang.. Kalian teman sejati menurut aku..

Aku harap aku dan Kalian tak terpisahkan oleh siapa pun.. Sampe kapan pun..

Friday, September 24, 2010

HARAPAN




Well, 15 tahun hidup di dunia membuatku banyak sekali merasakan hal yang tak terduga dan begitu bewarna.Sangat menyentak jiwa, mengaduk perasaan, menghentak kepala, dan menyingkirkan akal sehat. Tidak, ini nggak cumin karena pacar, cinta, suka atau apalah. Ini tentang SEMUA. Keluarga, persahabatan, permusuhan, sosialisasi, dan yang lainnya. Tentang rasanya dicintai, disayangi, dikasihi, diperhatikan, di lindungi, di khianati, dibohongi, ditinggalkan, ditusuk dari belakang, atau yang lainnya. Entah apa yang harus kuhaturkan kepada Allah SWT akan pemberian berjuta perasaan yang dilimpahkan Beliau kepadaku. Apakah rasa syukur akan cinta atau protes akan sakit?


Awalnya menutup diri adalah tindakan defensifku untuk berlindung dari rasa sakit, seperti tidak mau terlalu mempercayai seseorang atau tidak terlalu menyukai seseorang. Kebaikan yang kulakukan kadang tak jarang di salahgunakan, tapi tak jarang juga aku bertemu dengan orang yang begitu mneghargai kebaikanku dengan sungguh-sungguh. Pernahkan, ada yang merasakan atau dengan sengaja menghayati nikamatnya mendapatkan ucapan terima kasih yang tulus dari mulut orang yang sudah kita bantu? Subhanallah, terima kasih.. Kata penuh makna yang di dalamnya terbungkus pahala dari menolong sesama. Namun apa yang harus kulakukan bila ada yag memanfaatkan dengan licik kebaikan yang kulakukan? Atau mengkhianati kepercayaan yang kuberikan? Hurt. Menyakitkan.


Seumur-umur sangat jarang aku merasakan sakit batin yang menusuk-nusuk. Jarang, sangat jarang. Karena tanpa sadar aku membatukan hatiku. Membatukan hatiku yang akhirnya malah membocorkan kelenjar air mataku untuk merebakkan lebih banyak air asin di permukaan pipiku. Ya Allah, haruskah aku percaya atau menyerahkan diri pada sesuatu yang belum pasti? Atau malah seharusnya aku membiarkan semuanya berjalan apa adanya. Nggak melawan, tanpa protes atau tanpa intrupsi? Hm, sakit batin itu sungguh menyiksa, ya, Ya Allah? Air mata jadi sering keluar, kepala sering berdenyut hebat, atau bahkan nafas yang sering tersengal-sengal? Pengen rasanya menghindari rasa sakit itu, karena sungguh menyiksa, Ya Allah  Sakit banget ..


Malam ini, aku iseng memerintahkan otakku untuk berangan- angan memikirkan hal yang janggal. Aku yang sering mengetahui apa yang dulunya tersembunyi, malah sakit hati atau kecewa. Aku bertanya, mana yang lebih baik? Mengetahui tetapi menyakitkan atau tidak tahu tetapi tidak sakit? Menurut pendapatku dan bila aku adalah aku, aku akan memilih tidak tahu dan tidak sakit. Di situ ada dua kata tidak, yang yaah memang bisa di bilang menghindari maslaah atau tidak berani mengambil resiko. Pengecut cilik. Tapi mau gimana lagi, sakit batin itu nggak enak banget. Menyakitkan, menyiksa, menghambat langkah dan pikiran. Membuntukan pikiran akal sehat. Menjadikan emosi dan perasaan sebagai raja, logika dan realita di kesampingkan. Di saat seseorang menderita sakit batin, dia akan menghitung tiap detiknya sebagai penyesalan dan kesedihan . Alhamdulillah bila kau orang yang easy going atau berlangkah ringan, tetapi sungguh sakit batin itu menyiksa banget.


Tapi di sisi lain, thanks buat sahabatku yg sudah menyumbangkan pedapatmu, disitu dia berkata “Tau walaupun itu menyakitkan, karena dengan begitu kita masih bisa punya harapan yang lebih baik setelah tau hal yang menyakitkan itu. Masih ada HARAPAN.”


See? Dia mengatakan ‘HARAPAN’. Sudah lama banget ya kata harapan itu tidak singgah di otakku, harapan, suatu hal yang menjadi angin sejuk di suatu kejerumusan. Harapan, titik terang yang di cari atau dinanti manusia untuk bisa lepas dari masalah. Harapan, Ya Allah masih adakah harapan pada suatu hal yang sudah PARAH sekalipun? Masah ada kah? Harapan, aku sangat berharap akan keajaibannmu Ya Allah, ujianmu sangat berat tapi disetiap firmanmu ada tersirat harapan dan hikmah di balik semua ujian itu. Ya Allah, setelah gelap ada terang, setelah malam ada pagi, tetapi setelah itu ada malam lagi, dan seterusnya tetap seperti itu sampai kau berkehendak mengubahnya.